Museum Batik Pekalongan, Kenalkan Batik di Gedung yang Estetik

Uli Febriarni
Sabtu 25 Mei 2024, 21:07 WIB
Contoh batik yang dipajang di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Contoh batik yang dipajang di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Ke mana kamu menghabiskan libur panjang kali ini? Apakah sudah ke Yogyakarta? Surabaya? Bandung? atau ke luar negeri?

Kalau kamu masih belum sempat liburan, atau sudah mulai merencanakan liburan berikutnya, maka sesekali kamu perlu melirik Pekalongan, sebuah daerah di Jawa Tengah.

Masih berada di kawasan pantai utara (pantura), Pekalongan menawarkan bentang alam yang cantik, pantai, dan kesejukan pegunungan. Tetapi, kalau kamu ingin sekadar city tour, maka kamu bisa mengunjungi pantai, wisata kuliner, atau ke museum.

Salah satu museum yang bisa kami rekomendasikan untuk dikunjungi adalah Museum Batik Pekalongan; mengingat, Pekalongan terkenal dengan julukan Kota Batik.

Museum Batik Pekalongan berada di tengah Kota Pekalongan, begitu dekat dengan alun-alunnya.

Baca Juga: Tak Semua Koleksi Museum Bisa dengan Mudah Dilihat Pengunjung, Universitas Glasgow Kembangkan Proyek Museum Metaverse

Pintu depan Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Museum Batik Pekalongan berdiri di kompleks Taman Hiburan Rakyat, pada 1972. Bangunan museum dulunya berukuran kecil, dengan sarana dan prasarana yang minim. Nasib Museum Batik Pekalongan tak juga membaik di era 1990-an, karena aktivitasnya justru mati suri, meski ia sudah menyatu di bawah kelola Kantor Pariwisata daerah setempat.

Baru kemudian pada 2006, atas inisiatif pemerintah bersama masyarakat, komunitas dan lembaga terkait, Museum Batik Pekalongan yang lebih baik berdiri menempati gedung bangunan yang sekarang dapat kamu datangi.

Berdasarkan catatan, gedung museum awalnya difungsikan sebagai kantor administrasi keuangan pabrik gula se-wilayah Pekalongan, kemudian dalam perkembangannya menjadi kantor Balai Kota Pekalongan dan menjadi kantor pemerintahan.

Pengunjung di Museum Batik Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Baca Juga: POCO F6 dan F6 Pro Rilis Global, Cek Spek dan Harganya

Baca Juga: Seseruan di Momen Liburan dengan Speaker Portabel JBL dan PartyBox Terbaru

Begitu masuk, kita akan disambut dengan ramah oleh petugas, dan disarankan untuk membeli tiket masuk. Selanjutnya, kita akan diarahkan menuju ruang pamer, sebelumnya mereka akan menjelaskan jumlah ruang pamer yang ada di museum.

Jika tertarik memasuki satu demi satu ruang pamer, maka kita bisa menemukan banyak koleksi yang disimpan dan dipamerkan. Mulai dari batik, alat pembuat batik, pewarna, foto-foto dokumentasi proses pembuatan batik di masa lampau, sampai foto para saudagar batik Pekalongan tempo dulu.

Pajangan foto pengusaha batik Pekalongan masa lampau, di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Jangan khawatir bingung dengan koleksi-koleksi yang ada, jika kamu tidak mendapat giliran pendampingan dari tim museum. Kamu tetap bisa memahami makna koleksi yang ada, karena tertera keterangan melengkapi tiap pajangan.

Dimulai dari Ruang Pamer I, ruangan dengan pintu kayu tersebut memajang koleksi batik dengan motif pakem khas Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Koleksi mereka dibagi menjadi tiga jenis batik, yaitu batik saudagaran, batik keseharian, dan batik awisan atau larangan.

Baca Juga: Alasan Kamu Perlu Coba Tonton Salah Satu Film Horor yang Sedang Naik Layar

Batik saudagaran adalah batik yang motif khasnya muncul pada abad XIX atau sekitar tahun 1850-an. Motif-motif tersebut dibuat oleh para pengusaha (saudagar) batik. Mengambil inspirasi dari pola batik tradisional batik keraton, para pembatik memodifikasi, memberi variasi, pewarnaan, mengombinasikan antarmotif.

Di masa ini juga dimulainya era batik cap, ide awalnya, para pengusaha ingin menghadirkan batik berwajah indah namun harga lebih terjangkau.

Contoh batik yang dipajang di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Berikutnya, batik keseharian merupakan batik yang sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari warga, tiap motif yang ada menjadi simbol doa dan harapan. Pada pelaksanaan ritual acara yang berkaitan dengan daur hidup, kain batik yang digunakan juga memiliki motif tertentu.

Baca Juga: Kisah Kepahlawanan Jenderal Sudirman Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul, Museum Ini Saksinya

Sementara itu, koleksi batik awisan/larangan mengingatkan kita bahwa pada masa lalu, di Jawa, keraton adalah pusat budaya, terutama Keraton Mataram (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta). Kedua kerajaan besar tersebut mempunyai andil besar dan sangat memengaruhi perkembangan batik dan pembatikan di masyarakat.

Batik awisan adalah jenis batik yang sarat dengan aturan penggunaan dan nilai sakral. Pembuatan batik bagi lingkungan keraton adalah aktivitas bersifat spiritual.

Selain menunjukkan doa, harapan dan status sosial di kemasyarakatan, motif batik larangan dipercaya mampu menciptakan suasana religius dan aura magis, sesuai makna yang dikandung dalam tiap motifnya.

Contoh batik yang dipajang di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Baca Juga: 3 Tips untuk Orang Tua, Ketika Anak-Anak Mulai Kenal Chatbot

Batik yang dibuat dengan motif yang sudah berbaur dengan value budaya pendatang, dipajang di museum ini, tepatnya di Ruang Pamer II. Batik dengan pengaruh Jawa Barat, Belanda, Tionghoa, bahkan Madura ada di ruangan ini. Wajah batik di ruang ini membawa warna yang mengingatkan kita dengan Batik Lasem dan Batik Madura, cerah, manis, penuh bunga dan burung.

Koleksi batik yang ada di Museum Batik Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Lalu, di Ruang Pamer III bukan hanya terdapat batik yang dibuat dengan cara tulis dan mencolet, melainkan juga cap, bakaran, lukis, gentongan, sampai batik yang telah dikombinasikan dengan kain tenun.

Mengenal alat-alat pembuatan batik di sini juga bisa memberikan kesan tersendiri, karena kamu akan melihat langsung wadah raksasa tempat pembatik merebus kainnya.

Alat cap batik yang dipajang di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Keterangan pihak museum, koleksi batik di Museum Batik Pekalongan ada 150 helai tiap sekali pajang. Meski demikian, batik yang dipajang akan berganti tiap satu tahun sekali. Total, Museum Batik Pekalongan memiliki 1.200 koleksi batik.

Gedung Museum Batik ditata dengan pencahayaan yang hangat di mata, namun tetap bisa menampilkan motif dan warna kain batik dengan jelas, serta diperkirakan presisi dengan warna asli.

Baca Juga: Selalu Ada Sesuatu di Yogyakarta, Salah Satunya Sate Kere

Baca Juga: Museum Benteng Vredeberg Direvitalisasi, Buka Pertengahan 2024

Beralih ke bagian luar gedung, area taman kecil museum nampak bagaikan rumah seorang saudagar tempo dulu.

Air mancur kecil dengan taman yang hijau, sejumlah kursi yang diletakkan tepat di bawah pepohonan rindang, menemani kamu rehat sejenak setelah menyimak beragam kain batik.

Suasana halaman bangunan Museum Batik, Pekalongan(Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Jika penasaran ingin merasakan membuat batik, kamu bisa mampir ke ruang workshop untuk mencoba membuat batik, baik itu batik tulis dan batik cap.

Tanda petunjuk ke ruang Workshop membuat batik, di Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Baca Juga: Sam Altman Kembali Beri Bocoran Tentang GPT-5

Baca Juga: Sharp AQUOS R9, Ponsel dengan Spesifikasi Standar Militer AS dan Kamera Yahud dari Leica

Tak ingin pulang dengan tangan kosong? sambangi kios oleh-oleh mungil di sebelah ruang workshop. Kamu bisa memilih kain, tas, dan benda mungil lainnya yang tentunya bermotif batik untuk dibawa jadi cenderamata.

Suasana di koridor Museum Batik, Pekalongan (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)
Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive27 Juli 2024, 11:50 WIB

Mejeng di GIIAS 2024, Lebih dari 100 Unit IONIQ 5 N Diborong Konsumen

Angka pembelian mencapai tiga digit itu, berasal dari penjualan melalui website dan tenaga sales Hyundai.
Mejeng di GIIAS 2024, lebih dari 100 unit Hyundai Ioniq 5 N dipesan (Sumber: Hyundai Indonesia)
Automotive26 Juli 2024, 20:36 WIB

Nissan Sakura dan Ariya Mejeng di GIIAS 2024, Begini Spek Mesinnya

Dua mobil listrik ini termasuk kategori BEV.
Nissan Ariya dan Sakura debut di GIIAS 2024. (Sumber: Nissan)
Automotive26 Juli 2024, 19:19 WIB

GIIAS 2024: Isuzu Meluncurkan MU-X dan D-Max Single Cabin 2024

Dua mobil ini mumpuni untuk melintasi berbagai wilayah off-road.
Isuzu mengumumkan MU-X dan D-Max SC di GIIAS 2024. (Sumber: isuzu)
Techno26 Juli 2024, 18:17 WIB

Google Update Play Store dengan Ulasan Aplikasi Bertenaga Kecerdasan Buatan

Pembaruan fitur ini sudah tersedia untuk semua pengguna Android.
Google Play Store kini ditenagai dengan kecerdasan buatan. (Sumber: Google)
Techno26 Juli 2024, 16:48 WIB

Butuh Kolaborasi dan Tindak Lanjut dari Pemerintah untuk Transformasi Digital Indonesia

Indonesia menjadi salah satu destinasi investasi digital yang menggiurkan.
Ilustrasi transformasi digital. (Sumber: freepik)
Startup26 Juli 2024, 16:29 WIB

Koltiva Dukung Pemkab Aceh Singkil: Tandatangani MoU Tata Kelola Kelapa Sawit

Kolaborasi ini juga ditandai dengan peluncuran dasbor Multi Stakeholder Forum (MSF) Aceh Singkil
Koltiva dan Pemkab Aceh Singkil tandatangani MoU tentang tata kelola kelapa sawit.
Lifestyle26 Juli 2024, 16:04 WIB

Lisa BLACKPINK Resmi Menjadi Duta Merek Terbaru Louis Vuitton

Rapper dan penyanyi itu sebelumnya berafiliasi dengan Celine milik LVMH.
Lisa BLACKPINK resmi menjadi duta global merek Louis Vuitton. (Sumber: null)
Techno26 Juli 2024, 14:37 WIB

Ethereum ETF Resmi Diluncurkan di Amerika Serikat, Bakal Berpengaruh pada Kripto?

Setidaknya diharapkan berdampak positif bagi industri cryptocurrency.
ETF. (Sumber: istimewa)
Techno26 Juli 2024, 13:59 WIB

Realme Payday Sale, Ini Daftar Smartphone yang Dapat Diskon Harga

Program Realme Payday Sale akan berlangsung mulai tanggal 25-31 Juli 2024.
Realme Payday Sale.
Lifestyle25 Juli 2024, 18:30 WIB

Venzha Gagas Kampung UFO di Kota Jogja, Beri Edukasi Gratis tentang Luar Angkasa

Kampung UFO Gedongkiwo jaga kelestarian bumi dengan cara unik.
Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) Venzha Christ. (Sumber: istimewa)