Setiap daerah punya makanan khasnya masing-masing, baik itu makanan berat maupun makanan ringan atau camilan. Kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu jenis camilan yang cukup ramai dijajakan di kawasan Malioboro dan Pasar Beringharjo,Kota Yogyakarta.
Bila kamu berkunjung ke Yogyakarta, menyambangi kawasan pasar Beringharjo; lalu melihat kepulan asap yang membumbung, diikuti aroma terbakar, coba ikuti dan telusuri dari mana asap itu berasal. Bisa jadi, asap itu berasal dari aktivitas ibu-ibu pedagang sedang membakar sate kere.
Baca Juga: Hidupmu Terasa Berat dan Penat? Kunjungi Wisata Religi Sejenak, Hati Tenang Batin Lapang
Sebetulnya apa itu sate kere? Sate kere merupakan sebutan untuk jajanan berbahan lemak yang menempel pada daging sapi. Sate kere dijual dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000, Rp5.000, dan bisa dipesan menggunakan lontong maupun tidak.
Sate kere, istilah tersebut berasal dari bahasa jawa yang secara harafiah berarti sate 'miskin'. Konon, sate kere di masa dahulu merupakan kudapan bagi warga miskin yang ingin memakan sate namun tak mampu membeli daging.
Sate kere Beringharjo merupakan salah satu spot kuliner sate kere yang banyak diminati wisatawan, yang penasaran dengan rasanya.
Di kawasan pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, ada beberapa penjual sate kere legendaris, karena mereka telah menjual sate kere bertahun-tahun lamanya; sebut saja Mbah Suwarni maupun Mbah Ponjiah.
Sate kere, bukan sekadar gajih sapi yang dibakar. Melainkan dibumbui terlebih dahulu dengan racikan bawang merah, bawang putih, gula jawa. Kemudian dibakar hingga matang.
Baca Juga: Wajib Coba Enam Makanan Ini Ketika Datang ke Yogyakarta