ByteDance Bantah akan Jual Saham Mayoritas TikTok di Amerika Serikat

Rahmat Jiwandono
Rabu 01 Mei 2024, 18:31 WIB
ByteDance. (Sumber: Istimewa)

ByteDance. (Sumber: Istimewa)

Techverse.asia - ByteDance menerbitkan sebuah laporan bahwa mereka mempertimbangkan penjualan saham mayoritas di bisnis TikTok di Amerika Serikat (AS) – setelah pemerintah AS mengadopsi UU yang memaksanya untuk melepaskan posisi kepemilikannya atau menghadapi larangan terhadap aplikasi tersebut – adalah “tidak benar.”

Raksasa internet China ini menanggapi laporan pada April kemarin oleh situs berita teknologi The Information, yang mengutip sumber anonim, bahwa ByteDance secara internal sedang menjajaki skenario untuk menjual saham mayoritas di bisnis TikTok di Negeri Paman Sam, sebaiknya kepada perusahaan di luar industri teknologi, dan tanpa algoritma yang merekomendasikan video kepada pengguna TikTok.

ByteDance memposting penolakannya terhadap laporan tersebut di platform berita Toutiao milik mereka sendiri di Negeri Tirai Bambu, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal (WSJ).

Baca Juga: Instagram Rombak Algoritmanya, Tampilkan Lebih Banyak Konten dari Kreator Kecil

TikTok mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengajukan gugatan yang menantang UU AS yang baru berdasarkan Amandemen Pertama. Jika gagal, aplikasi tersebut dapat dilarang di AS pada awal Januari 2025 mendatang.

Berdasarkan UU yang baru, yang dipercepat melalui Kongres, kecuali ByteDance menjual sahamnya di TikTok selambat-lambatnya pada April 2025 kepada pemilik yang berbasis di negara yang tidak dianggap oleh AS sebagai "musuh asing."

Sehingga aplikasi video populer tersebut akan ilegal untuk didistribusikan di AS. Regulasi tersebut sudah ditandatangani menjadi UU oleh Presiden AS Joe Biden pada 24 April 2024 sebagai bagian dari paket bantuan darurat luar negeri.

Jika ByteDance memiliki ide untuk menjual TikTok, itu akan menjadi transaksi yang sangat mahal. Di AS saja, aplikasi ini menghasilkan pendapatan sebesar US$16 miliar pada 2023, sehingga memberi nilai bisnis hingga US$150 miliar.

Baca Juga: Dituduh Membuat Kecanduan, ByteDance Tarik Fitur Ini dari TikTok Lite di Uni Eropa

Pada sidang komite DPR AS yang kontroversial tahun lalu, Chief Executive Officer (CEO) TikTok Shou Zi Chew menegaskan bahwa memaksa ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya di aplikasi tersebut tidak akan mengubah cara TikTok beroperasi.

“Perubahan kepemilikan tidak akan memberlakukan pembatasan baru pada aliran atau akses data. Semua perusahaan global menghadapi tantangan bersama yang perlu diatasi melalui pengamanan dan transparansi,” kata Shou Zi Chew saat itu1.

Anggota parlemen AS telah menyuarakan kekhawatiran yang kuat bahwa TikTok merupakan ancaman keamanan nasional, dan menyatakan bahwa ByteDance berada di bawah pengaruh Partai Komunis China (PKC) dan dapat 'mempersenjatai' TikTok untuk memata-matai orang Amerika Serikat.

Baca Juga: ByteDance Diam-diam Rilis 4 Aplikasi AI Generatif, Ditenagai oleh OpenAI

TikTok berulang kali mengklaim bahwa pemerintah China tidak pernah mengajukan tuntutan untuk mengakses data pengguna aplikasi tersebut.

Selain itu, dikatakan bahwa 60 persen kepemilikan ByteDance diwakili oleh 'investor institusional global' termasuk Blackrock, General Atlantic, dan Susquehanna International Group. Sedangkan sediktinya 20 persen lainnya dimiliki oleh para pendiri ByteDance dan 20 persen sisanya dimiliki oleh karyawannya - termasuk lebih dari 7.000 orang Amerika - menurut TikTok.

Seperti diketahui, Amerika Serikat mengesahkan UU yang mendesak perusahaan China, ByteDance, untuk menjual operasional TikTok. Disahkan pada Selasa (24/4/2024), Presiden Joe Biden telah menandatanganinya.

Beberapa analis memperkirakan aplikasi tersebut bisa dijual dalam harga US$50 miliar atau sekitar Rp808 triliun. Melansir DW, digadang-gadang hanya perusahaan seperti Apple, Amazon, Google, Meta, Microsoft atau Netflix yang mampu membeli TikTok.

Baca Juga: Marco Rubio Desak Pelarangan Aplikasi TikTok di Amerika Serikat karena Dianggap Sebagai Mata-mata China

Tetapi, perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi menjadi sasaran penyidikan terkait dengan anti-monopoli, jika membeli operasional TikTok di Amerika. Maka alternatifnya, seluruh atau sebagian TikTok dapat dipisahkan menjadi perusahaan publik independen, atau raksasa ekuitas swasta yang berbasis di AS kemudian mengambil tindakan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

ByteDance Diminta Menjual TikTok

Rabu 06 Maret 2024, 16:08 WIB
ByteDance Diminta Menjual TikTok
Berita Terkini
Techno12 Desember 2025, 19:39 WIB

TicNote Pods: Earbud Pencatat Catatan Bertenaga AI 4G Pertama di Dunia

Earbud ini tersedia dalam dua kelir dan harganya hampir mencapai Rp5 juta.
TicNote Pods. (Sumber: Mobvoi)
Hobby12 Desember 2025, 19:15 WIB

Sinopsis Film Para Perasuk, Ini Daftar Para Pemainnya

Ini adalah film terbaru garapan Wregas Bhanuteja, tapi belum diungkap tanggal rilisnya untuk 2026 mendatang.
Poster film Para Perasuk. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 18:00 WIB

Instagram Beri Kendali Atas Algoritma Konten yang Muncul di Reels

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk mengontrol topik mana yang direkomendasikan oleh algoritmanya.
Pengguna bisa mempersonalisasi algoritma Reels yang muncul di Instagram. (Sumber: Instagram)
Lifestyle12 Desember 2025, 17:21 WIB

ASICS Hadirkan Sepatu Padel Sonicsmash FF, Ringan dan Terasa Lebih Lincah

Sepatu padel baru tersebut untuk membuat kecepatan terasa mudah.
ASICS Sonicsmash FF adalah sepatu khusus untuk padel. (Sumber: ASICS)
Techno12 Desember 2025, 15:16 WIB

Jenius x Zurich Luncurkan 2 Proteksi Perjalanan untuk Liburan yang Aman

Jenius adalah aplikasi perbankan digital.
Dua produk proteksi hasil kolaborasi Jenius x Zurich. (Sumber: Jenius)
Startup12 Desember 2025, 15:03 WIB

TransTRACK Raih Halal Logistics Excellence Award

Penghargaan ini didapat dari Halal Development Corporation Berhard pada World Halal Excellence Awards 2024 di Johor, Malaysia.
CEO TransTrack Anggie Meisesari saat menerima Halal Logistics Excellence Award. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 14:50 WIB

Samsung Galaxy Watch Mendukung Pembayaran QRIS Tap di Aplikasi myBCA

QRIS Tap myBCA hadi di Samsung Galaxy Watch, bertransaksi kian praktis.
Transaksi pakai QRIS Tap myBCA kini bisa dilakukan langsung dari pergelangan tangan. (Sumber: Samsung)
Automotive12 Desember 2025, 14:08 WIB

Kawasaki Z1100 ABS MY2026 Dipasarkan di Indonesia, Harga Hampir Rp400 Juta

Performanya semakin buas dan agresif.
Kawasaki Z1100 ABS MY2026. (Sumber: Kawasaki)
Startup11 Desember 2025, 19:20 WIB

MDI Portofolio Impact Report 2025: 8 Startup Diklaim Beri Dampak Nyata

MDI Ventures melihat laporan-laporan ini bukan sekadar dokumen tahunan, tetapi sebagai landasan untuk pengambilan keputusan.
MDI Ventures.
Techno11 Desember 2025, 18:15 WIB

Pebble Hadirkan Index 01: Cincin Pintar untuk Merekam Pikiran

Tangkap ide-ide terbaikmu sebelum ide-ide itu hilang begitu saja.
Pebble Index 01. (Sumber: Pebble)