TikTok di Amerika Serikat Terancam Dijual, Pengguna Diminta Bujuk Senator

Uli Febriarni
Jumat 15 Maret 2024, 14:21 WIB
TikTok mengajak penggunanya di Amerika Serikat untuk mencegah senator memblokir akses (Sumber: TikTok)

TikTok mengajak penggunanya di Amerika Serikat untuk mencegah senator memblokir akses (Sumber: TikTok)

TikTok meminta penggunanya di Amerika Serikat untuk membujuk senator mereka, sehari setelah rancangan undang-undang pelarangan TikTok disahkan oleh senat negara setempat.

Perusahaan tersebut menggandakan strateginya dalam mendesak pengguna untuk menghubungi anggota parlemen.

"Aplikasi ini mulai mengirimkan pesan dalam aplikasi baru kepada pengguna yang meminta mereka untuk 'memberi tahu Senator Anda betapa pentingnya TikTok bagi Anda' dan 'meminta mereka untuk tidak memilih larangan TikTok'," demikian diberitakan oleh Engadget hari ini, Jumat (15/3/2024).

CEO TikTok, Shou Chew, dikabarkan telah mengajukan permohonan langsung kepada pengguna, meminta mereka untuk 'melindungi hak konstitusional Anda' dan berjanji bahwa perusahaan akan 'melakukan semua yang kami bisa termasuk menggunakan hak hukum kami untuk melindungi platform luar biasa ini.'

Baca Juga: Serunya Kampanye #IniRamadanKita dari Google: Pertemukan Dua Generasi Nasida Ria x JKT48

Baca Juga: Kampanye #IniRamadanKita dari Google, Perkenalkan Fitur Pencari Kiblat

Peringatan baru ini adalah pesan kedua yang disampaikan TikTok kepada pengguna tentang RUU tersebut. Sebelum pemungutan suara di dewan perwakilan Amerika Serikat, perusahaan meminta pengguna untuk memanggil perwakilan mereka di DPR.

Analisis Engadget mengatakan langkah tersebut mungkin menjadi bumerang, karena anggota parlemen menuduh perusahaan tersebut mencoba 'mengintervensi' proses legislatif. Selain itu, kantor Kongres dilaporkan kewalahan menerima telepon, yang banyak di antaranya berasal dari remaja yang kebingungan.

"Dewan Perwakilan Rakyat baru saja memutuskan untuk melarang TikTok, yang berdampak pada 170 juta orang Amerika seperti Anda,” kata TikTok dalam unggahannya.

"Sekarang, jika Senat memberikan suara, masa depan kreativitas dan komunitas yang Anda cintai di TikTok bisa ditutup," lanjut pengumuman itu.

Baca Juga: Garmin Hadirkan Forerunner 165 dan Monitor Detak Jantung HRM Fit untuk Perempuan

ByteDance adalah induk perusahaan TikTok yang berbasis di China. Dan jika disahkan, ByteDance punya waktu enam bulan untuk menjual TikTok, jika tidak ingin platform media tersebut dilarang di Amerika Serikat.

Kemudian, Presiden Joe Biden mengatakan dia akan menandatanganinya menjadi undang-undang.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China lewat juru bicara kementerian, Wang Wenbin, mengkritik RUU pelarangan atau pemaksaan untuk menjual TikTok. Pemerintah China menyebut upaya tersebut tidak adil.

"RUU ini menentang prinsip-prinsip persaingan yang sehat dan peraturan perdagangan internasional. Jika alasan keamanan nasional digunakan untuk dengan sengaja menekan perusahaan-perusahaan unggulan negara lain, maka tidak ada keadilan," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut dia, dengan adanya RUU ini, maka dunia dapat melihat dengan jelas, apakah persaingan berbasis aturan yang dikampanyekan Amerika Serikat bermanfaat bagi dunia atau hanya menguntungkan mereka sendiri.

TikTok dimiliki ByteDance yang berbasis di China. Aplikasi video pendek tersebut memiliki lebih dari 170 juta pengguna di AS.

Baca Juga: Lebaran 2024 Bertabur Diskon dari tiket.com

Baca Juga: Redmi Buds 5 Menawarkan Masa Pakai hingga 40 Jam

Sementara itu, dalam artikel yang diunggah ABC News, jika ByteDance memutuskan untuk menjual TikTok ke perusahaan teknologi Amerika Serikat, diperkirakan sudah ada banyak nama perusahaan masuk daftar calon pembeli TikTok.

  • Meta

Meta merupakan salah satu calon pembeli potensial karena sama-sama berkecimpung di sektor media sosial. Tetapi pembelian ini bisa terganjal kebijakan anti monopoli di Amerika Serikat.

  • Google

Google saat ini memiliki YouTube yang bisnisnya mirip dengan TikTok. Namun, pembelian oleh Google juga mungkin tidak disetujui otoritas anti-monopoli di AS.

  • Microsoft

Microsoft diketahui sempat akan membeli TikTok. Pembelian TikTok oleh Microsoft kemungkinan lebih bisa diakomodasi oleh Regulator Amerika Serikat.

  • Amazon

Amazon saat ini berupaya mengembangkan bisnis periklanan digital. Maka membeli TikTok akan sangat membantu lini bisnis ini.

  • Apple

Pembelian oleh Apple tidak akan terlalu memicu isu monopoli.

  • X

Meski hal ini ada potensi terjadi, namun saat ini X sedang menghadapi berbagai masalah, termasuk banyak pengiklan yang mencabut kerja sama mereka.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

ByteDance Diminta Menjual TikTok

Rabu 06 Maret 2024, 16:08 WIB
ByteDance Diminta Menjual TikTok
Berita Terkini
Startup09 Oktober 2024, 17:32 WIB

Survei: Ini Penyebab Turunnya Gaji Pegawai Startup di Indonesia

Terdapat sejumlah posisi jabatan yang terdampak, namun ada juga yang gajinya malah naik.
Ilustrasi gaji perusahaan rintisan. (Sumber: freepik)
Startup09 Oktober 2024, 16:52 WIB

Waste and Wishes Indonesia Dapat Pendanaan dari GoTo Impact Foundation

Startup yang berfokus pada isu lingkungan ini akan memulai proyek ECC di Magelang, Jawa Tengah.
Perusahaan rintisan Waste & Wishes Indonesia. (Sumber: UGM)
Automotive09 Oktober 2024, 16:24 WIB

Honda CUV e: Resmi Hadir di Indonesia, Ada Tipe Road Sync Duo

Sepeda motor listrik ini total menawarkan enam warna pilihan dari dua model yang ada.
Honda CUV e: (Sumber: Honda)
Automotive09 Oktober 2024, 15:57 WIB

Meluncur Perdana di Dunia, Ini Spesifikasi dan Harga Honda ICON e:

Sepeda motor listrik ini bisa menempuh jarak hingga 50 kilometer lebih dalam sekali pengisian daya.
Honda memperkenalkan dua sepeda motor listrik baru ICON e: dan CUV e:. (Sumber: Honda)
Startup09 Oktober 2024, 15:05 WIB

4 Cara Startup Menuju Profitabilitas ala East Ventures

Menemukan jalur yang tepat menuju profitabilitas di lanskap digital Asia Tenggara.
Ilustrasi perusahaan yang profit. (Sumber: freepik)
Startup09 Oktober 2024, 14:32 WIB

OnPers: Startup Platform Media yang Pertama di Indonesia Resmi Meluncur

OnPers adalah perpaduan antara media sosial dan media massa.
Startup OnPers. (Sumber: istimewa)
Automotive08 Oktober 2024, 20:49 WIB

Wuling Menampilkan Lini Produk Mobil Listrik ABC Stories di IMX 2024

Enggak cuma memamerkan Wuling Air ev Lite Long Range dan CloudEV, turut hadir BinguoEV kreasi BTX dan Alvez bergaya Adventure.
Wuling BinguoEV yang telah dimodifikasi tampil di IMX 2024 pada 4-6 Oktober kemarin. (Sumber: Wuling)
Lifestyle08 Oktober 2024, 19:13 WIB

Respon Tren Make Up Hybrid, barenbliss Rilis Bloomatte Perfect Zoom Cover Cushion dengan SPF 50+ PA+++

Bloomatte Perfect Zoom Cover Cushion memiliki coverage tinggi serta mengandung sejumlah formula yang dibutuhkan untuk kulit.
Bloomatte Perfect Zoom Cover Cushion (Sumber: BNB)
Lifestyle08 Oktober 2024, 18:51 WIB

New Era Cap x Atlet BMX Nigel Sylvester Rilis Topi New York Mets

Topi New Era berkolaborasi dengan atlet BMX profesional Nigel Sylvester.
Topi New Era Cap hasil kolaborasi bersama atlet BMX Nigel Sylvester. (Sumber: New Era)
Automotive08 Oktober 2024, 18:32 WIB

Yamaha XMAX Connected Dapat Ubahan Warna dan Grafis Baru

Varian XMAX Connected Prestige Grey sekarang warnanya berubah menjadi Elixir Dark Silver.
Yamaha XMAX Connected kini tampil dengan warna-warna baru. (Sumber: Yamaha)