Dituduh Mematai Dua Jurnalis di Amerika Serikat, Begini Tanggapan CEO TikTok Shou Zi Chew

Rahmat Jiwandono
Jumat 24 Maret 2023, 15:37 WIB
Ilustrasi TikTok

Ilustrasi TikTok

Techverse.asia – Pada sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang digelar pada Kamis (24/3/2023) waktu lokal, CEO TikTok Shou Zi Chew menghadapi rentetan pertanyaan atas kekhawatiran bahwa data yang dikumpulkan pada pengguna aplikasinya di AS mungkin rentan terhadap pengawasan oleh China.

Tanggapan Chew terhadap salah satu pertanyaan tersebut secara khusus kemungkinan akan menggali lubang perusahaan lebih dalam lagi dalam hal membangun kepercayaan dengan Washington.

Mengutip laporan dari Forbes, yang kemudian dikonfirmasi oleh perusahaan itu sendiri, Perwakilan Florida Neal Dunn bertanya kepada Chew apakah perusahaan induk TikTok, ByteDance, telah memata-matai warga Amerika. Chew menjawab, "Menurut saya, memata-matai bukanlah cara yang tepat untuk menggambarkannya."

Pada Desember 2022, TikTok mengakui bahwa karyawan ByteDance menggunakan aplikasi tersebut untuk melacak lokasi wartawan yang melaporkan perusahaan secara kritis melalui alamat IP mereka. Empat karyawan ByteDance, baik yang berbasis di AS dan China, dipecat karena mengakses data dalam upaya nyata untuk mengidentifikasi sumber yang membocorkan informasi internal perusahaan kepada wartawan.

“Kepercayaan publik yang telah kami bangun dengan upaya besar akan dirusak secara signifikan oleh kesalahan beberapa individu. Saya yakin situasi ini akan menjadi pelajaran bagi kita semua,” Kata Kepala Eksekutif ByteDance, Liang Rubo, dalam email internal yang diterbitkan oleh Emily Baker-White, salah satu reporter yang diawasi. 

Baca Juga: CEO TikTok Beri Kesaksian di Depan Anggota Kongres AS: Kami Bukan Agen China

Kejadian data jurnalis yang diretas kemungkinan akan menjadi salah satu momen di antara banyak momen yang semakin merusak kepercayaan pada TikTok terlepas dari kampanye besar-besaran perusahaan untuk menggambarkan dirinya sebagai transparan dan akuntabel. Upaya itu, yang dikenal sebagai Proyek Texas, adalah reorganisasi perusahaan besar-besaran senilai $1,5 miliar yang pada akhirnya akan memindahkan data pengguna AS ke server domestik yang diawasi oleh raksasa perangkat lunak Amerika Serikat, Oracle, pada akhir tahun.

TikTok juga melakukan kampanye hubungan masyarakat paralel, merekrut influencer, mendekati jurnalis, dan menyebarkan pesannya melalui aplikasinya sendiri menjelang sidang.  Apakah tindakan tersebut akan berdampak pada hubungan tegang TikTok dengan pemerintah AS masih harus dilihat, tetapi sepertinya tidak.

Sekarang, dengan FBI dan Departemen Kehakiman AS dilaporkan tengah menyelidiki insiden ByteDance yang mengawasi jurnalis AS, perusahaan tersebut sedang dalam di pinggir jurang lantaran terus munculnya desakan untuk melarang pengguna aplikasi TikTok di negeri Paman Sam tersebut. 

Sebagaimana diketahui, menurut laporan internal ByteDance, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times, menemukan bahwa karyawan mengakses alamat IP dan data lain dari dua reporter yang berbasis di AS melalui akun TikTok mereka.

Kedua jurnalis yang datanya diakses adalah jurnalis untuk BuzzFeed News dan jurnalis di Financial Times. Staf yang terlibat memata-matai dua jurnalis itu sedang mencoba untuk melihat apakah wartawan tersebut sedang menyelidiki karyawan ByteDance lainnya. 

Baca Juga: TikTok Perbarui Aturan Pedoman Komunitas, Melarang Deepfake Tokoh Nonpublik dan Dukungan Palsu

Seorang juru bicara TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Variety, menyebutkan bahwa pelanggaran orang-orang itu, yang tidak lagi bekerja di ByteDance, adalah penyalahgunaan otoritas mereka yang mengerikan untuk mendapatkan akses ke data pengguna. Perilaku buruk ini tidak dapat diterima, dan tidak sejalan dengan upaya perusahaan di seluruh TikTok untuk mendapatkan kepercayaan dari pengguna.

"Kami menangani keamanan data dengan sangat serius, dan kami akan terus meningkatkan protokol akses kami, yang telah ditingkatkan dan diperkuat secara signifikan sejak insiden ini terjadi," tulis pernyataan tersebut dilansir Techverse.asia, Jumat (23/12/2022). 

Perwakilan BuzzFeed dan Financial Times mengecam pengawasan ByteDance terhadap reporter mereka. “Kami sangat terganggu oleh laporan bahwa karyawan ByteDance mengakses data pengguna pribadi seorang reporter BuzzFeed News, menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap privasi dan hak jurnalis serta pengguna TikTok,” kata juru bicara BuzzFeed News, mencatat bahwa media baru-baru ini melaporkan karyawan ByteDance yang berbasis di China mengakses data pengguna AS dan upaya perusahaan untuk "mendorong pesan pro-China ke orang Amerika."

Sementara itu, seorang juru bicara dari Financial Times yang berbasis di Inggris mengatakan, “Memata-matai wartawan, mengganggu pekerjaan mereka atau mengintimidasi sumber mereka sama sekali tidak dapat diterima. Kami akan menyelidiki cerita ini lebih lengkap sebelum memutuskan tanggapan resmi kami,” ujar juru bicara Financial Times

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno29 April 2024, 12:45 WIB

Realme C65 Rilis Awal Mei 2024, Punya Sertifikasi 4 Tahun Lag-Free

Menjadi satu-satunya smartphone di segmennya yang mendapat jaminan performa 48-month Fluency Certification rating A dari TÜV SÜD.
Realme C65. (Sumber: Realme)
Techno28 April 2024, 13:47 WIB

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius
Pengguna Apple sempat mengeluhkan akun mereka keluar secara misterius (Sumber: 9to5Mac)
Tips28 April 2024, 13:15 WIB

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism Waktu Jadi Turis

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism
Ilustrasi wisatawan. (Sumber: freepik)
Startup28 April 2024, 12:15 WIB

Punya Cadangan Nikel yang Besar, Indonesia Punya Posisi Strategis dalam Industri EV

Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik
Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik (Sumber: AC Ventures)
Startup28 April 2024, 11:47 WIB

MDI Ventures Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura

MDI Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura
MDI Genjot Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura (Sumber: MDI Ventures)
Techno28 April 2024, 11:33 WIB

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Daftarkan Tim Kamu!

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar
Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar (Sumber: Samsung)
Automotive28 April 2024, 09:53 WIB

Penjualan Kendaraan Penumpang Suzuki Naik 60%

Penjualan kendaraan penumpang Suzuki naik 60% kuartal 1 2024
(ilustrasi) Suzuki Jimny 5 pintu resmi meluncur di Indonesia. (Sumber: Suzuki)
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)