Techverse.asia - Amazon akhirnya meluncurkan gelombang pertama satelit internet Project Kuiper di atas roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA) pada minggu ini.
Baca Juga: Investasi Amazon Web Services di Indonesia Mencapai Rp88 Triliun, Komitmen 15 Tahun Lagi
Roket Atlas V ULA yang membawa sedikitnya 27 satelit Project Kuiper pertama milik Amazon tersebut diluncurkan dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat, yang mengantarkan satelit-satelit tersebut ke orbit di sekitar bumi.
Peluncuran itu sejatinya hanyalah yang pertama dari 80 satelit yang telah disiapkan Amazon untuk membawa seluruh 3.236 satelit Project Kuiper ke orbit rendah bumi sebagai bagian dari upaya raksasa ritel tersebut untuk bersaing dengan Starlink - bisnis internet satelit milik SpaceX yang kini mendominasi pasar.
“Meskipun ini adalah langkah pertama dalam perjalanan yang jauh lebih panjang untuk meluncurkan seluruh konstelasi orbit rendah bumi kita, ini adalah penemuan dan kerja keras yang luar biasa. Saya benar-benar bangga dengan tim kolektif ini,” kata CEO Amazon Andy Jassy di X/Twitter dikutip Techverse.asia, Kamis (1/5/2025).
Baca Juga: Fiber Star Jadi Reseller Resmi Starlink di Indonesia, Hadirkan Akses Internet via Satelit
Peluncuran puluhan unit internet satelit Kuiper itu bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan jaringan Starlink milik Elon Musk. Starlink sudah memiliki lebih dari 8.000 satelit, yang diluncurkan ke luar angkasa oleh 250 peluncuran SpaceX yang berbeda. Layanan ini sekarang memiliki lebih dari lima juta pengguna.
Satelit Kuiper dikerahkan 450 kilometer (km) di atas bumi, dan Amazon telah mengonfirmasi bahwa satelit tersebut berhasil diaktifkan dan berkomunikasi dengan sistem di darat.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Amazon berharap untuk mulai menyediakan satelit internet yang berkecepatan tinggi dengan latensi rendah kepada pelanggan akhir tahun ini.
“Peluncuran ini menandai langkah pertama menuju masa depan kemitraan kami dan peningkatan irama peluncuran,” kata CEO ULA Tory Bruno dalam pernyataan resminya pasca peluncuran.
Baca Juga: WhatsApp Bakal Luncurkan 2 Fitur Baru Ini dalam Waktu Dekat
Tory menyebut, pihaknya telah secara bertahap memodifikasi fasilitas peluncurannya di Cape Canaveral guna mendukung kapasitas misi Project Kuiper di masa mendatang.
“Dukungannya yakni dengan cara yang pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan komersial dan kami, saat kami berusaha menyelamatkan nyawa, menjelajahi alam semesta, dan menghubungkan dunia,” katanya.
Peluncuran satelit internet Kuiper ini adalah upaya kedua setelah upaya pertamanya pada 9 April 2025 dibatalkan karena kondisi cuaca buruk. Sementara itu, laporan lain dari Bloomberg mengklaim bahwa peluncuran Kuiper jauh tertinggal dari jadwal, karena Amazon tengah berjuang untuk meningkatkan produksi satelitnya.
Jika dugaan itu benar, maka Amazon harus meminta perpanjangan waktu dari FCC untuk memenuhi komitmennya kepada pemerintah, yang mengharuskannya untuk menempatkan 1.600 satelit di orbit pada musim panas mendatang.
Baca Juga: Harga Berlangganan Layanan Internet Starlink
Namun, Amazon membantah bahwa mereka mengalami masalah manufaktur. Mereka menandaskan bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mendukung targetnya dan akan terus meningkatkan produksi dan tingkat peluncurannya.
Sebagai informasi, rencana Project Kuiper senilai US$10 miliar diumumkan pada 2019 dan sekarang berada di bawah tenggat waktu dari Komisi Komunikasi Federal AS untuk menyebarkan 1.618 satelit pada pertengahan tahun 2026 - setengah dari total konstelasinya, tetapi jauh lebih sedikit dari lebih dari 7.200 satelit yang telah dioperasikan Starlink.
Sebaliknya, SpaceX kemarin mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan misi Starlink ke-50 pada tahun ini, melampaui total tonggak sejarah 250 peluncuran Starlink khusus hingga saat ini. Perusahaan saat ini menargetkan untuk memiliki 12.000 satelit Starlink di orbit, tetapi sudah memiliki persetujuan regulasi untuk memperluasnya menjadi 34.400 satelit.
Baca Juga: Amazon Rilis Kembali Echo Spot: Alarm Pintar yang Ditenagai Alexa