DayaTani Umumkan Raih Pendanaan Putaran Awal, Jadi Sinyal Positif Industri Agritech

DayaTani mendapatkan suntikan pendanaan awal Rp35 miliar (Sumber: DayaTani)

Dinamika industri agritech di Indonesia mendapatkan sinyal positif dan optimisme. Hal itu berkat diumumkannya kesuksesan pendanaan putaran awal (seed round financing) sebesar US$2,3 juta (sekitar Rp35,7 miliar), yang diraih startup agritech DayaTani.

Putaran ini melibatkan partisipasi dari para modal ventura terkemuka, yaitu KBI Investment dan MDI Ventures, didukung oleh Ascent Venture Group yang memimpin putaran ini, bersama dengan Northstar Ventures, BRI Ventures, dan Gentree Fund.

Kesuksesan ini juga memperkuat keyakinan investor terhadap kemampuan DayaTani, untuk mengubah pertanian Indonesia dengan teknologi, sambil menciptakan dampak sosial yang signifikan.

Komitmen DayaTani Kembangkan Teknologi Inovatif untuk Pertanian

Co-founder DayaTani, Deryl Lu, menjelaskan bahwa investasi ini menunjukkan kepercayaan terhadap model bisnis dan teknologi yang dimiliki DayaTani.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan petani Indonesia melalui teknologi inovatif dan kemitraan," kata dia, dalam sebuah pernyataan, dikutip Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Hari Ini Galaxy AI Meluncur, Simak Yuk Sejarah Inovasi Ponsel Samsung dari Masa ke Masa

Dengan memanfaatkan teknologi, DayaTani tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga berkontribusi pada ekosistem digital yang semakin penting dalam sektor pertanian Indonesia, tandasnya.

"Secara keseluruhan, inisiatif DayaTani sejalan dengan tujuan yang lebih besar untuk memodernisasi pertanian Indonesia, menjadikannya lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh," lanjutnya.

DayaTani Sediakan Chatbot Bagi Konsultasi Pertanian Bagi Petani

Dalam hal transformasi digital, pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu sektor yang paling sedikit terdigitalisasi, meninggalkan banyak ruang untuk peningkatan produktivitas dan peluang pengembangan.

Co-founder DayaTani, Ankit Gupta, mengungkap DayaTani sedang membangun agen agronom semi-bionik, yang memiliki akses ke semua alat dan teknologi yang relevan, untuk menyelesaikan masalah pertanian seorang petani.

Versi pertama chatbot LLM agri DayaTani sudah aktif di aplikasi agen lapangan dan WhatsApp untuk para petani.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Apple Mengungguli Samsung untuk Jumlah Pengiriman Smartphone

Sekarang, agronom dan petani dapat bertanya tentang pertanyaan spesifik pertanian kepada bot dalam bahasa daerah mereka, melalui teks atau ucapan.

"Ini juga mendukung kemampuan multimodal seperti pengunggahan gambar untuk mendiagnosis masalah tanaman dengan presisi tinggi dan menghasilkan rekomendasi kustom," tuturnya.

Diketahui, keamanan pangan tetap menjadi tujuan penting bagi Indonesia. Meskipun telah ada kemajuan dalam produksi pangan pokok sejak UU Pangan 2012, tantangan masih ada, terutama dalam hal keterjangkauan dan kualitas gizi pangan.

Baca Juga: Aplikasi Berita Artifact Tutup

Krisis COVID-19 mengekspos kerentanan dalam sistem agri-pangan, sekaligus menyajikan peluang untuk transformasi.

Sektor pertanian Indonesia memberikan kontribusi sekitar 13% terhadap PDB dan menyerap hampir 29% dari angkatan kerja. Kini sektor tersebut menghadapi perubahan signifikan, terutama dengan pengenalan teknologi digital.

Sektor pertanian Indonesia umumnya ditandai oleh praktik tradisional, namun kini transformasi terjadi oleh teknologi digital.

Saat ini, DayaTani mengoperasikan beberapa situs penelitian dan pengembangan pertanian di pulau Jawa untuk beberapa tanaman hortikultura serta tanaman pangan. Antara lain padi, jagung, cabai, tomat, kentang, kol, dan bawang merah.

Penelitian dan pengembangan pertanian tersebut juga dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi hasil di suatu wilayah. Selain itu, membantu dalam membangun SOP praktik terbaik yang berfungsi untuk wilayah tersebut.

Apa yang ditemukan oleh DayaTani, kemudian mereka bagikan kepada para petani dalam model bisnis bagi hasil, dengan dukungan agronomi intensif, pembiayaan input berkualitas tinggi, serta alat digital untuk mengukur dan mengendalikan tindakan di ladang,

DayaTani berencana untuk menginstal lebih dari 100 perangkat IoT (Internet of Things) di seluruh Jawa dalam waktu satu tahun, dan menciptakan jaringan stasiun cuaca.

Baca Juga: Dengan Moka Prime, Pelanggan Bisa Ikut Beri Feedback ke Merchant

Baca Juga: Banyak Perusahaan Kini Pakai API, Cloudflare Sebut Lebih Banyak Ancaman Online

Jaringan ini akan memberikan informasi cuaca yang tepat, spesifik lokasinya, serta peringatan cuaca yang lebih relevan bagi para petani.

Perusahaan sedang bekerja untuk membangun perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk jaringan ini, termasuk mengembangkan aplikasi Agronomi mereka.

DayaTani juga fokus pada menciptakan model ilmu data yang dapat memberikan rekomendasi praktis bagi petani, seperti saran pupuk yang lebih akurat berdasarkan kondisi dunia nyata daripada aturan dasar.

Pendekatan ini bertujuan untuk terus meningkatkan teknologi dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas petani kecil di Asia Tenggara.

DayaTani telah menjalin kemitraan dengan pemain industri utama untuk mendukung petani Indonesia. Dengan bantuan dari Microsoft Singapura, mereka mengembangkan chatbot LLM yang disesuaikan untuk kebutuhan pertanian.

Bekerja sama dengan perusahaan agritech terkemuka dalam penjualan input, menawarkan sumber daya berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif kepada petani DayaTani, juga menjadi langkah lain yang ditempuh.

Perusahaan-perusahaan terkemuka dalam perdagangan output terlibat dalam pembelian hasil hortikultura dari jaringan petani DayaTani, memastikan pasar yang dapat diandalkan untuk produk-produk mereka.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI