Berawal dari Sama-Sama Suka Ayam Geprek, Begini Cerita Tiga Sekawan Bangun Chickin

Uli Febriarni
Jumat 21 Juni 2024, 17:15 WIB
Produk olahan yang dihasilkan Chickin bersama mitra mereka (Sumber: Chickin)

Produk olahan yang dihasilkan Chickin bersama mitra mereka (Sumber: Chickin)

Ini adalah kisah bisnis Tubagus Syailendra, Ashab Alkafi, dan Ahmad Syaifulloh Imron.

Ketiga nama di atas adalah founder Chickin, startup agritech yang membantu peternak mengelola ayam; mulai dari hidup di kandang dan diolah menjadi beragam produk bernilai jual tinggi.

Cerita berawal dari fakta bahwa mereka adalah tiga sekawan yang sama-sama suka makan ayam geprek, dan sama-sama memiliki hasrat untuk menciptakan dampak positif yang nyata di Indonesia, lewat aktivitas peternakan.

Sedikitnya, ada lima (5) poin penting yang membuat mereka sadar atas kondisi peternakan ayam di Indonesia:

  1. Peternakan ayam kurang efisien,

  2. Masyarakat Indonesia paling banyak mengonsumsi ayam sebagai sumber protein utama,

  3. Perubahan iklim dan peternakan ayam memiliki hubungan yang saling terkait.

    "Perubahan iklim dan pertanian saling mempengaruhi ibarat suatu siklus dengan efek beruntun," kata Tubagus dalam keterangannya, diakses Jumat (21/6/2024),

Baca Juga: 1 Dekade Berlalu dari Rilis WIDE 300, Fujifilm hadirkan Instax WIDE 400

Tubagus Syailendra, CEO dan Founder Chickin (sumber: East Ventures)
  1. Produksi pakan bergantung pada hasil pertanian seperti jagung dan kedelai.

    Linier dengan itu, perubahan iklim berdampak buruk terhadap produktivitas tanaman. Ini menyebabkan harga pakan ayam menjadi fluktuatif, sehingga biaya operasional ternak ayam meningkat,

  2. Ayam ternak menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca, dengan melepaskan gas metana dan amonia. Padahal, efek rumah kaca yang dihasilkan akan mengganggu lingkungan hidup ayam ternak,

  3. Peningkatan suhu dan pola cuaca yang berubah juga mempengaruhi kesehatan ayam.

Tubagus dan para Co Founder lalu menetapkan sebuah visi untuk Chickin:

Menjembatani kesenjangan akses masyarakat ke sumber protein, dan meningkatkan kesehatan di Indonesia melalui inovasi serta keberlanjutan.

Mereka selanjutnya meneliti, berdiskusi dengan dosen, rekan mahasiswa, dan juga mencoba menerapkan semua penelitian di peternakan mereka sendiri.

"Dari proses itu jadilah produk yang kami bangun, yaitu perangkat IoT, pada 2017. Bentuk perangkat IoT tersebut seperti kotak hitam besar yang kami letakkan di kandang. Itu MVP (Minimum Viable Product) kami," kenang alumni Hubungan Internasional Universitas Brawijaya ini.

Baca Juga: Instagram Meluncurkan Siaran Langsung ke Daftar Close Friends

Peternah dan aplikasi Chickin (sumber: Chickin)

Baca Juga: Lenovo Tab Plus, Tablet dengan Delapan Speaker JBL

Chickin dirintis dari sebuah komunitas peternak ayam di grup WhatsApp, yang membuat seluruh anggotanya saling terhubung dan berbagi pengetahuan.

Para founder Chickin meyakini, mereka harus membangun keterlibatan komunitas sebelum mereka dapat monetisasi produk.

Komunitas itu juga yang menjadi lapangan uji teknologi IoT Chickin, dan sejak itu telah berkembang menjadi Chickin Smart Farm.

Sistem Chickin Smart Farm menggunakan IoT untuk mengatur suhu kandang dari jarak jauh (remote), meningkatkan kualitas hidup hewan ternak, dan menyederhanakan pengumpulan data untuk pemantauan kinerja yang lebih baik.

Dengan mengoptimalkan efisiensi input peternakan, seperti pakan dan penggunaan listrik, Chickin Smart Farm meningkatkan hasil keuntungan peternak ayam.

Baca Juga: Populasi Menua dan Kekurangan Pengemudi, Nissan Jepang Uji Coba Mobil Otonom

Produk hasil olahan Chickin bersama mitra mereka (sumber: Chickin)

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Pamer Kemampuan Rapnya dalam Kampanye Beats Solo Buds

Baca Juga: Bitcoin Lesu, Faktor Penting untuk Membuka Prospek Rebound

Saat ini, Chickin juga punya produk Chickin Fresh. Kanal bisnis yang mendistribusikan daging ayam beku dan segar, langsung dari peternak, untuk memenuhi kebutuhan berbagai bisnis.

Kualitas produk daging ayam Chickin terjaga dan sesuai dengan standar pasar dalam hal kesegaran, keamanan, dan rasa, melalui penyederhanaan rantai nilai.

Selain itu, Chickin menawarkan pembiayaan dan memfasilitasi penjualan B2B dengan transparansi data, mengatasi ketidakcocokan antara pasokan dan permintaan.

Baca Juga: Dicuci Berkali-kali dengan Mesin Zeromatic Laguna, Pakaian Bahan Apapun Tetap Awet

Baca Juga: Mekari Akuisisi Jojonomic, Dorong Implementasi Digital dalam Bisnis Makin Luas

Umumnya startup, Chickin pun sempat menemui tantangan kesulitan mencari investor. Kata Tubagus, tidak ada yang percaya dengan ide mereka. Chickin berkali-kali ditolak investor.

Para pemilik modal berasumsi, Chickin harus bersaing dengan pemain industri yang sudah ada, yaitu para pemain besar.

Namun, Chickin melihat peluang di pasar yang belum tergarap, di mana rantai nilainya masih terfragmentasi. Mereka hanya butuh membuktikan hal ini kepada investor.

"Saat itu kami terlihat seperti perusahaan dagang dengan laporan keuangan yang berat. Jadi kami memanfaatkan teknologi, untuk menjalin kerja sama dengan lebih banyak pemangku kepentingan," sebut lelaki yang melanjutkan studi ke School of Economy, Huazhong University of Science and Technology ini.

Kini, pertumbuhan usaha Chickin pada 2022 meningkat 19 kali lipat dalam satu tahun. Ia menekankan kalau Chickin tidak bersaing dengan pemain raksasa, justru melengkapi ekosistem mereka.

Baca Juga: Telkomsel, Tencent dan MCash, Terapkan Teknologi Pindai Telapak Tangan untuk Identifikasi Pelanggan

Baca Juga: SpaceX Meluncurkan Starlink Mini Portabel, Bisa Dimasukkan dalam Tas Ransel

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby18 Desember 2025, 17:54 WIB

Disclosure Day: Film Baru Steven Spielberg, Tayang 12 Juni 2026

Cuplikan pertama film baru misterius karya sutradara legendaris ini.
Poster film Disclosure Day. (Sumber: null)
Techno18 Desember 2025, 17:20 WIB

Warner Bros Discovery Tolak Tawaran Pembelian dari Paramount, Ada Apa?

Dewan direksi WBD tetap berkomitmen pada kesepakatan dengan Netflix.
Warner Bros Discovery diantara penawaran pembelian Netflix atau Paramount. (Sumber: istimewa)
Techno18 Desember 2025, 16:33 WIB

Komdigi Ingin Terapkan Kartu SIM Ponsel Berbasis Biometrik Pengenalan Wajah

Kebijakan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.
Ilustrasi kartu sim untuk ponsel. (Sumber: istimewa)
Lifestyle18 Desember 2025, 15:04 WIB

Crunchyroll Arc 2025 Kembali Hadir, Ada 7 Persona Bagi Perjalanan Setiap Penggemar

Arc 2025 kembali diadakan untuk merayakan fandom, ikatan erat, dan kebangkitan anime di seluruh dunia.
Crunchyroll Arc 2025.
Startup18 Desember 2025, 13:58 WIB

Superbank Melantai di Bursa Efek Indonesia, Kumpulkan Dana Rp2,79 Triliun

Dana tersebut akan dialokasikan buat ekspansi bisnis dan penguatan kapabilitas perusahaan.
Superbank melantai Bursa Efek Indonesia (BEI). (Sumber: Superbank)
Techno18 Desember 2025, 13:24 WIB

Sharp Aquos R10 dan Sense 10 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Segini Harganya

Sharp Perluas Lini Smartphone Premium Lewat AQUOS Sense 10 dan AQUOS R10.
Sharp memperkenalkan smartphone Aquos R10 dan Sense 10. (Sumber: Sharp Indonesia)
Travel18 Desember 2025, 11:52 WIB

Patung Lilin Jung Hae In Resmi Hadir di Madame Tussauds Hong Kong

Kalau kamu lagi berkunjung ke sini, enggak ada salahnya untuk mampir melihat aktor K-pop idolamu.
Aktor Jung Hae In (kiri) berfoto dengan figur patung lilin yang menyerupai dirinya di Madame Tussauds Hong Kong.
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)