Techverse.asia - Indonesia berupaya menggarap pasar global dengan mengandalkan ekspor hasil laut. Untuk itu, Indonesia tercatat agresif dalam melakukan eskpor beraneka ragam produk perikanan unggulan, yang terbaru adalah pengiriman ikan tuna beku ke Uni Emirat Arab (UEA).
Diketahui bahwa ikan-ikan tersebut merupakan hasil tangkapan dari para nelayan yang ada di bawah naungan startup Aruna. Menurut Co-founder Aruna Indonesia Utari Octavianty, ekspor ikan tuna beku ini bukanlah yang pertama kalinya diekspor ke UEA, tapi jadi momen yang berarti di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
Baca Juga: Bisnis Melek HAM: Startup Perikanan Terintegrasi Aruna Terpilih Mengikuti Pelatihan UNDP
"Ekspor tersebut tak hanya pengulangan, namun menegaskan bahwa di tengah situasi ekonomi dunia saat ini yang penuh dengan ketidakpastian, sektor perikanan Indonesia tetap tumbuh, kuat, dan bisa bertahan," ujarnya, Rabu (14/5/2025).
Ekpsor tersebut, katanya, merupakan bentuk sinergi antara pelaku industri, pemerintah, dan investor sebagai momentum kebangkitan bersama guna menghasilkan dampak yang nyata bagi perekonomian biru Indonesia.
"Kami mengapresiasi terhadap investor, shareholder, dan pemerintah, utamanya dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang terus mendukung perluasan area ekspor ke negara-negara mitra strategis seperti UEA," katanya.
Baca Juga: LuarKampus: Startup Pencari Beasiswa dari Pontianak Jadi Pemenang NextDev ke-10
Sementara itu, Mendag Budi Santoso menyampaikan bahwa para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa memanfaatkan beragam kerja sama perdagangan yang telah terjalin di Tanah Air bersama negara-negara mitra.
Seperti ekspor ke UEA bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antar kedua negara (Indoensia-United Arab Emirates CEPA) yang memungkinkan UEA untuk menurunkan dan menghapus tarif bea masuk untuk sekitar 94 persen dari total pos tarif.
"Sehingga akan membuka akses pasarnya untuk kita. Kita juga sudah ada perjanjian dengan UEA, maka harus dimanfaatkan sebaik mungkin," katanya.
Baca Juga: Tech Winter Juga Melanda Indonesia, eFishery PHK Karyawan
Selain itu, Indonesia dan Tunisia pun akan menandatangani CEPA pada bulan depan. Indonesia saat ini juga tengah mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa guna membuka potensi pasar yang besar di Tunisia.
Adapun produk tuna beku yang diekspor bersumber dari nelayan dan diolah oleh PT Dempo Andalas Samudera (DAS) dengan standar keberlanjutan serta praktik yang etis sesuai permintaan pasar global. PT DAS sendiri berada di Provinsi Sumatra Barat yang merupakan pengolah ikan tuna terbesar di wilayah ini.
"Kami terus berkomitmen untuk menghasilkan produk olahan perikanan dengan standar Good Manufacturing Process (GMP) dan pemenuhan standar mutu yang tentunya sesuai dengan permintaan pasar," tambah Direktur PT DAS Ferliansyah Asshiddiqie.
Baca Juga: FishLog: Startup Besutan Alumni IPB, Catat Distribusi 10.000 Ton Ikan Dari 234 Mitra Mereka
PT DAS juga terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah serta pelaku usaha lokal yang memerlukan fasilitas untuk melakukan produksi bagi pasar dalam negeri maupun global dengan standarisasi global.
Partner East Ventures Avina Sugiarto mengatakan, di tengah tantangan global, perusahaan modal ventura ini tetap mendukung startup Aruna yang berkolaborasi bersama masyarakat pesisir guna memaksimalkan potensi penjualan ekspor perikanan lokal secara kompetitif.
"Kami terus mendukung supaya hasil ekspor Indonesia bisa terus meluas di pasar global," ujar Avina.
Ekspor ikan tuna beku ke UEA tersebut adalah bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektoral.
Baca Juga: East Ventures dan Temasek Foundation Kembali Selenggarakan CIIC 2025
Aruna berharap langkah ini bisa memperluas dampak positif bagi kesejahteraan nelayan-nelayan dan mengangkat nama Indonesia sebagai pemimpin dalam industri perikanan berkelanjutan dunia.