Tarif Berlangganan Spotify di Beberapa Negara Bakal Naik Lagi

Harga berlangganan Spotify akan mengalami kenaikan (lagi) (Sumber: Spotify)

Tarif berlangganan Spotify naik lagi, akhir bulan ini. Rencana kenaikan harga berlangganan platform layanan streaming musik itu, berlaku di lima negara yang menjadi pasar mereka. Demikian dilaporkan Bloomberg, seperti dikutip dari Billboard, Kamis (4/4/2024).

Tahun lalu, kenaikan harga paket individu telah diterapkan Spotify untuk Amerika Utara dan Selatan, Eropa, dan Asia.

Baca Juga: Pusat AI Indonesia Akan Dibangun di Solo Technopark, Jawa Tengah

Tarif bulanan saat ini (seperti tercantum pada laman Spotify) misalnya untuk pelanggan Amerika Serikat, perusahaan menawarkan paket premium termasuk Rp10.877 untuk individu dan Rp23.977 untuk duo. Dengan harga baru, maka harga berlangganan untuk individu akan naik menjadi sekitar Rp15.985 per bulan, sedangkan duo untuk pasangan akan naik seharga Rp31.970.

Spotify juga akan menaikkan harga di Amerika Serikat, pasar terbesarnya. Namun untuk awal, kenaikan harga berlangganan ini akan berlaku untuk tiga kategori dan berlaku untuk pengguna di Inggris, Australia, dan Pakistan.

Baca Juga: Google Izinkan Pengguna Pakai AI untuk Membuat Rencana Perjalanan Liburan

Perusahaan juga akan memperkenalkan tier dasar baru yang akan menawarkan musik dan podcast, tetapi tidak termasuk buku audio, dengan harga bulanan sebesar Rp15.985. Tier dasar baru ini adalah yang pertama dari beberapa opsi harga baru dari Spotify.

"Perwakilan Spotify menolak berkomentar," tulis Billboard menyadur laporan yang sama.

The Verge memprediksi kenaikan ini tidak akan butuh waktu lama.

CEO Spotify, Daniel Ek, mengatakan lebih awal pada Februari lalu, bahwa perusahaan memiliki 'banyak tuas untuk ditarik, termasuk kenaikan harga.'

Baca Juga: Ini 4 Alasan Realme 12 Plus 5G Paling Cocok Jadi Teman Mudik

Baca Juga: Starlink Penuhi Izin Operasi di Indonesia, Masa Uji Coba Sebelum atau Sesudah Lebaran

Spotify diketahui menghasilkan keuntungan pada kuartal ketiga tahun 2023, dengan membukukan kerugian operasional sebesar €75 juta (sekitar $80 juta) pada kuartal keempat. Saham dari layanan streaming musik asal Swedia ini naik lebih dari 5% dalam perdagangan awal. Spotify kini memiliki lebih dari 600 juta pengguna.

Sejumlah media menduga, kenaikan harga layanan ini akan menjadi cara Spotify menutupi biaya audiobooks.

Diketahui, pada awal Maret tahun ini Spotify resmi memperkenalkan Audiobooks Access Tier atau tingkat akses buku audio (audiobook). Layanan itu menawarkan 15 jam mendengarkan buku audio setiap bulan seharga US$10 atau kurang lebih Rp150.000-an.

Pengguna akan memiliki akses ke perpustakaan Spotify yang berisi lebih dari 200.000 judul buku. Tentu saja, pengguna masih dapat mendengarkan musik yang didukung iklan melalui tingkat gratis Spotify.

Selain itu, pengguna Spotify gratis akan dapat terus mendengar siniar (podcast) melalui layanan yang didukung iklan,.

Baca Juga: Binus University Hadirkan Wisata ke Candi Borobudur Jalur Headset VR

Langkah ini memberi Spotify cara untuk bersaing dengan raksasa buku audio milik Amazon yaitu Audible, karena memperkenalkan model berbeda untuk mendengarkan buku audio.

Sehingga, daripada membayar langganan Audible sebesar US$15 per bulan yang menawarkan satu kredit untuk membeli judul dari koleksi yang lebih besar (termasuk buku terlaris dan rilis baru), pengguna bisa memilih membayar Spotify US$10 per bulan untuk sejumlah jam tertentu.

Durasi selama 15 jam merupakan waktu yang cukup lama, karena sering kali mencakup lebih banyak waktu mendengarkan daripada satu buku audio saja, atau bahkan dua buku yang lebih pendek.

Baca Juga: Tampilan Video Facebook Sekarang Jadi Vertikal, Sangat Mirip dengan TikTok

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI