NASA R5 atau Valkyrie, Robot Ini Gantikan Astronot Saat Jalankan Misi Berbahaya

Valkyrie atau NASA R5: robot pengganti astronot (robonaut) (Sumber: NASA)

Jika Robonaut 2 (R2) adalah robot humanoid pertama The National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang mendarat di luar angkasa pada 2011, maka NASA R5 atau Valkyrie menjadi robot berikutnya.

Valkyrie adalah humanoid canggih yang diharapkan bisa menjalankan misi ke luar angkasa, bulan, dan ke Mars. Demikian ditulis ulasan Robot Guide, yang kami sadur pada Kamis (28/12/2023).

Robot Valkyrie dirancang untuk menjalankan tugas penting di lingkungan berbahaya bagi manusia, baik di luar angkasa maupun di Bumi.

Tubuh Valkyrie telah didesain dengan dada yang bisa melindungi robot jika terjatuh ke depan, dan menampung aktuator linier yang dapat memutar tubuhnya.

Robot humanoid Valkyrie ini telah dikirim ke Australia Barat untuk uji coba kemampuan, di Australia Woodside Energy, Perth.

Baca Juga: Tang Tan, Desainer Apple yang Resign dan Mengerjakan Proyek Baru

Pemimpin tim robotik NASA Johnson, Shaun Azmi, mengaku timnya senang dapat memulai fase berikutnya dalam pengembangan dan pengujian sistem robotik canggih mereka.

Terlebih lagi, robot yang dikembangkan adalah robot yang diharapkan bisa memberi dampak positif terhadap kehidupan di Bumi, dengan memungkinkan pengoperasian yang lebih aman di lingkungan berbahaya.

Nama Valkyrie, seperti diungkap EuroNews, berasal dari mitologi Norse. Robot pengganti astronot ini memiliki tinggi 1,8 meter dan berat 125 Kg.

Baca Juga: CES 2024: Samsung Bespoke Jet Bot Combo, Vacuum Cleaner AI Paling Gress dengan 4 Keunggulan

NASA R5 atau Valkyrie (sumber: NASA)

NASA menyatakan, pengujian pengembangan Valkyrie di Bumi pada akhirnya akan berkontribusi dalam pengembangan robotika, otomasi saat ini dan masa depan untuk digunakan di luar angkasa.

NASA yakin, Valkyrie dan robot bergerak canggih lainnya dapat menjadi alat penting yang memungkinkan manusia mengawasi pekerjaan berbahaya dari jarak jauh, serta melakukan tugas-tugas yang membosankan dan berulang-ulang.

Dengan demikian, memungkinkan manusia mengerjakan tugas-tugas tingkat tinggi, eksplorasi wilayah, penemuan dan sebagainya.

Baca Juga: Larangan Penjualan Apple Watch Series 9 dan Ultra 2 Dijeda oleh Pengadilan Banding AS

Baca Juga: ASUS Meluncurkan Expert Book B3 Series yang Ditingkatkan, Ditenagai Intel Core Ultra 7

Baca Juga: Abadikan Momen Tahun Baru dengan Realme C67, Ponsel Terlaris di Segmennya

NASA diketahui telah bermitra dengan perusahaan robotika seperti Apptronik yang berbasis di Austin, Texas. Kerja sama keduanya itu dalam rangka mempelajari, bagaimana robot humanoid yang dikembangkan untuk tujuan terestrial dapat bermanfaat bagi robot humanoid masa depan.

Baca Juga: CES 2024: LG Akan Kenalkan Robot AI yang Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga

Apptronik diketahui mengembangkan Apollo, robot humanoid yang bekerja di gudang dan pabrik dengan memindahkan paket, menumpuk palet, dan tugas berorientasi rantai pasokan lainnya. Apptronik berencana untuk mulai menyediakan robot humanoid kepada perusahaan pada awal 2025.

Chief Technology Officer Apptronik, Nick Paine, mengatakan Apollo memiliki keunggulan daya tahan yang lebih lama dibandingkan manusia.

"Kami menargetkan sistem ini online 22 jam sehari. Ini memang memiliki baterai yang dapat ditukar. Sehingga Anda dapat bekerja selama empat jam, menukar baterainya, dan kemudian melanjutkannya dalam durasi yang sangat cepat," jelasnya, kepada Reuters.

Sementara itu Chief Executive Officer Apptronik, Jeff Cardenas, sesumbar bahwa hanya langit yang dapat membatasi mereka mengembangkan perangkat lunak dan meningkatkan kemampuan Apollo.

Baca Juga: Dukung Kemandirian Ekonomi Perempuan, Evermos Memenangkan Nikkei Asia Award

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI