Techverse.asia - Tanahub akan melaksanakan soft launching mengenai proyek Real World Assets (RWA) mereka di Pandora Lounge, Ruko Maggiore Grande D05, Kota Tangerang, Provinsi Banten, tepatnya pada Minggu (1/12/2024) besok.
Baca Juga: DJI Mic Mini Resmi Diniagakan di Indonesia, Segini Harganya
Dengan demikian, soft launching tersebut akan menjadi momentum penting bagi para pegiat Web3 maupun early adopters yang sebelumnya telah bergabung dalam daftar tunggu atau waiting list sejak acara Web3 Week Asia (W3W) pada awal bulan ini.
Pada saat soft launching dilakukan, para peserta yang sudah mendaftar akan memperoleh akses eksklusif, termasuk imbal hasil (yield) yang ditawarkan lebih awal dari pengguna umum. Proyek tersebut juga menjadi bagian dari misi perusahaan guna menghadirkan ekosistem yang inklusif lewat kepemilikan aset dunia nyata di ranah Web3.
Adapun keuntungan yang didapat orang yang ada di waitlist itu adalah hak istimewa seperti merchandise eksklusif, akses ke Pandora Lounge, hingga hak prioritas dalam acara Grand Launching yang diproyeksikan akan digelar pada 11 Januari 2025.
Baca Juga: Prediksi Fasset Mengenai Tren Blockchain dan Aset Digital pada 2024
Prediksi valuasi RWA pada 2030
Mengutip laporan dari Tren Finance Oktober 2024 memperkirakan bahwa RWA akan mencapai US$10 triliun dalam enam tahun ke depan. Jumlah itu naik sekitar 50 kali lipat dari market cap terkini. Menurut data RWA.xyz, total pangsa pasar RWA sendiri termasuk stablecoin kekinian tembus US$203,5 miliar.
Untuk saat ini, sektor Real World Assets menunjukkan pertumbuhan yang tergolong pesat dengan disertai minat besar dari raksasa keuangan seperti BlackRock dan JP Morgan.
BlackRock sendiri, misalnya, resmi mengumumkan tokenisasi aset yang nilainya lebih dari US$1 miliar dalam bentuk surat utang negara, dengan target untuk meningkatkannya menjadi US$10 miliar sampai akhir tahun ini.
Langkah tersebut pun mencerminkan keseriusan dunia keuangan terhadap aset onchain.
Baca Juga: Bappebti Buka Akses Kripto Bagi Institusi, Perkuat Indonesia Sebagai Pusat Kripto Asia
Tokenisasi memungkinkan aset yang sebelumnya sulit buat diperdagangkan, seperti seni, properti, hingga komoditas dipecah menjadi unit yang lebih kecil. Proyek RWA ini akan meningkatkan likuiditas pasar yang sebelumnya cenderung stagnan.
Sebagai contoh saja, gedung perkantoran yang memiliki valuasi sebesar US$10 juta bisa dipecah menjadi ribuan token digital. Token tersebut pun memungkinkan para investor kecil untuk mempunyai sebagian porsi dari properti itu, sebetulnya mirip dengan saham yang sudah sangat likuid.
Tak hanya meningkatkan likuditas, tokenisasi juga disebut akan meniadakan kebutuhan perantara. Pada umumnya, transaksi aset di dunia nyata melibatkan beberapa broker dan pihak ketiga lainnya yang dapat memperlambat proses dan semakin menambah biaya.
Blockchain memungkinkan transaksi secara langsung antara pembeli dan penjual sekaligus memotong biaya dan mempercepat proses.
Baca Juga: NASA Akan Gunakan Teknologi Blockchain untuk Buktikan Eksplorasi Mereka Ke Bulan
Bagi investor, itu bukan cuma tentang efisiensi waktu, namun juga cara untuk mengurangi overhead dan meningkatkan profitabilitas. Selain itu, juga dapat mengurangi peran perantara yang berarti mengakselerasi transaksi dan hemat biaya, dua hal yang sangat dibutuhkan dunia bisnis saat ini.
Dengan potensi tersebut, tokenisasi Real World Assets pun dipandangi sebagai masa depan baru di bidang investasi, mengubah aset tradisional menjadi instrumen yang lebih gampang diakses oleh para investor global.
Keberadaan RWA diyakini mampu merevolusi cara dunia dalam memandang serta memperdagangkan aset, membawa ke sektor keuangan ke era baru yang lebih inklusif dan efisien.
Baca Juga: Pintu Perluas Edukasi Pasar dan Tips Kelola Investasi Kripto