Techverse.asia - Lazada sudah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dan AI generatif pada platform lokapasarnya. Ini adalah langkah guna mendorong penerapan kecerdasan buatan para penjual daring di Indonesia ke dalam operasional bisnis dengan inovasi kelas dunia.
"Mengintegrasikan teknologi baru yang belum familiar tidak hanya soal waktu dan usaha saja, tapi juga memerlukan sumber daya yang tepat, panduan yang jelas, dan perencanaan yang matang supaya bisa sukses," ungkap CEO Lazada Group James Dong, Senin (30/6/2025).
Pada fase awal adopsi kecerdasan buatan, katanya, penjual di platform Lazada sekarang bisa memanfaatkan fitur Lazada Business Advisor untuk wawasan tren pasar dan analitik performa tokonya. Selain itu, AI Smart Listing yang membantu penjual membuat daftar produknya yang menarik dan dipersonalisasi.
Baca Juga: Android 16 Beta Telah Tersedia untuk Vivo X200 Pro dan iQOO 13
"Hal ini dibantu oleh kecerdasan buatan untuk menonjolkan fitur-fitur penting produk-prooduk mereka. Untuk penjual kategori fesyen pun dapat memakai model AI pada fitur ini untuk membuat produk jualannya tambah menarik," ujarnya.
Lebih lanjut untuk optimalisasi efisiensi operasional, termasuk Lazada IM Shop Assistant (LISA) yang mempercepat komunikasi dengan pelanggan, Lazada Sponsored Solutions yang menawarkan iklan berbasis kecerdasan buatan dengan target konsumen yang tepat.
Dalam hal terobosan bagi konsumen, Lazada memberi inovasi seperti AI Powered Skin Test yang menganalisis kondisi kulit memakai Augmented Reality (AR) untuk memberi rekomendasi produk lebih cepat. Dan fitur Virtual Try On untuk pengalaman menjajal produk secara virtual.
"Data yang dihasilkan ketika pelanggan mencoba fitur ini terkoneksi dengan chatbot AI Lizzie yang akan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Semua fitur itu kami rancang untuk membantu para penjual meningkatkan peluang konversi ke penjualan supaya mereka mampu mengembangkan bisnisnya secara kompetitif dan efektif," ujarnya.
Baca Juga: Laporan Lazada: Kesenjangan Penerapan AI bagi Penjual Online di Indonesia Masih Tinggi
Sementara itu, untuk menjawab kesenjangan kecerdasan buatan di antara para pelaku usaha di e-commerce, Lazada bekerja sama dengan Kantar memfasilitasi penjual online lewat buku panduan kesiapan AI penjual online.
Dirancang untuk membantu penjual memaksimalkan kecanggihan kecerdasan buatan ke dalam bisnisnya, panduan ini mengategorikan penjual ke dalam tiga model kesiapan yang merepresentasikan berbagai tahapan adopsi dan kesiapan AI, yakni AI Adepts (pengguna lanjutan AI), AI Aspirants (pengguna parsial AI), dan AI Agnostics (pengguna minimal AI).
Berdasarkan tingkat kesiapan ini, Lazada merancang panduan strategis yang mampu membantu penjual di masing-masing tingkat untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam operasional bisnisnya.
Baca Juga: Bukan di Lokapasar, Orang Indonesia Ternyata Lebih Suka Belanja di Minimarket
Integrasi kecerdasan buatan sesuai dengan tingkat kesiapan ini dilakukan demi mendukung penjual dalam mengadopsi AI ke dalam operasional bisnis hingga bisa meraih kesuksesan di lanskap ekonomi digital yang terus berkembang.
"Kami sadar bahwa kecerdasan buatan akan menjadi bagian integral dari ekosistem lokapasar. Oleh karena itu, Lazada mengembangkan berbagai fitur AI untuk menjawab kebutuhan penjual, mulai dari membuat daftar produk, mengelola hubungan dengan pelanggan, hingga meningkatkan konvensi penjualan," imbuh Head of Business Growth and Operations Lazada Indonesia Amelia Tediarjo.
Menurut Amelia, fitur-fitur ini dapat dengan mudah diakses bagi penjual di Lazada untuk memaksimalkan performa dan efisiensi bisnis dalam ekosistem Lazada.
Baca Juga: Laporan Lazada: 88% Konsumen Beli Barang Berdasarkan Rekomendasi AI
Bersama Kantar, mereka juga merilis riset yang berjudul 'Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara', hasil kolaborasi Lazada dan Kantar pada 2025 menemukan bahwa penjual di Indonesia menyambut keberadaan AI secara positif, dengan 91% dari responden lebih siap mengadopsi AI dalam kehidupan pribadi mereka, lebih tinggi dibandingkan pembeli sebesar 78%.
Indonesia sendiri juga menyimpan potensi besar untuk menjadi negara adidaya AI di Asia Tenggara. Saat ini, sudah 29% penjual online di Indonesia yang mahir mengintegrasikan AI di berbagai aspek operasional bisnis.