Techverse.asia - Pada bulan ini, Amartha memperoleh pinjaman modal sebesar US$55 juta atau setara dengan Rp898,33 miliar yang berasal dari Belgian Investment Company for Developing Countries (BIO), Finnfund, dan Swedfund. Ketiga venture capital ini masing-masing menggelontorkan anggaran senilai US$15 juta, US$15 juta, dan US$25 juta.
Baca Juga: Ringkas Dapat Permodalan Pra-Seri A Mencapai Rp82 Miliar, Siap Perluas Jangkauan
Pinjaman modal tersebut adalah bagian dari fasilitas sindikasi yang lebih luas mencapai US$199 juta yang dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC). Langkah ini akan mendukung Amartha guna menghubungkan pelaku usaha mikro yang sulit mendapat akses modal melalui memanfaatkan teknologi untuk dampak yang lebih besar.
Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia memperkerjakan 97 persen tenaga kerja, tapi menghadapi kesenjangan pembiayaan yang ditaksir mencapai US$121 miliar. Dari 44 juta usaha mikro yang ada di Tanah Air, pengusaha perempuan - terutama yang ada di Pulau Jawa - menghadapi kesenjangan pembiayaan terbesar.
Bisnis-bisnis tersebut kerap tak punya akses ke layanan keuangan formal dan bergantung pada pemberi pinjaman informal dengan suku bunga yang sangat tinggi.
Baca Juga: Tahun Ini, Amartha Sudah Menyalurkan Pembiayaan Sebesar Rp5 Triliun
Amartha hadir untuk mengatasi kendalan tersebut yang dihadapi oleh UMKM yang dijalankan oleh perempuan di wilayah pedesaan dengan menyediakan pinjaman bersyarat yang berkelanjutan. Termasuk modal terjangkau tanpa agunan dan memungkinkan akses modal bagi individu dengan riwayat kredit yang terbatas.
Direktur Investasi untuk Inklusi Keuangan di Swedfund Jane Niedra menyampaikan bahwa investasi yang mereka lakukan akan memungkinkan startup teknologi finansial tersebut menjangkau pengusaha perempuan di wilayah pedesaan dengan sumber daya keuangan lewat pemberian modal yang bertanggung jawab, meningkatkan stabilitas, pertumbuhan ekonomi lokal.
"Dengan memberdayakan para perempuan, Amartha membantu mengurangi kesenjangan antar desa dan kota, meningkatkan peluang kerja, dan mendukung inovasi digital serta pembangunan kapasitas," katanya.
Manajer Investasi Senior di Finnfund UIla Maija Rantapuska menyatakan, Finnfund menganggap bahwa Amartha mendorong pelanggan pinjaman kelompok mereka guna menabung selain menerima pinjaman mikro.
Baca Juga: Fintech Danamart Bidik Pembiayaan Bagi Influencer dan UMKM
"Belum lama ini Amartha telah mengembangkan aplikasi yang disebut sebagai AmarthaFin, yang memungkinkan pelanggan mereka untuk menjadi pemberi pinjaman mikro bagi peminjam kelompok lainnya. Dengan demikian, peminjam pun bisa menghasilkan pendapatan tambahan," ungkapnya.
Transformasi digital yang dikerjakan kekinian sedang digarap Amartha, lanjutnya, yang berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia, yang termasuk pelatihan literasi digital untuk penduduk desa. Inisiatif ini dinilai penting lantaran guna menyatukan pelaku UMKM ke dalam ekonomi digital, meningkatkan daya saing, dan ketahanan bagi mereka.
CEO BIO Joris Totté menambahkan, pembayaran digital serta dompet digital adalah alat yang kuat untuk inklusi keuangan, utamanya di komunitas yang punya infrastruktur perbankan tradisional yang terbatas.
Baca Juga: Amartha Komitmen Bangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
"Dengan investasi kami kepada Amartha, kami bertujuan untuk mengadopsi layanan keuangan digital yang aman dan mudah untuk diakses, memberdayakan pengusaha perempuan untuk turut serta secara penuh dalam ekonomi digital dan mengelola keuangan mereka secara otonom dan transparansi yang lebih besar," papar Joris.
Amartha adalah sebuah perusahaan teknologi finansial (fintech) yang berfokus pada penyediaan akses keuangan untuk UMKM, khususnya di pedesaan dan dikelola oleh perempuan. Didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra pada 2010, dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia melalui pemberdayaan ekonomi akar rumput.
Amartha sendiri mengklaim telah menyalurkan lebih dari Rp23 triliun modal usaha kepada 2,7 juta pelau UMKM, yang mana lebih dari 90 persen di antaranya dipimpin oleh perempuan dan tersebar di lebih dari 50 ribu desa.
Baca Juga: Finfra Dapat Tambahan Modal dari Tyme Group, Salurkan Kredit ke UMKM