Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Film, Perfilman Indonesia Saatnya Tampil

Rahmat Jiwandono
Selasa 07 Oktober 2025, 18:59 WIB
Ilustrasi film buatan Indonesia, Eksil. (Sumber: Youtube)

Ilustrasi film buatan Indonesia, Eksil. (Sumber: Youtube)

Techverse.asia - Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap film asing menimbulkan kekhawatiran serius di dunia perfilman internasional. Kebijakan proteksionis tersebut dinilai dapat mengganggu rantai distribusi global yang selama ini menjadi fondasi industri film lintas negara.

Pakar Film Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dhimas Aryo Vipha Ananda, menyayangkan rencana kebijakan tersebut karena berpotensi menciptakan ketidakpastian besar dalam industri hiburan global. Menurutnya, tarif sebesar itu akan menaikkan biaya produksi dan distribusi, mempersempit pasar, serta berpotensi membuat harga tiket tontonan ikut naik.

Baca Juga: Gerai Baru Dunkin Donuts akan Segera Buka di Jakarta

"Meskipun dasar hukumnya belum jelas, isu ini saja sudah cukup menimbulkan keresahan di kalangan pelaku industri. Ekosistem perfilman kini dibangun atas kolaborasi lintas negara, sehingga satu kebijakan sepihak dapat mengacaukan keseimbangan distribusi film internasional yang selama ini sudah mapan," ujarnya, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, meskipun dampak langsung terhadap Indonesia tidak signifikan, kebijakan proteksionis semacam ini bisa memicu efek domino global, terutama dari negara-negara produsen film besar seperti Inggris, Korea Selatan, dan Jepang. Jika negara-negara tersebut mengambil langkah serupa, peredaran film internasional akan terganggu dan pasar menjadi tidak stabil.

Namun di balik potensi ancaman, Dhimas melihat adanya peluang bagi industri film nasional. Jika arus film impor melambat, maka ruang tayang di bioskop dan pelantar digital otomatis terbuka lebih luas bagi film lokal. Hal ini bisa menjadi momentum bagi sineas Indonesia untuk memperkuat kapasitas produksi, distribusi, sekaligus promosi.

Baca Juga: Film F1 Memberi Sukses Besar untuk Apple Original Films, Catatkan Pendapatan Rp3 Triliun

"Kalau benar kebijakan ini dijalankan, ada dua kemungkinan. Pertama, jika hanya retorika politik, dampaknya tidak akan signifikan. Dunia perfilman terlalu besar dan kompleks untuk dibatasi oleh satu kebijakan sepihak. Tapi jika benar-benar diterapkan dan dibalas oleh negara lain, maka tatanan industri hiburan global bisa berubah drastis," jelasnya.

Dhimas menambahkan, jika skenario tersebut terjadi, maka harga lisensi film pun tak menutup kemungkinkan akan ikut melonjak, beberapa judul film juga mungkin batal tayang di bioskop, dan layanan streaming pun akan menyesuaikan katalog mereka.

"Dalam situasi seperti ini, Indonesia perlu menyiapkan langkah strategis. Industri film nasional harus memperbanyak produksi dengan tema-tema yang dekat dengan masyarakat, memperkuat kolaborasi antarnegara di kawasan Asia Tenggara agar lahir film berstandar internasional namun berakar pada budaya regional, serta mengoptimalkan distribusi digital agar tidak bergantung pada rilis bioskop," katanya.

Baca Juga: Gelar Festival Film Parade Dokumenter, 13 Film Dokumenter Mahasiswa UMY Dapat Apresiasi

Ia juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah untuk memperkuat ekosistem film lokal, misalnya melalui subsidi promosi, potongan pajak bagi rumah produksi nasional, serta pemberian jaminan waktu tayang minimum di jaringan bioskop.

"Kalau momentum ini bisa dimanfaatkan dengan tepat, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemain penting di kancah perfilman Asia," paparnya.

Di sisi lain, pada awal tahun ini, China dikabarkan telah tengah mempertimbangkan serangkaian tindakan balasan terhadap Negeri Paman Sam yang berpotensi menghancurkan akses Hollywood ke box office terbesar kedua di dunia, menurut postingan dua tokoh media sosial China yang berpengaruh, menurut Bloomberg.

Langkah-langkah potensial, yang mencakup kemungkinan pengurangan atau larangan langsung terhadap impor film asal Negeri Adidaya tersebut.

Baca Juga: Keren, Film Pendek Lies Karya Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY Diputar di SWIFF

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby10 November 2025, 21:58 WIB

Perayaan 2 Tahun Kemunculannya, Crunchyroll Game Vault Tambah Rangkaian Gim Anyar

Judul tersohor seperti Lost Hellden dan Beyblade X Xone Segera Bergabung.
Judul gim-gim baru di Crunchyroll Game Vault. (Sumber: istimewa)
Techno10 November 2025, 18:53 WIB

Canon EOS R6 Mark III akan Rilis Akhir November 2025, Seperti Apa Speknya?

Harga untuk EOS R6 Mark III bodi saja tanpa lensa dipatok sekitar Rp46 jutaan.
Canon EOS R6 Mark III. (Sumber: Canon)
Automotive10 November 2025, 18:00 WIB

Chery Memperkenalkan T1TP Concept, Bisa Buat Angkut Barang dan Orang

Satu Kendaraan, Enam Konfigurasi: Menjawab Setiap Aspek Kehidupan.
Chery T1TP Concept. (Sumber: dok. chery)
Techno10 November 2025, 17:31 WIB

Attack Shark R11 Ultra: Mouse Gaming dengan Material Serat Karbon Kering Tempa

Pengenalan R11 ULTRA menandakan evolusi berikutnya dalam presisi permainan.
Attack Shark R11 Ultra. (Sumber: Attack Shark)
Automotive10 November 2025, 15:48 WIB

Spek dan Harga Suzuki Satria Pro dan Satria F150 Baru, Ada Teknologi SCAS

Masing-masing varian menyajikan detail berbeda sesuai kebutuhan dan preferensi penggunanya.
Suzuki Satria Pro. (Sumber: Suzuki)
Techno10 November 2025, 15:01 WIB

Biaya Konstruksi Data Center di Jakarta Lebih Murah, Indonesia Jadi Pasar Strategis

Secara regional, permintaan AI yang meningkat dan kebutuhan pendinginan berdensitas tinggi semakin meningkatkan biaya konstruksi.
Ilustrasi data center. (Sumber: freepik)
Hobby10 November 2025, 14:24 WIB

Peluncuran Grand Theft Auto VI akan Ditunda hingga November 2026

Gim ini awalnya dijadwalkan diluncurkan pada tahun ini.
GTA VI.
Techno10 November 2025, 13:46 WIB

Samsung Wallet Resmi Tersedia di Indonesia, HP Bisa Jadi Dompet Digital

Samsung Wallet baru ada di handset Galaxy Z Fold 7, Z Flip 7, dan Galaxy S25 Series.
Samsung Wallet. (Sumber: Samsung)
Lifestyle07 November 2025, 20:32 WIB

Nike ACG Lava Loft Down: Jaket Khusus untuk Pelari Trail di Segala Kondisi

Kehangatan yang andal, pernapasan yang lega, dan performa yang mudah dikemas.
Jaket Nike ACG Lava Loft Down. (Sumber: Nike)
Startup07 November 2025, 18:38 WIB

Venteny Dapat 2 Pendanaan Sekaligus, Wujudkan Ekonomi Inklusif untuk Perempuan

Usaha rintisan ini menyediakan pendanaan produktif untuk UMKM serta kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia.
Venteny. (Sumber: istimewa)