Techverse.asia - Studio film Apple akhirnya memiliki film laris yang sukses dengan film drama olahraga terbarunya yang dibintangi oleh Brad Pitt. Film F1 ini mencatatkan pendapatan pembukaan akhir pekan sebesar US$144 juta atau sekitar Rp2,33 triliun secara global dan US$55,6 juta atau sekitar Rp900,6 miliar secara domestik di Amerika Serikat (AS) per 30 Juni 2025, menurut laporan Comscore.
Baca Juga: Bugaboo Butterfly 2 Dipasarkan di Indonesia Seharga Rp9,9 Juta
Meskipun pembuatan film F1 menghabiskan biaya produksi senilai US$250 juta atau sekitar Rp4 triliun dan memerlukan 'beberapa putaran di lintasan' guna menghasilkan keuntungan di bioskop, penjualan tiket awal ini cukup menggembirakan untuk film orisinal yang ditujukan untuk orang dewasa.
Dengan demikian, film garapan Apple Original Films mengalahkan film lain yang sangat dinanti seperti versi remake live-action, How to Train Your Dragon, dan seri ketiga dalam seri film horor pasca-apokaliptik, 28 Years Later. Ini juga merupakan kemenangan yang sangat dibutuhkan oleh Apple.
Sebab, selama enam tahun sejak raksasa teknologi ini terjun ke bisnis film, ia telah menelurkan film-film yang kurang sukses seperti Killers of the Flower Moon yang mahal garapan Martin Scorsese dan Napoleon garapan Ridley Scott yang sama mahalnya.
Baca Juga: Review Killers of the Flower Moon, Drama dan Kriminal ala Scorsese
Sementara itu, film-film produksi Apple Original Films yang gagal dan dicemooh oleh para kritikus yakni Fly Me to the Moon (2024) garapan Greg Berlanti dan Argylle (2024) arahan Matthew Vaughn, tetapi dua film ini tidak ada yang benar-benar komersial.
Apple tampaknya sedang memikirkan kembali strategi filmnya setelah memutuskan untuk membatasi perilisan teatrikal berjudul Wolfs pada tahun lalu, sebuah drama kriminal yang diulas dengan biasa-biasa saja dengan Pitt dan George Clooney, untuk menghindari bau busuk dari film-film buruk lainnya.
Jadi, ada perasaan internal yang berkembang bahwa jika film yang disukai banyak orang seperti F1 tidak berhasil di layar lebar, Apple akan dipaksa untuk meninggalkan bisnis film demi televisi, di mana keberhasilannya termasuk Severance dan Ted Lasso.
Meskipun strategi film masa depan Apple Original Films tidak akan bergantung pada satu film, orang dalam di perusahaan tersebut sekarang percaya bahwa momentum itu di belakang F1 memberi raksasa teknologi tersebut alasan untuk setidaknya tetap bertahan.
Baca Juga: Review Film Napoleon: Miskonsepsi Perang Antara Negara-negara Besar
“F1 akan menjadi rilis Apple Original Films terbesar di box office sejauh ini. Film ini tampak seperti model bisnis sukses yang telah dibayangkan dan ingin dijalankan Apple selama beberapa tahun,” kata David A. Gross, yang mengelola firma konsultan film FranchiseRe.
Pada 2023, Apple Original Films sendiri berjanji untuk menghabiskan US$1 miliar setiap tahunnya untuk film-film teater. Namun demikian, studio tersebut belum mewujudkan ambisi ini.
Setelah film Highest 2 Lowest garapan sutradara Spike Lee, yang akan tayang selama dua minggu di bioskop pada Agustus tahun ini melalui A24, Apple Original Films tidak memiliki film besar lainnya dalam kalender pada 2025 atau 2026.
Beberapa film sedang dalam tahap produksi atau pengembangan, termasuk Mayday, sebuah film petualangan laga yang dibintangi Ryan Reynolds, dan film UFO dari sutradara F1 yakni Joseph Kosinski dan produser Jerry Bruckheimer.
Baca Juga: Apple TV+ Produksi Film Dokumenter Perjalanan Karir Atlet Sepak Bola Lionel Messi
Di samping itu, menurut sumber yang memiliki kabar itu, sedang ada rencana untuk sekuel potensial dari F1. Ke depannya, apakah film F1 akan membuat Apple semakin berani untuk maju dengan film-film teater dan mengembangkan daftar film yang kuat?
Atau, setelah perjalanan tiga tahun yang panjang dan berliku untuk memproduksi F1, apakah perusahaan lebih cenderung memperlambat dan tetap selektif, hanya mengambil beberapa perubahan besar dengan properti yang tepat dan orang yang tepat?