IKM Aftermarket Didorong Diversifikasi Produk Komponen Motor Listrik

(ilustrasi) motor listrik (Sumber: freepik)

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) aftermarket, agar berperan mengisi potensi pasar kendaraan listrik, termasuk kendaraan beroda dua. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendiversifikasi produk yang dijual, dengan menyediakan komponen sepeda motor listrik.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin RI, Reni Yanita, mengatakan bahwa potensi pasar industri otomotif di Indonesia masih terus tumbuh.

Pernyataan itu ia sampaikan, merujuk laporan dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), bahwa penjualan sepeda motor domestik dapat mencapai 6.236.992 unit sepanjang 2023.

"Angka tersebut naik 19,44 persen dibanding tahun 2022, di mana penjualan sepeda motor domestik menembus hingga 5.221.470 unit,"kata Reni, dikutip dari sebuah pernyataan, Jumat (29/3/2024).

Reni menambahkan, pemerintah gencar memacu pengembangan kendaraan listrik, seiring tren global dalam penggunaan energi ramah lingkungan atau pengurangan gas emisi karbon.

Tekad ini telah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan, kata dia.

Menurut Reni, regulasi tersebut menjadi peluang dan tantangan bagi IKM alat angkut, termasuk IKM knalpot, untuk dapat melakukan diversifikasi produk ke arah motor listrik.

"Oleh karena itu, kami telah melakukan pembinaan pada IKM alat angkut agar dapat masuk ke dalam ekosistem KBLBB," paparnya.

Khusus dalam pengembangan motor listrik, baik itu dalam pembuatan parts/komponen motor listrik, perakitan, maupun jasa service dan reparasi motor listrik, agar produk dan jasa yang dihasilkan oleh IKM alat angkut mampu memenuhi standar kualitas, harga yang ekonomis dan pengiriman yang tepat waktu.

Pihaknya juga mengaku telah membina IKM knalpot aftermarket, atau knalpot yang diproduksi bukan oleh buatan pabrikan kendaraan asli.

Hingga saat ini, para IKM tersebut masih menghadapi tantangan untuk dapat masuk dalam ekosistem KBLBB utamanya di sisi kompetensi sumber daya manusia dan kualitas produknya.

"Ditjen IKMA tetap aktif membina industri kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil untuk bisa lebih berdaya saing. Walaupun kami telah memulai pengembangan motor listrik, namun kami tidak akan meninggalkan industri kendaraan bermotor konvensional dengan bahan bakar fosil," tuturnya.

Baca Juga: Grab Menerima Sertifikat Keptuhan Persaingan Usaha dari KPPU Indonesia

Baca Juga: Laporan Lebaran Grab: Transaksi Digital Meningkat Selama Ramadan dan Idulfitri

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA Kemenperin RI, Dini Hanggandari, mengklaim bahwa timnya telah melakukan berbagai program pembinaan yang ditujukan untuk peningkatan daya saing IKM. Mulai dari penguatan akses bahan baku, pengembangan produk, peningkatan teknologi mesin/peralatan sampai dengan promosi dan pemasaran.

Pihaknya berharap, beragam kegiatan tersebut dapat mengantarkan semangat bagi IKM sektor otomotif, untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam pengembangan produk yang berkualitas, memenuhi standar mutu dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Banyak Pengunjung Patah Tulang dan Alami G-force, Salah Satu Roller Coaster Tercepat di Dunia Ditutup

Dari sumber berbeda, analisis AISI justru memprediksi pasar otomotif lesu tahun ini.

Seperti diketahui, menjelang Lebaran biasanya penjualan motor meningkat, karena masyarakat dapat tunjangan hari raya (THR) dan bonus. Selain itu, biasanya juga ada kebutuhan untuk memiliki alat transportasi.

Namun, diperkirakan situasinya akan agak berbeda tahun ini. Penjualan motor domestik menjelang Lebaran tahun ini, agaknya tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari tren penjualan pada dua bulan pertama 2024.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, mengaku was-was dengan situasi pasar otomotif menjelang Lebaran tahun ini.

Baca Juga: Sudah Mulai Malas Sahur? Ini Efek Buruk Jika Sengaja Melewatkan Sahur

"Tahun lalu saja kan peningkatannya tidak begitu besar. Apalagi situasi seperti sekarang, harga pangan cukup tinggi naiknya," ujar Sigit, dikutip dari Kontan.

Menurut laporan AISI, penjualan motor pada Januari-Februari 2024 secara berturut-turut mencatat 592.658 unit dan 558.685 unit. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2023, yaitu sebesar 615.416 unit dan 575.502 unit.

"Dari dua bulan (Januari-Februari 2024) itu harga beras saja kalau kita lihat ada kenaikan sekitar 40 persen, pasti orang fokus ke sana dulu," ucap Sigit.

"Pasti konsumen berpikir ke kebutuhan pokok dulu ya, kan kalau dilihat kenaikan kebutuhan pokok cukup tinggi," lanjut dia.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI