Resep Rahasia Mobil Listrik China Lebih Unggul dari Pabrikan Jepang Atau Eropa

Rahmat Jiwandono
Rabu 28 Mei 2025, 18:19 WIB
Ilustrasi BYD M6. (Sumber: Diler BYD)

Ilustrasi BYD M6. (Sumber: Diler BYD)

Techverse.asia - Produsen mobil listrik asal China seperti BYD, Geely, hingga Li Auto mengepung merek Tesla milik Elon Musk dalam rangking IMD Future Readiness Indicator (FRI) Automotive 2025. Pada tahun ini, untuk kali pertama BYD berhasil menang tipis atas Tesla.

Saat ini BYD menduduki posisi teratas dengan skor 100, sementara Tesla harus puas dengan peringkat kedua dengan skor 98,1. Setelah Tesla, Geely ada di peringkat tiga dengan skor 82, lalu disusul oleh Li Auto dengan skor 56,1.

Baca Juga: Laba Tesla Merosot hingga 71 Persen karena Penjualannya Lemah

Kedua merek tersebut sukses mendepak jenama otomotif Jerman, VW, serta Stellantis dari peringkat lima teratas. Perubahan ranking tersebut juga membuat posisi merek Ford, General Motors, Hyundai, Mercedes Benz, hingga Toyota semakin terpuruk.

Profesor Manajemen dan Inovasi sekaligus Direktur Pusat Kesiapan Masa Depan IMD Howard Yu mengatakan, posisi Tesla tidak tergoyahkan sejak enam tahun lalu, yang akhirnya kini disalip oleh BYD.

"Sedangkan untuk VW dan Stellantis tak cukup gesti dalam hal mengantisipasi perubahan industri otomotif global," ungkap Yu pada Rabu (27/5/2025).

Baca Juga: Geely EX5 akan Dipasarkan di Hong Kong, Sasar Konsumen Perkotaan

Ini daftar 10 besar pabrikan mobil yang inovatif versi IMD FRI Automotive 2025: BYD, Tesla, Geely, Li Auto, KIA (49.3), Volkswagen (48.8), Toyota (48.7), Xpeng (48.3), General Motors (47.2), dan Ford (43.1).

Kesuksesan pabrikan mobil listrik Negeri Tirai Bambu menduduki peringkat 10 besar itu lantaran didorong oleh beragam perubahan drastis yang telah mereka lakukan. BYD sendiri melakukan ekspansi teknologi dan pabrik secara masif.

"Sedangkan merek Li Auto, Geely, hingga Xpeng pertumbuhannya sangat pesat, sehingga memberi tekanan besar bagi peta persaingan industri otomotif," jelasnya.

Sejumlah inovasi yang telah dilakukan oleh BYD, Geely, Li Auto, dan Xpeng terbukti sukses menarik minat pelanggan. Hal ini tentu berimbas langsung pada pertumbuhan pendapatan ketiga mereka, sehingga semuanya berhasil menggeser posisi para senior produsen mobil Jepang maupun Eropa.

Baca Juga: BYD Denza D9 Resmi Diniagakan di Indonesia, Harganya Rp950 Juta

Cara pabrikan China dalam mengembangkan mobil listrik, berbeda dengan metode para pemain tradisional. Mereka lebih mengutamakan desain mobil berdasarkan pengembangan perangkat lunak alias software serta integrasi digital.

"Sedangkan para pemain lama masih terlalu menitikberatkan pada sisi perangkat keras (hardware)," paparnya.

Alhasil, mereka tak perlu melakukan recall saat mobil diperlukan kalibrasi kendaraan. Mulai dari perbaikan suspensi sampai fitur keamanan dapat dilakukan cuma melalui pembaruan software saja. Hal ini jelas menekan biaya produsen dan terasa lebih nyaman bagi konsumen ketimbang cara konvensional.

Digitalisasi juga mempengaruhi bagaimana mereka mengawasi dan mengembangkan rantai pasokan serta distribusi. Berkat digital tracking system, pengiriman bisa dilacak secara lebih transparan dan presisi. Sedangkan, kompleksitas rantai pasokan produsen mobil tradisional jauh lebih rumit.

Baca Juga: Mobil Listrik Pertama Polytron Dijual di Indonesia: Model G3 dan G3 Plus

Selain itu, merek mobil listrik China juga andal dalam memperbaiki dan menyesuaikan dalam waktu singkat. Misal, untuk pembaruan perangkat lunak, mereka bisa melakukannya setiap tahun di beberapa lini model EV-SUV mereka.

Saat permintaan mobil listrik meningkat, pabrikan China lebih gesit merebut pasar. Mereka melakukannya dengan cara segera meningkatkan produksi untuk model-model entry-level terlebih dahulu supaya bisa mencuri start dan mengambil pelanggan ketika lawan-lawan mereka masih sibuk memperbesar dan merombak pabrik.

Pabrikan China juga menghadirkan model anyar atau software update dengan kecepatan yang sulit untuk ditandingi oleh pabrikan mobil Barat. Sebagai perbandingan, Barat butuh waktu 5-7 tahun guna membuat mobil generasi terbaru, sedangkan China hanya butuh waktu setengah dari waktu tersebut.

"Hal itu dikarenakan imbas dari sistem organisasi yang lincah seperti perusahaan rintisan," tambah dia.

Baca Juga: VinFast Bangun Pabrik Perakitan Mobil Listrik Pertama di Subang

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)