Techverse.asia - Angka penjualan Tesla yang merosot telah membuat perusahaan tersebut semakin mendekati titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, menurut hasil keuangan yang dirilis Rabu (23/4/2025) kemarin, yang mengancam salah satu keunggulan terbesarnya dibandingkan pemain kendaraan elektrik (EV) lainnya.
Pabrikan mobil listrik tersebut melaporkan laba bersih sebesar US$409 juta dari pendapatan sebesar US$19,3 miliar setelah mengirimkan hampir 337 ribu unit EV pada kuartal pertama tahun ini. Laba bersih perusahaan tersebut mencerminkan penurunan sebesar 71 persen dari kuartal yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Nissan All New Frontier Pro Dilansir di China, Mobil Listrik Pikap
Itu adalah kuartal terburuk untuk pengiriman Tesla dalam lebih dari dua tahun dan terjadi setelah penurunan penjualan tahunan pertama mereka. Pendapatan Tesla ditopang dengan penjualan kredit pajak tanpa emisi senilai US$595 juta, menurut laporan pendapatannya.
Namun, saham Tesla naik dalam perdagangan setelah jam kerja karena investor lebih mempertimbangkan rencana perusahaan untuk memulai produksi kendaraan elektrik yang harganya diklaim terjangkau pada Juni tahun ini dan komentar CEO Tesla Elon Musk selama panggilan pendapatan bahwa ia akan mengurangi perannya di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) AS untuk lebih memfokuskan perhatiannya pada Tesla.
Tapi Musk tidak berkomitmen untuk mengakhiri pekerjaannya di DOGE sama sekali, dengan mencatat bahwa ia mungkin akan terus bekerja dalam beberapa kapasitas hingga sisa masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Resmi Jadi yang Pertama di Indonesia, Tesla Cybertruck Dijual Seharga Rp5 Miliar
Tesla juga memperingatkan pemegang saham tentang bagaimana perang dagang dapat memengaruhi bisnisnya ke depannya. Perusahaan mengatakan tarif Trump dan 'perubahan sentimen politik' dapat memiliki dampak yang berarti pada permintaan produknya.
Tesla mencatat tarif saat ini, yang sebagian besar ditujukan ke Tiongkok, akan memiliki dampak yang relatif lebih besar pada bisnis energi mereka dibandingkan dengan otomotif.
Tesla menyebutkan bahwa pihaknya mengambil tindakan guna menstabilkan bisnis dalam jangka menengah hingga panjang dan fokus pada menjaga kesehatannya, tetapi juga memperingatkan investor bahwa mereka tidak dapat menerangkan apakah akan dapat meningkatkan penjualan tahun ini.
Tesla tetap berpegang pada rencana ambisiusnya untuk membuat model yang harganua lebih terjangkau, dengan menyatakan bahwa mereka tetap berada di jalur yang tepat untuk memulai produksi kendaraan ini pada paruh pertama tahun 2025.
Baca Juga: BYD Kejar Penjualan Mobil Listrik Tesla, Ini Penyebabnya
Selama pelaporan pendapatan, Musk lebih spesifik, dengan menyatakan produksi akan dimulai pada Juni 2025. Kendaraan ini akan menggunakan aspek platform generasi berikutnya yang menggerakkan robotaxi, tetapi akan bergantung pada platform yang sudah ada yang menggerakkan Tesla Model Y dan Model 3.
Dengan demikian, kendaraan yang lebih murah ini akan diproduksi pada jalur produksi yang sama dengan jajaran kendaraan saat ini. Namun, hal itu bertentangan dengan laporan Reuters dari minggu lalu yang mengklaim bahwa mobil listrik baru pertama ini tertunda selama berbulan-bulan.
Penjualan Tesla sendiri kini menghadapi sejumlah hambatan. Jajaran kendaraan elektriknya sudah menua (meskipun sedan dan SUV kini semuanya telah mendapatkan facelift) dan produk terbarunya, Cybertruck, sama sekali tidak mendekati kesuksesan yang diperkirakan oleh pemilik Space X tersebut.
Baca Juga: Hadapi Masalah Kepegawaian, Jumlah Produksi Mobil Tesla di Jerman Tidak Sesuai Target
Dan politik sayap kanan Musk, bersama dengan keterlibatannya dalam pemerintahan Trump, telah menciptakan reaksi keras terhadap merek Tesla. Pada saat yang sama, Musk pun telah mengarahkan perusahaannya ke proyek robot Robotaxi dan Optimus.
Ia telah berjanji untuk meluncurkan versi awal layanan Robotaxi di Austin, Texas, AS pada Juni ini, dengan kota-kota lain yang mungkin akan hadir pada akhir tahun ini, tetapi belum memberikan rincian tentang cara kerjanya.