Nglanggeran Jadi Pilot Project Destinasi Wisata Perdagangan Karbon

Uli Febriarni
Jumat 13 September 2024, 13:42 WIB
Salah satu air terjun di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, DIy (Sumber: Shutterstock via Kemenparekraf RI)

Salah satu air terjun di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, DIy (Sumber: Shutterstock via Kemenparekraf RI)

Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, didukung oleh Badan Otorita Borobudur menjadi pilot project destinasi wisata yang dapat melakukan perdagangan karbon (carbon trading).

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, mengatakan bahwa saat ini destinasi yang dapat melakukan perdagangan karbon biasanya berbasis hutan bakau, seperti Tanjung Klayang, Bali Barat dan lainnya.

Hal itu dinyatakan Angin kala talkshow di Embung Nglanggeran, belum lama ini.

"Kami mendukung jika nantinya Nglanggeran sebagai pilot project destinasi wisata yang dapat melakukan perdagangan karbon, sehingga dapat terwujud pariwisata berkelanjutan," tuturnya, dirangkum dari pernyataan tertulis, Jumat (13/9/2024).

Di tengah acara bertajuk "Mengelola Warisan Geologi untuk Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan" tersebut, dipaparkan pula mengenai Geosite Nglanggeran yang awalnya berfokus pada jumlah wisatawan mulai untuk berfokus pada jumlah pengeluaran wisatawan.

Akibatnya, kunjungan berkurang dalam beberapa tahun, tetapi penghasilan dari spending wisatawan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah kedepan yang berfokus pada perdagangan karbon.

Baca Juga: Riset Kredivo x Katadata: Laki-Laki dan Konsumen yang Sudah Menikah Paling Banyak Gunakan Paylater

Baca Juga: 91% Orang Indonesia Lebih Sering Menggunakan YouTube Shorts Dibandingkan Platform Video Pendek Lain

DIketahui, Gunung Api Purba Nglanggeran adalah bagian dari Pegunungan Sewu, yang terbentang dari Pantai Selatan Kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), hingga Kabupaten Tulungagung (Jawa Timur).

Pada September 2015, UNESCO menetapkan kawasan Pegunungan Sewu sebagai kawasan geopark dunia.

Geopark Gunung Sewu menjadi salah satu dari 10 geopark di Indonesia yang diakui UNESCO, berkat terjaganya keragaman flora, fauna juga geologi dan budaya seputar kawasan.

Geopark Gunung Sewu memiliki 116 gua yang memiliki stalaktit dan stalakmit, dengan lebih dari 40.000 bukit kars berbentuk kerucut, lembah karst dan danau karst serta arus sungai bawah tanah.

Dalam gua di area ini juga pernah ditemukan fosil peninggalan manusia purba yang diperkirakan hidup pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: OpenAI o1: Model AI Generatif yang 'Berpikir' Lebih Lama, Unggul dalam Matematika dan Pengodean

Pemandangan kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, DIY (sumber: Kemenparekraf RI)

Pengembangan wisata geopark berhasil membuat Desa Wisata Nglanggeran memenuhi konsep pengembangan kawasan yang ideal dengan menerapkan Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural Diversity.

Selain itu, Desa Wisata Nglanggeran memiliki destinasi wisata Embung Nglanggeran, Air Terjun Kedung Kandang, dan Kampung Pitu.

Dari segi seni dan budaya, desa wisata ini memiliki beberapa tarian khas, seperti Tarian Reog Nglanggeran, Gejog Lesung, dan Jathilan.

Potensi ekonomi kreatif yang dimiliki desa wisata di Kapanewon Patuk tersebut berupa kerajinan batik topeng, gerabah, ramuan spa, olahan cokelat, dan batik tulis motif Gunung Api Purba.

Baca Juga: Coach Sudah Memamerkan Koleksi Musim Semi 2025

Sementara itu, terbentuknya fenomena karst yang menjadikan gugusan geopark Gunung Sewu istimewa adalah adanya proses karstifikasi.

Karstifikasi merupakan pelarutan dan korosi kimiawi batuan oleh air, terutama pada batuan gamping, gypsum atau batuan lain yang mudah larut. Proses tersebut menjadikan terbentuknya fenomena karst, baik di permukaan maupun di bawah permukaan bumi.

Selain itu, proses karstifikasi yang terjadi pada batuan karbonat seperti batu gamping memiliki kemampuan untuk mengikat karbon dioksida dari atmosfer. Proses pengikatan karbon dioksida dimulai dengan pelarutan kimia batuan karbonat oleh air yang mengandung karbon dioksida.

Air hujan yang mengandung karbon dioksida dari atmosfer membentuk asam karbonat lemah. Ketika air ini meresap ke dalam tanah dan kontak dengan batuan karbonat, terjadi reaksi kimia yang melarutkan batuan tersebut membentuk kalsium bikarbonat yang larut dalam air.

"Proses pelarutan ini menciptakan gua, celah dan rongga di dalam batuan karbonat. Seiring waktu, rongga-rongga ini dapat berkembang menjadi sistem gua yang kompleks," tulis laman BOB.

Proses karstifikasi selanjutnya adalah pengikatan karbon. Selama proses pelarutan, karbon dari karbon dioksida atmosfer diikat dalam bentuk kalsium bikarbonat. Ini berarti, karbon yang sebelumnya berada di atmosfer sekarang tersimpan dalam air tanah dan batuan karst.

Karbon yang diikat dalam sistem karst dapat tersimpan dalam jangka watku yang lama, membantu mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu, karstifikasi juga penting dalam menyediakan air minum melalui sistem air bawah tanah yang kompleks, dan mendukung keanekaragaman hayati di kawasan karst.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle10 Oktober 2024, 20:42 WIB

Teman Klop untuk Dibawa Aktivitas Outdoor, Ini 3 Varian Strap Galaxy Watch Ultra

3 Varian strap Galaxy Watch Ultra ini terdiri dari Marine, Trail, dan PeakForm.
Penggunaan marine band ketika dipakai saat aktivitas olahraga air (Sumber: Samsung)
Travel10 Oktober 2024, 19:45 WIB

Jajan Sekaligus Jaga Kondisi Badan dengan Wedang Tahu

Wedang tahu yang terbuat dari sari kedelai ini, memiliki nama berbeda di beberapa daerah.
Wedang Tahu (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)
Automotive10 Oktober 2024, 17:26 WIB

Wuling Tengah Mempersiapkan Mobil Kei Car

Diduga, mobil kei car yang dibuat oleh Wuling akan dibangun mirip Hongguang Mini EV model Macaron, namun dengan ukuran lebih besar
Salah satu foto mobil yang diduga kei car baru dari Wuling (Sumber: CarNewsChina)
Techno10 Oktober 2024, 17:17 WIB

Logitech Luncurkan Keyboard Pop Icon Keys dan Pop Mouse, Banyak Pilihan Warna

Papan ketik dan tetikus baru yang memberikan gaya, pengetikan halus, dan kustomisasi.
Logitech Pop Icon Keys dan Pop Mouse. (Sumber: Logitech)
Lifestyle10 Oktober 2024, 16:40 WIB

Casio G-SHOCK Hadirkan Seri GD010 dan GA010, Masa Baterai Bertahan Selama 10 Tahun

Memadukan teknologi canggih dengan desain yang terinspirasi dari alam untuk jam tangan terbaik.
Casio G-SHOCK GD010 dan GA010. (Sumber: Casio)
Techno10 Oktober 2024, 16:20 WIB

Baseus Bowie Max 30 Kini Dilengkapi dengan Active Noise Cancelling

Gawai yang ideal saat bepergian, berolahraga, atau melakukan aktivitas luar ruangan.
Baseus Bowie 30 Max. (Sumber: baseus)
Lifestyle10 Oktober 2024, 15:53 WIB

Film Christopher Nolan Berikutnya: Matt Damon Jadi Pemeran Utamanya?

Film ini diproyeksikan tayang pada 17 Juli 2026.
Christopher Nolan. (Sumber: Getty Images)
Techno10 Oktober 2024, 15:25 WIB

MediaTek Rilis Chipset Dimensity 9400, Tawarkan Performa Ekstrem dan Efisiensi Daya

Chipset ini dirancang untuk smartphone kelas atas dengan serangkaian fitur yang berwawasan ke depan.
MediaTek Dimensity 9400. (Sumber: mediatek)
Lifestyle10 Oktober 2024, 14:48 WIB

Film Joker 2 Dapat Rating Buruk, Todd Phillips: Arthur Fleck Tak Pernah Menjadi Joker

Kata sang sutradara tentang sekuel Joker yang mendapat respons kurang bagus dari para penonton.
Joker: Folie à Deux.
Hobby10 Oktober 2024, 14:11 WIB

Gim A Space for the Unbound Mulai Buka Pre-Order di AppStore

Gim A Space for The Unbound dikembangkan oleh Mojiken Studio dan diterbitkan oleh Toge Production
A Space for the Unbound tersedia di AppStore (Sumber: @ASFTUgame)