KJRI Hongkong Gunakan AI untuk Layanan Hotline Bagi WNI

(ilustrasi) kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) (Sumber: Freepik)

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong, mengungkap bahwa salah satu program kerja utama mereka pada 2024 adalah peningkatan pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI), melalui penggunaan hotline berbasis kecerdasan buatan dan tampilan website terbaru.

Konjen RI Hong Kong, Yul Edison, menjelaskan bahwa hotline bernomor (852) 52422240 itu memanfaatkan perkembangan Artificial Intelligence (AI) untuk mengumpulkan informasi umum, merespon dengan cepat pertanyaan yang masuk.

Kekuatan AI yang ditanamkan juga mampu meneruskan kepada para penanggung jawab hotline, apabila ditemukan kasus tertentu yang harus segera mendapatkan penanganan khusus.

"Selain hotline, KJRI Hong Kong juga mengembangkan website yang ramah pengguna sebagai sarana diseminasi informasi publik," ujarnya, dikutip dari Sabtu (3/2/2024).

Baca Juga: Tanda-tanda Kamu sedang Overthinking, Bukan Mempertimbangkan Keputusan dan Tips Mengatasinya

Melalui website https://www.kemlu.go.id/hongkong/id, WNI di Hong Kong dapat menemukan informasi penting mengenai beragam pelayanan KJRI Hong Kong. Terutama pelayanan kekonsuleran, paspor, keimigrasian, pelindungan, informasi sosial budaya dan ekonomi, rilis kegiatan KJRI Hong Kong serta informasi lainnya yang relevan.​

Pengembangan hotline berbasis AI ini dilakukan KJRI Hong Kong bekerja sama dengan Telin Hong Kong, salah satu BUMN Indonesia yang beroperasi di Hong Kong. Melengkapi media sosial yang sudah dimiliki KJRI Hong Kong yakni Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube, keberadaan hotline berbasis AI dan website KJRI Hong Kong akan semakin melengkapi upaya perluasan penyebaran informasi, kepada seluruh pemangku kepentingan di Hong Kong, utamanya WNI di Hong Kong.​​​

Baca Juga: Honda Stylo 160: Skutik Premium Fashionable 160cc

Yul Edison menambahkan, KJRI Hong Kong sebagai rumah dan wajah Indonesia di Hong Kong, senantiasa membenahi, meningkatkan, mengembangkan dan memastikan pelayanan prima bagi WNI Hong Kong.

Koordinasi erat dengan unsur Pemerintah Hong Kong dan agen tenaga kerja, membantu Konjen senantiasa responsif terhadap masukan yang terukur, fasilitasi penyelesaian kasus, inovasi pelayanan. Termasuk melalui hotline AI serta pengembangan dialog dengan berbagai pihak.

Baca Juga: Survei Pew Research Center: TikTok Jadi Platform dengan Pertumbuhan Tercepat

Baca Juga: The New York Times Bangun Tim untuk Mengeksplorasi AI di Ruang Redaksi

Sebelum ini, pihak pemerintah Indonesia dalam hal ini Kantor Imigrasi Soeharno Hatta, juga menggunakan kecerdasan buatan untuk mendukung pelayanan bagi masyarakat.

Terlihat dari akun media sosial mereka, @imigrasi_soetta, kantor tersebut memiliki sedikitnya empat staff AI, terdiri dari dua laki-laki dan dua orang perempuan.

Baca Juga: Apple Menjadwalkan Peluncuran Fitur AI Generatif Akhir Tahun Ini

Baca Juga: Google Bard Akan Berganti Nama Jadi Gemini

Melansir dari laman akun tersebut, staff AI ini masing-masing bernama Bhumi, Pura, Wira, dan Wibawa. Wajah mereka juga diunggah oleh admin akun ke berbagai media sosial seperti instagram dan facebook.

Dalam videonya, Bhumi memperkenalkan diri sebagai putra bangsa dari Sumatera, yang dijelaskan oleh admin Imigrasi Soetta memiliki darah Melayu dan Arab. Sedangkan Pura adalah putri Papua, Wira berasal dari Kalimantan dan Wibawa berasal dari Jawa. Admin secara khusus juga menyebut bahwa tampilan Wibawa merupakan hasil pencampuran citra lelaki Jawa dan Bali.

Dari laman akun yang sama, dijelaskan pula bahwa pihak Imigrasi Soetta menggunakan anggaran Rp200.000 untuk proyek pembuatan sosok Staff AI mereka, dengan realisasi Rp150.000. Proyek dikerjakan oleh karyawan institusi tanpa pihak ketiga.

"Project ini dibikin sendiri oleh umbi umbian @imigrasi_soetta. Ga pake vendor/ ahensi seperti tuduhan para netijen. Sorry :)," ungkap admin akun.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI