Techverse.asia - Spotify pada minggu ini resmi mengumumkan pada bahwa mereka kini memperluas ketersediaan fitur AI Playlist ke lebih dari 40 pasar tambahan, termasuk negara-negara yang ada di Benua Afrika, Asia, Eropa, dan Kepulauan Karibia.
Baca Juga: Audio-Techinca Hotaru: Pemutar Piringan Hitam Senilai Ratusan Juta yang Bisa Melayang dan Bersinar
Dengan perluasan ini, maka jumlah total pasar yang menawarkan fitur tersebut mencapai hampir 50. Beberapa negara yang baru disertakan adalah Antigua dan Barbuda, Bahama, Barbados, Belize, Dominika, Fiji, Ghana, Jamaika, Kenya, Liberia, Filipina, Singapura, Afrika Selatan, Uganda, dan Zimbabwe, antara lain.
Alat bertenaga Aritifical Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tersebut, yang saat ini dalam versi beta di perangkat Android dan iOS, memungkinkan pendengar membuat daftar putar yang dipersonalisasi berdasarkan permintaan tertulis, seperti 'musik olahraga yang membuat mantan saya cemburu.'
AI Playlist kemudian akan menyusun pilihan lagu untuk menyesuaikan suasana hati yang gelisah. Permintaan dapat mencakup berbagai hal, seperti berbagai genre, dekade, hewan, warna, emoji, dan karakter film.
Baca Juga: Bitcoin Tembus US$93.000 dan Saham AS Menghijau Imbas Optimisme Perdagangan AS-China
Bagi pengguna Spotify Premium dapat menemukan fitur itu di dalam aplikasi seluler dengan mengetuk tombol '+' yang ada di kanan atas pustaka Spotify mereka. Lalu, pilih 'AI Playlist' dari menu tarik-turun akan membuka kotak obrolan untuk menjelaskan playlist yang diinginkan.
Terlebih, playlist tersebut kini dapat disempurnakan lebih lanjut dengan menambahkan lebih banyak perintah, dan Spotify juga menyediakan saran untuk perintah tambahan agar lebih sesuai dengan suasana yang diinginkan.
Selain itu, penggunanya juga dapat menyesuaikan pengalaman mereka lebih lanjut dengan menambahkan lokasi, hewan, karakter film, warna, dan bahkan emoji. Adapun playlist yang dihasilkan total berisi 30 lagu.
Baca Juga: Spotify Rilis Fitur Concerts Near You, Bantu Temukan Jadwal Konser Musisi
Untuk menyimpan AI playlist, ketuk tombol 'Buat' guna menambahkannya ke perpustakaan. Namun, layanan streaming musik ini mencatat bahwa AI memiliki batasan di sekelilingnya sehingga tidak akan merespons permintaan ofensif atau yang berfokus pada peristiwa terkini atau merek tertentu.
Spotify pun masih secara aktif belajar dan mengulangi setiap percakapan saat fitur tersebut masih dalam versi beta dan dapat memperkenalkan perubahan untuk menyempurnakan fitur AI Playlist di masa mendatang.
Pada April 2024, Spotify meluncurkan fitur tersebut awalnya untuk pengguna Premium di Inggris dan Australia. Kemudian diluncurkan ke AS, Kanada, Irlandia, dan Selandia Baru sekitar lima bulan kemudian.
Baca Juga: Youtube Music Kini Bisa Membuat Kaver Daftar Putar yang Ditenagai AI
Dalam hal teknologi, Spotify mengatakan mereka menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk memahami maksud pengguna. Kemudian, Spotify menggunakan teknologi personalisasinya - informasi yang dimilikinya tentang riwayat dan preferensi pendengar - guna memenuhi permintaan dan membuat playlist hasil personalisasi AI untuk pengguna.
Perusahaan ini menggunakan serangkaian alat pihak ketiga untuk pengalaman kecerdasan buatan dan pembelajaran mesinnya.
Sebelum muncul fitur AI Playlist, sebenarnya Spotify telah meluncurkan fitur serupa, Niche Mixes, yang memungkinkan pengguna membuat playlist yang dipersonalisasi menggunakan perintah, namun produk tersebut tidak memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan lebih terbatas dalam hal pemahaman bahasanya.
Spotify sendiri telah berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan layanan streaming-nya selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Spotify Luncurkan Daylist Secara Global, Sesuaikan Kebiasaan Mendengarkan Musik Pengguna