China Kuasai 30% Pasar Gim di Indonesia, Ini Upaya yang Dapat Ditiru Pengembang Lokal

Rahmat Jiwandono
Kamis 12 Oktober 2023, 13:23 WIB
TikTok merupakan aplikasi yang dimiliki perusahaan asal China yaitu ByteDance. (Sumber : Unsplash)

TikTok merupakan aplikasi yang dimiliki perusahaan asal China yaitu ByteDance. (Sumber : Unsplash)

Techverse.asia - Indonesia saat ini banyak ditemukan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan teknologi rakasasa asal China, sebut saja gim Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) seperti Mobile Legends: Bang Bang yang sangat digandrungi oleh anak muda. Ya, gim Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dikembangkan oleh perusahaan teknologi China yaitu Tencent

Bukan hanya MLBB saja gim yang cukup populer di Tanah Air, masih ada Genshin Impact, Honor of Kings, dan PUBG Mobile. Bahkan platform video pendek seperti TikTok, perusahaan induknya yakni ByteDance juga berada di China. Dengan demikian, aplikasi game China di Indonesia mendapat unduhan (download) yang cukup signifikan dengan presentase mencapai 30 persen di antara seluruh unduhan gim di negara ini.

Itu menurut data yang dikumpulkan oleh Adjust, yang merupakan perusahaan AppLovin, dipercaya untuk mengukur dan mengembangkan aplikasi mereka di seluruh platform, mulai dari seluler hingga CTV dan seterusnya. 

Temuan tersebut lantas menimbulkan sejumlah tanda tanya penting bagi pemasar, penerbit, maupun pengiklan di Tanah Air: apa yang membuat aplikasi China begitu populer dan bagaimana para pemasar serta pengiklan seluler di Indonesia bisa memanfaatkan strategi ini guna meraih kesuksesan mereka di dalam negeri? 

Baca Juga: TikTok Shop Bakal Comeback Lagi? Begini Kata Dirjen PDN Kemendag

Oleh karena itu, mereka perlu meniru cara sukses China yang setidaknya berhasil merebut pasar lokal. Dengan meningkatnya kepemilikan smartphone dan pemakaian internet, industri gim seluler di Indonesia berada di jalur pertumbuhan yang tampaknya tidak menunjukkan pelambatan. 

Pengembang gim ataupun aplikasi China telah memanfaatkan peluang tersebut, memanfaatkan reputasi mereka yang sudah mapan terlebih dahulu dan membentuk aliansi strategis guna memperkuat posisi dominan mereka di pasar Tanah Air. 

Saat pengguna berbondong-bondong memakai aplikasi-aplikasi itu, mungkin pembelajaran terbesar untuk penerbit, pemasar, dan pengiklan seluler di Indonesia adalah menerapkan praktik-praktik berbasis wawasan yang membawa para aplikasi China ini bisa sukses. Langkah yang dapat dilakukan yaitu: 

1. Rekomendasi konten yang dipersonalisasi: menggunakan analisis data untuk memahami preferensi pengguna serta memberikan rekomendasi konten yang disesuaikan, sehingga meningkatkan keterlibatan pengguna. 

2. Analisis prediktif: menerapkan model prediktif untuk memperkirakan perilaku pengguna, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan proaktif dan mengantisipasi kebutuhan pengguna. 

3. Pemasaran tersegmentasi: membagi basis pengguna ke dalam kelompok yang berbeda berdasarkan demografi, perilaku, atau preferensi, sehingga memungkinkan guna menyesuaikan strategi pemasaran dengan setiap segmen guna memaksimalkan efektivitas. 

4. Memilih saluran pemasran yang tepat: membuat keputusan yang tepat tentang saluran mana yang paling efektif untuk menjangkau audiens tertarget atau pengguna dengan nilai seumur hidup yang tinggi, misalnya. 

5. Pengujian A/B: terus menguji berbagai fitur, tata letak, dan konten dalam aplikasi untuk menentukan mana yang terbaik dalam hal keterlibatan dan konversi pengguna. 

6. Prediksi churn: menganalisis data guna mengidentifikasi tanda-tanda bahwa pengguna mungkin berhenti menggunakan aplikasi, sehingga memungkinkan intervensi target tetap mempertahankannya. 

Dengan terus menyempurnakan strategi berdasarkan data pengguna, pemain
lokal dapat meningkatkan pengalaman pengguna, meningkatkan retensi
pengguna, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.

Baca Juga: Jajaran iPhone 15 dan Dua Produk Apple Ini Gunakan Material Daur Ulang

Wawasan tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan gim-gim ini, di mana mereka menghabiskan waktu, dan apa yang mendorong pembelian dalam aplikasi juga dapat membantu pengembang game dan pengiklan lokal untuk memahami pasar game Indonesia dengan lebih baik.

Pada akhirnya, untuk mencapai kesuksesan yang serupa dengan aplikasi China, pemasar dan pengiklan seluler di Indonesia perlu membuat komitmen yang kuat terhadap pengambilan keputusan berdasarkan data.

Dengan melakukan hal ini, mereka dapat menavigasi lanskap budaya yang dinamis di negara ini dan membuka peluang pertumbuhan baru, memastikan bahwa orientasi terhadap pengguna tetap menjadi kompas yang memandu kesuksesan mereka.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)