Daftar Negara yang Sudah Mempersiapkan Regulasi Pengawasan Kecerdasan Buatan

Uli Febriarni
Sabtu 07 Oktober 2023, 19:40 WIB
ilustrasi artificial intelligence (Sumber : freepik)

ilustrasi artificial intelligence (Sumber : freepik)

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bukan hanya membawa kemanfaatan yang besar, melainkan juga potensi risiko. Untuk itu, pemerintah sejumlah negara membangun kesadaran atas regulasi AI, dengan tujuan agar penerapan teknologi tersebut dilakukan secara bertanggungjawab.

Berikut ini sejumlah negara yang telah menyusun -atau setidaknya mempersiapkan- regulasi penerapan AI.

Australia

Pemerintah Australia akan membuat mesin pencari, yang merancang kode baru untuk mencegah penyebaran materi pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dibuat oleh AI dan produksi versi deepfake dari materi yang sama.

Britania

Pengawas data Inggris mengatakan, mereka akan mengeluarkan pemberitahuan penegakan awal kepada Snap Inc, perusahaan Snapchat, atas kemungkinan kegagalan dalam menilai secara tepat risiko privasi chatbot AI generatifnya terhadap pengguna, terutama anak-anak.

Baca Juga: Perempuan Ini Bertahun-tahun Hidup dengan Jarum Bersarang di Otaknya, Kisah Masa Lalunya Pedih

"Pada 18 September 2023, otoritas persaingan usaha di negara tersebut menetapkan tujuh prinsip yang dirancang untuk membuat pengembang bertanggung jawab, mencegah perusahaan teknologi besar mengikat teknologi mereka pada platform mereka, dan menghentikan perilaku anti-persaingan seperti bundling," demikian dirangkum Reuters, kami lansir Sabtu (7/10/2023). 

China

China menerapkan peraturan sementara mengenai penerapan teknologi AI pada 15 Agustus 2023.

Cyberspace Administration of China (CAC), pengawas internet terkemuka di negara itu, telah menyusun sejumlah poin terkait peluncuran produk AI. Salah satu isinya, mewajibkan penyedia layanan untuk menyerahkan penilaian keamanan kepada otoritas setempat. Baru kemudian mereka bisa menerima izin untuk merilis produk AI ke pasar.

Aturan terbaru hanya akan berlaku untuk layanan yang tersedia untuk masyarakat umum di China. Seperti dilaporkan CNN, teknologi yang dikembangkan di lembaga penelitian atau dimaksudkan untuk digunakan oleh pengguna luar negeri dikecualikan.

Uni Eropa

Anggota parlemen Uni Eropa mendesak negara-negara anggota untuk berkompromi di bidang-bidang utama untuk mencapai kesepakatan regulasi pengawasan AI, akhir tahun ini.

Anggota parlemen sedang membahas rinciannya dengan negara-negara Uni Eropa, sebelum rancangan peraturan tersebut dapat menjadi undang-undang.

Dewan Perlindungan Data Eropa, yang mengumpulkan seluruh regulator data UE, membentuk satuan tugas untuk memastikan penegakan hukum yang konsisten.

Baca Juga: East Ventures dan SV Investment Kolaborasi Kelola Dana Investasi untuk Kawasan Asia Tenggara

Baca Juga: Petronas Malaysia Luncurkan Jaringan 5G Sendiri, Dukung Kegiatan Bisnis dan Kurangi Emisi

Prancis

Otoritas negara Perancis menyebut, mereka sedang menyelidiki keluhan tentang ChatGPT.

Euractive mengungkap, pengawas perlindungan data Perancis, Komisi Nasional Informatika dan Kebebasan (CNIL), menerbitkan rencana aksi untuk mengatasi masalah privasi terkait dengan Kecerdasan Buatan, khususnya aplikasi generatif seperti ChatGPT.

Italia

Pejabat otoritas perlindungan data Italia Garante, menyatakan bahwa mereka berencana untuk meninjau platform AI dan mempekerjakan ahli di bidangnya.

ChatGPT untuk sementara dilarang di negara tersebut pada Maret 2023, namun tersedia kembali pada April 2023, setelah beberapa tindakan perbaikan.

Jepang

Negara ini diperkirakan bakal memberlakukan regulasi pengawasan AI, pada akhir 2023. 

Pengawas privasi negara tersebut telah memperingatkan OpenAI untuk tidak mengumpulkan data sensitif tanpa izin orang lain.

Polandia

Kantor Perlindungan Data Pribadi Polandia (UODO) menyelidiki OpenAI, atas keluhan bahwa chatbotnya, ChatGPT, melanggar undang-undang perlindungan data Uni Eropa yang dikenal sebagai GDPR.

Menurut UODO, pelapor yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa OpenAI tidak memperbaiki informasi salah tentang identitas pelapor yang telah dihasilkan oleh ChatGPT. 

Baca Juga: UNESCO dan Belanda Berkolaborasi Susun Regulasi Pengawasan AI

Baca Juga: Fujitsu dan Riken Persiapkan Komputer Kuantum Kedua, Diklaim Bakal Minim Kesalahan

Baca Juga: Jalan-jalan Mengenali Dua Ikon Kudus, Masjid Menara Kudus dan Sate Kerbau

Spanyol

Badan perlindungan data Spanyol meluncurkan penyelidikan awal terhadap potensi pelanggaran data oleh ChatGPT, April 2023.

Belanda

Belanda (dalam hal ini Ditjen Reformasi Komisi Eropa dan Otoritas Infrastruktur Digital) bersama dengan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), menjalin kerja sama dalam menganalisis serta menyusun desain kelembagaan dan regulasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Dalam laporan UNESCO disebutkan, proyek ini dilakukan dengan dukungan Komisi Eropa, dan muncul sebelum disahkannya AI Act: undang-undang yang diharapkan akan mengatur penggunaan AI di Eropa.

Amerika Serikat

Kongres AS mengadakan dengar pendapat tentang AI, bersama pengusaha teknologi AI terkemuka. Lebih dari 60 senator ambil bagian dalam perundingan tersebut. 

Kemudian pada 12 September 2023, Gedung Putih mengatakan Adobe (ADBE.O), IBM (IBM.N), Nvidia (NVDA.O) dan lima perusahaan lainnya telah menandatangani komitmen sukarela yang mengatur AI. Salah satunya mengatur pemberian tanda air pada konten yang dihasilkan oleh AI.

Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), sedang mengkaji materi sebelum menyusun pedoman etika pemanfaatan kecerdasan buatan.

Wamenkominfo RI, Nezar Patria, menjelaskan bahwa AI memiliki kemampuan membentuk pola data.

Teknologi scraping, crawling dan yang sejenis, meskipun memang memfasilitasi pengumpulan data untuk kemudian digunakan untuk melatih AI, menurut Nezar harus tetap sesuai koridor regulasi yang berlaku. 

Ia menegaskan, ada batasan–batasan yang harus dihormati dalam pemanfaatan data tersebut, dari mulai batasan hak cipta, hingga penghormatan terhadap data pribadi. Kata dia dalam keterangan resmi.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

Kemenkominfo RI Mulai Menyusun Regulasi AI

Jumat 01 September 2023, 10:08 WIB
Kemenkominfo RI Mulai Menyusun Regulasi AI
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)