Angka Pelecehan Secara Online Mengalami Peningkatan

Uli Febriarni
Jumat 30 Juni 2023, 15:45 WIB
ilustrasi doxing (Sumber : Pixabay)

ilustrasi doxing (Sumber : Pixabay)

Pelecehan secara online yang dialami oleh orang dewasa dan para remaja mengalami peningkatan, kata sebuah laporan yang dirilis oleh Anti-Defamation League, Selasa (27/6/2023).

Mereka menyurvei untuk laporan tahunan terbaru tentang kebencian dan pelecehan online.

Perilisan laporan ADL ini, menyusul keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat di tanggal sama, yang menyatakan bahwa seorang pria yang membuat ancaman online terhadap orang asing memiliki perlindungan kebebasan berbicara. Hasilnya? keputusan tersebut membatalkan vonis pada pasal penguntitan.

Dalam laporan yang dirilis oleh ADL, didapati bahwa sebanyak 52% orang dewasa mengatakan kalau mereka pernah mengalami pelecehan di internet selama hidup mereka. Jumlah ini naik dari 40% dibanding saat 2022. Selain itu, 33% orang dewasa dan 51% remaja mengatakan, mereka telah dilecehkan secara online dalam 12 bulan terakhir, meningkat dari 23% dan 36%, masing-masing pada tahun lalu.

"Kebencian dan pelecehan ini terjadi terutama di media sosial," ungkap laporan ADL yang kami kutip Jumat (30/6/2023).

Baca Juga: Muncul Konten dari Akun yang Tidak Kita Ikuti di IG dan Fb? Kata Meta, Itu Karena Peran AI

Untuk memerangi peningkatan ini, ADL mengatakan, perusahaan media sosial harus menegakkan kebijakan kebencian dan pelecehan mereka. Termasuk pada akun-akun terkenal yang sering kali diberikan pengecualian.

Organisasi ini juga mengatakan pada laman mereka bahwa, para legislator dan pembuat kebijakan harus mewajibkan pelaporan transparansi dalam kasus ini dan melarang adanya doxing.

Salah satu platform media sosial yang baru-baru ini dikritik karena kebencian dan pelecehan adalah Twitter. Akhir 2022, Center for Countering Digital Hate menemukan, ujaran kebencian di situs tersebut meningkat setelah pembelian Twitter oleh Elon Musk pada Oktober 2022. Kasus hinaan rasial dan kebencian LGBT melonjak, dan akun-akun yang mempromosikan kebencian semacam itu mendapatkan lebih banyak pengikut.

Sejumlah media mengabarkan Musk membantah klaim tentang peningkatan ujaran kebencian. Tetapi Musk tidak memberikan rincian tentang bagaimana Twitter dapat menjelaskan atau mengukur secara transparan mengenai pernyataan tersebut.

Lantas seperti apa kondisinya di Indonesia?

Di negara kepulauan ini, regulasi tentang cybercrime atau kejahatan siber -misalnya berkaitan dengan doxing-, telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Regulasi itu juga menetapkan perbuatan yang dilarang dan sanksinya.

Doxing juga diatur dalam UU Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

Meski demikian perlu dipahami, ada perbedaan antara delik pada UU ITE dan UU PDP.

Jika pada UU ITE pendekatan yang ditunjukkan adalah pada perbuatan yang dilakukan secara elektronik (online, virtual, digital). Sementara dalam UU PDP berlaku pada perbuatan baik elektronik maupun non-elektronik.

UU PDP adalah regulasi yang lebih mengutamakan aspek denda administratif dan perdata, ketimbang pendekatan pidana.

Baca Juga: Lawan Cyberbullying dengan Nilai Luhur Pancasila, Lewat Motion Comic 'Sekawan Berpijar'

Sementara itu, laporan yang dikeluarkan oleh We Are Social menyebut, pengguna aktif media sosial di Indonesia tercatat meningkat sekitar 12% di Januari 2022.

Peningkatan jumlah pengguna aktif media sosial ternyata memberikan dampak tidak jauh berbeda dengan yang terlihat di dunia internasional, seperti kita simak di atas sebelumnya.

Perkumpulan Jaringan Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara SAFEnet telah mencatat, semenjak 2021, kasus doxing dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KGBO) telah meningkat secara tiga kali lipat.

Ada 698 aduan terkait Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) per 2022. Beberapa bentuk KBGO yang dilaporkan, seperti penyebaran konten intim tanpa izin, ancaman, hingga doxing.

Secara rinci, angka itu mencapai 2.556 kasus, lapor website Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Sedangkan data yang dimiliki oleh Komnas Perempuan, yang dirilis Maret 2021, terdapat 940 kasus KBGO dari yang sebelumnya 281 kasus.

Artinya adalah, walaupun telah diciptakan kebijakan khusus yang menangani permasalahan ini ternyata belum mampu membendung sebagian besar problem doxing dan pelecehan secara online.

Maka kebijakan tersebut harus dikaji lebih lanjut. Tidak hanya menggunakan skema dalam memberikan sanksi jera, tetapi juga peningkatan tentang pengawasan dan edukasi secara dasar mengenai pentingnya menerapkan tata krama dalam menggunakan internet.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle29 April 2024, 13:12 WIB

HYBE Audit Label ADOR, Desak Min Hee-Jin untuk Mundur dari CEO

NewJeans dan artis HYBE lainnya dijadwalkan untuk merilis musik baru di tengah bentrokan kekuatan K-pop.
Label HYBE yang menaungi sejumlah grup K-pop ternama di Korea Selatan. (Sumber: null)
Techno29 April 2024, 12:45 WIB

Realme C65 Rilis Awal Mei 2024, Punya Sertifikasi 4 Tahun Lag-Free

Menjadi satu-satunya smartphone di segmennya yang mendapat jaminan performa 48-month Fluency Certification rating A dari TÜV SÜD.
Realme C65. (Sumber: Realme)
Techno28 April 2024, 13:47 WIB

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius
Pengguna Apple sempat mengeluhkan akun mereka keluar secara misterius (Sumber: 9to5Mac)
Tips28 April 2024, 13:15 WIB

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism Waktu Jadi Turis

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism
Ilustrasi wisatawan. (Sumber: freepik)
Startup28 April 2024, 12:15 WIB

Punya Cadangan Nikel yang Besar, Indonesia Punya Posisi Strategis dalam Industri EV

Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik
Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik (Sumber: AC Ventures)
Startup28 April 2024, 11:47 WIB

MDI Ventures Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura

MDI Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura
MDI Genjot Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura (Sumber: MDI Ventures)
Techno28 April 2024, 11:33 WIB

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Daftarkan Tim Kamu!

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar
Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar (Sumber: Samsung)
Automotive28 April 2024, 09:53 WIB

Penjualan Kendaraan Penumpang Suzuki Naik 60%

Penjualan kendaraan penumpang Suzuki naik 60% kuartal 1 2024
(ilustrasi) Suzuki Jimny 5 pintu resmi meluncur di Indonesia. (Sumber: Suzuki)
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)