Techverse.asia - Amazon telah mengumumkan pengurangan sekitar 14 ribu karyawan dalam tenaga kerja korporatnya, yang mewakili sekitar empat persen dari total pegawai mereka. Langkah ini, menurut Amazon, bertujuan untuk mencapai efisiensi sekaligus mempersiapkan kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) yang akan mengurangi jumlah manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan.
Dalam pengumuman tersebut, Beth Galetti selaku Wakil Presiden Senior Amazon untuk Pengalaman dan Teknologi Sumber Daya Manusia, menyatakan bahwa Amazon memiliki 'kinerja yang baik' tetapi 'dunia berubah dengan cepat.'
"Pengurangan yang kami sampaikan tersebut adalah kelanjutan dari upaya Amazon untuk menjadi lebih kuat dengan lebih mengurangi birokrasi, menghilangkan lapisan, dan mengalihkan sumber daya untuk memastikan kami berinvestasi pada taruhan terbesar kami dan apa yang paling penting bagi kebutuhan pelanggan kami saat ini dan di masa mendatang," ungkapnya.
Baca Juga: Gegara Perlambatan Ekonomi, Kini Giliran Amazon yang Dilaporkan Akan PHK 10 Ribu Karyawan
"Generasi AI ini adalah teknologi paling transformatif yang pernah kita lihat sejak internet, dan memungkinkan perusahaan berinovasi jauh lebih cepat daripada sebelumnya (di segmen pasar yang sudah ada maupun yang benar-benar baru)."
"Kami yakin bahwa kami perlu lebih terorganisir, dengan lebih sedikit lapisan dan lebih banyak kepemilikan, agar dapat bergerak secepat mungkin demi pelanggan dan bisnis kami," lanjutnya.
Namun demikian, Galetti tidak memberikan indikasi peran kerja apa saja yang akan dipotong atau di mana posisi mereka. Sebagian besar karyawan akan memiliki waktu 90 hari untuk mencari pekerjaan baru secara internal.
Pada Senin (27/10/2025) kemarin, Reuters melaporkan bahwa Amazon akan memangkas sebanyak 30 ribu karyawannya untuk 'mengurangi pengeluaran dan mengkompensasi kelebihan perekrutan selama puncak permintaan pandemi Covid-19.'
Baca Juga: Oppo Rilis Enco X3s, Earbud Baru yang Bisa Terjemahkan Puluhan Bahasa
Dalam memonya, Galetti mengindikasikan bahwa perusahaan mengantisipasi akan melakukan lebih banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun depan.
Pada Juni 2025, CEO Amazon Andy Jassy juga telah mengisyaratkan akan adanya PHK, dengan menyebutkan bahwa peningkatan efisiensi dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan yang akan menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah karyawan korporatnya selama beberapa tahun ke depan.
"Kami akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang dilakukan saat ini, dan lebih banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan lain," tulisnya dalam memo internal tersebut.
"Sulit untuk mengetahui secara pasti bagaimana dampaknya seiring waktu, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, kami memperkirakan hal ini akan mengurangi total tenaga kerja perusahaan kami seiring dengan peningkatan efisiensi yang kami dapatkan dari penggunaan AI secara ekstensif di seluruh perusahaan."
Baca Juga: PHK Belasan Ribu Karyawan, Amazon Mulai Pecat Pekerjanya
Dalam pernyataan yang dikirim setelah artikel ini diterbitkan, juru bicara Amazon Kelly Nantel menyatakan bahwa kecerdasan buatan bukanlah alasan di balik sebagian besar pengurangan tersebut, tanpa menyebutkan detailnya.
"Tahun lalu, kami berupaya memperkuat budaya dan tim kami dengan mengurangi lapisan, meningkatkan kepemilikan, dan membantu mengurangi birokrasi untuk mendorong kecepatan dan kepemilikan, serta siap untuk berinovasi, berkolaborasi, terhubung, dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan," ujar Kelly.
Upaya ini, katanya, telah mulai membuahkan hasil, dan dia melihat hasil yang kuat bagi tim dan pelanggan Amazon. "Pengurangan yang kami bagikan ini merupakan kelanjutan dari upaya tersebut," tambahnya.
Baca Juga: Intel Dikabarkan akan Lakukan PHK Puluhan Ribu Karyawannya
Gelombang PHK besar terakhir Amazon terjadi pada akhir 2022 silam hingga awal 2023, ketika 27 ribu pekerja diberhentikan. Dalam pernyataan eksekutif dan keputusan perusahaan, platform e-commerce ini telah menunjukkan rencananya untuk memanfaatkan otomatisasi, robotika, dan AI sekaligus memangkas biaya tenaga kerja dan pada akhirnya menggantikan ribuan posisi pekerja manusia.
















