Techverse.asia - Intel tengah bersiap untuk memangkas jumlah karyawannya lebih lanjut, kali ini dengan memberhentikan lebih dari 20 persen karyawannya atau sekitar 21 ribu orang akan diberhentikan. Rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tersebut dapat diumumkan pada minggu ini.
Baca Juga: Motorola Rilis Moto Buds Loop, Earbud Bertabur Kristal Swarovski
Dengan demikian, Intel bertujuan untuk merampingkan manajemen dan membangun kembali budaya yang digerakkan oleh teknik. Perusahaan tersebut memiliki sekitar 108.900 karyawan pada akhir tahun lalu setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja sebanyak 15 ribu pada Agustus 2024.
Namun faktanya, Intel yang lambat dalam merangkul peralihan industri ke arah kecerdasan buatan (AI), telah mengurangi jumlah karyawannya secara signifikan sejak tiga tahun lalu di tengah penurunan penjualan.
PHK terbaru ini akan menandai salah satu langkah restrukturisasi besar pertama sejak Lip-Bu Tan menjadi Chief Executive Officer (CEO) Intel pada Maret kemarin setelah kepergian mendadak Pat Gelsinger.
Baca Juga: Intel dan Microsoft Dilaporkan Sedang Mengerjakan Windows 12?
Merespong pengurangan ratusan ribu tenaga kerja tersebut, dalam memonya, Lip-Bu Tan menolak untuk merinci sejauh mana pengurangan tersebut, yang sebagian besar ditujukan untuk mengurangi 'birokrasi yang tidak perlu' dan lapisan manajemen menengah.
"Saya sangat percaya pada filosofi bahwa pemimpin terbaik dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin dengan orang yang paling sedikit. Kami akan menerapkan pola pikir ini di seluruh perusahaan, yang akan mencakup pemberdayaan bakat terbaik kami untuk membuat keputusan dan mengambil kepemilikan yang lebih besar atas prioritas utama," tulis Tan.
Menurutnya, tidak ada cara lain selain fakta bahwa perubahan penting ini akan mengurangi jumlah tenaga kerja Intel. Sebelum bergabung bersama Intel, katanya, perusahaan harus membuat sejumlah keputusan yang sulit guna menempatkan Intel pada landasan kokoh untuk masa depan.
"Hal ini akan dimulai pada kuartal kedua (Q2) 2025 dan kami akan bergerak secepat mungkin selama beberapa bulan ke depan," paparnya.
Baca Juga: Alasan Restrukturisasi, GoPro PHK 15% Karyawan Mereka
Tidak mengherankan, AI akan menjadi fokus Intel ke depannya. "Fokusnya adalah memastikan bahwa tim kami membangun produk yang sangat kompetitif dan memenuhi kebutuhan pelanggan kami saat kami memasuki era baru komputasi, yang ditentukan oleh agen AI dan model penalaran," katanya.
Untuk mencapai hal tersebut, Intel mengambil pendekatan holistik untuk mendefinisikan ulang portofolionya agar dapat mengoptimalkan produk mereka untuk beban kerja AI yang baru dan yang sedang berkembang.
"Kami pun melakukan penyesuaian yang diperlukan pada peta jalan produk kami, sehingga kami diposisikan untuk membuat produk terbaik di kelasnya sambil tetap fokus pada pelaksanaan dan memastikan pengiriman tepat waktu," katanya.
Baca Juga: Amazon Pecat Karyawan yang Bekerja di Divisi Alexa
Tan bertujuan untuk mempercepat berbagai hal dengan mengubah Intel menjadi perusahaan yang berfokus pada rekayasa. "Banyak perubahan yang akan kami lakukan dirancang untuk membuat teknisi lebih produktif dengan menghilangkan alur kerja dan proses yang memberatkan yang memperlambat laju inovasi," ujarnya.
Perusahaan berencana untuk mengurangi biaya di tempat lain guna melakukan investasi yang diperlukan pada bakat rekayasa dan peta jalan teknologinya. Intel berharap dapat menurunkan biaya operasionalnya sebesar US$1,5 miliar selama dua tahun ke depan.
Efisiensi adalah nama permainannya di sini. Tan ingin para manajer menyingkirkan rapat yang tidak perlu dan mengurangi jumlah orang yang menghadiri rapat karena terlalu banyak waktu berharga yang terbuang sia-sia.
Intel juga akan memperluas mandat kembali ke kantor dengan mengharuskan pekerja berada di lokasi empat hari seminggu (naik dari tiga) mulai bulan September mendatang.
Baca Juga: Gelombang PHK Melanda Indonesia, Pakar: Produk Impor Ilegal dan Daya Beli Menurun