Riset Mahasiswa UMY: Dampak Konten TikTok bagi Kesehatan Mental Gen Z

Rahmat Jiwandono
Jumat 15 Agustus 2025, 13:21 WIB
TikTok.

TikTok.

Techverse.asia - Di tengah derasnya arus kehidupan di media sosial, kesepian justru menjadi fenomena yang semakin akrab dengan generasi muda. Linimasa (timeline) dipenuhi video hiburan, konten motivasi, hingga kisah personal yang tampak menyentuh secara emosional. Namun, di balik layar, banyak pengguna tetap merasa terasing dari kehidupan sosial nyata.

Fenomena paradoks ini menarik perhatian mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang kemudian melahirkan riset berjudul Loneliness in the Crowd: Eksplorasi Literasi Media Digital pada Fenomena Kesepian di TikTok melalui Konfigurasi Kajian Hiperrealitas Audiovisual.

Baca Juga: Telkomsel x TikTok x GoPay Luncurkan Kartu Perdana Simpati TikTok Edisi Khusus

Penelitian tersebut pun berhasil lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) 2025 dan memperoleh pendanaan sebesar Rp6,2 juta dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Fifin Anggela Prista, ketua tim riset, mengungkapkan bahwa ide penelitian berawal dari pengamatan sehari-hari terhadap kebiasaan Generasi Z alias Gen Z yang hampir selalu berselancar di media sosial, khususnya TikTok.

Situasi lantas tersebut memunculkan pertanyaan mendasar: Mengapa seseorang bisa begitu aktif di dunia maya, tetapi minim interaksi sosial secara langsung? Setelah berdiskusi dengan anggota tim, mereka menyadari pengalaman serupa juga dialami banyak orang di sekitar.

Baca Juga: Fujifilm X-E5 dan Lensa Fujinon XF 23mm F2.8 R WR Resmi Dijual di Indonesia, Berapa Harganya?

"Dari riset kecil-kecilan, kami menemukan keterkaitan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dengan rasa kesepian, insecure, bahkan masalah kesehatan mental," ungkap Fifin, Jumat (15/8/2025).

Tim yang beranggotakan Fifin Anggela Prista, Gifatul Hidayah, Najwa Aulia Habibah, Rossy Safitri Putra Pratama, dan Muhammad Rasyid Ridha tersebut menggunakan metode kualitatif untuk menggali pengalaman personal para pengguna TikTok secara mendalam. Di satu sisi, konten di media sosial adalah hasil rekayasa.

"Tapi di sisi lain, orang tetap mengonsumsi dan bahkan membenarkan narasi tersebut. Menurut teori hiperrealitas, representasi digital kerap dianggap lebih 'nyata' daripada realitas itu sendiri, sehingga emosi yang dibentuk media dapat memengaruhi kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang," kata dia.

Baca Juga: Instagram dan Facebook Diselidiki Uni Eropa, Diduga Sebabkan Kecanduan dan Bahaya pada Anak

Menurut hasil pengamatan awal mereka, menunjukkan bahwa banyak akun TikTok memproduksi ulang narasi kesepian dengan sentuhan estetik dan emosional, seperti kutipan tentang hubungan, kehilangan, atau rasa keterasingan.

Konten ini sering dibagikan ulang sebagai bentuk coping stress yakni cara menyalurkan perasaan melalui media sosial. Konten yang dibuat orang lain sering kali merepresentasikan diri kita, entah itu soal pencapaian orang lain atau kisah emosional seperti percintaan.

"Meskipun sebagian bersifat komersial, pengguna tetap membagikannya karena merasa konten tersebut mewakili perasaan mereka," ujarnya.

Meski demikian, kebiasaan ini memicu efek domino. Semakin sering pengguna membagikan konten kesepian, semakin banyak pula konten serupa yang muncul di linimasa akibat algoritma TikTok.

Baca Juga: Dituduh Membuat Kecanduan, ByteDance Tarik Fitur Ini dari TikTok Lite di Uni Eropa

Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin sering terpapar konten kesepian, semakin tinggi pula risiko mengalami gangguan kesehatan mental.

Melihat potensi dampak yang lebih luas, tim Hypercrowd berencana menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Indonesia untuk mengembangkan strategi literasi digital dan manajemen penggunaan gawai.

"Harapannya, penelitian ini bisa menjadi inovasi dalam penanganan isu literasi digital dan kesehatan mental, khususnya di kalangan Gen Z. Karena kesepian sering dianggap masalah pribadi, padahal dari hal-hal yang terlihat sepele ini, dampaknya bisa sangat besar bagi kesehatan mental generasi muda," ujarnya.

Baca Juga: Noplace: Media Sosial Gabungan Myspace dan Twitter Buat Gen Z

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno12 Desember 2025, 19:39 WIB

TicNote Pods: Earbud Pencatat Catatan Bertenaga AI 4G Pertama di Dunia

Earbud ini tersedia dalam dua kelir dan harganya hampir mencapai Rp5 juta.
TicNote Pods. (Sumber: Mobvoi)
Hobby12 Desember 2025, 19:15 WIB

Sinopsis Film Para Perasuk, Ini Daftar Para Pemainnya

Ini adalah film terbaru garapan Wregas Bhanuteja, tapi belum diungkap tanggal rilisnya untuk 2026 mendatang.
Poster film Para Perasuk. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 18:00 WIB

Instagram Beri Kendali Atas Algoritma Konten yang Muncul di Reels

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk mengontrol topik mana yang direkomendasikan oleh algoritmanya.
Pengguna bisa mempersonalisasi algoritma Reels yang muncul di Instagram. (Sumber: Instagram)
Lifestyle12 Desember 2025, 17:21 WIB

ASICS Hadirkan Sepatu Padel Sonicsmash FF, Ringan dan Terasa Lebih Lincah

Sepatu padel baru tersebut untuk membuat kecepatan terasa mudah.
ASICS Sonicsmash FF adalah sepatu khusus untuk padel. (Sumber: ASICS)
Techno12 Desember 2025, 15:16 WIB

Jenius x Zurich Luncurkan 2 Proteksi Perjalanan untuk Liburan yang Aman

Jenius adalah aplikasi perbankan digital.
Dua produk proteksi hasil kolaborasi Jenius x Zurich. (Sumber: Jenius)
Startup12 Desember 2025, 15:03 WIB

TransTRACK Raih Halal Logistics Excellence Award

Penghargaan ini didapat dari Halal Development Corporation Berhard pada World Halal Excellence Awards 2024 di Johor, Malaysia.
CEO TransTrack Anggie Meisesari saat menerima Halal Logistics Excellence Award. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 14:50 WIB

Samsung Galaxy Watch Mendukung Pembayaran QRIS Tap di Aplikasi myBCA

QRIS Tap myBCA hadi di Samsung Galaxy Watch, bertransaksi kian praktis.
Transaksi pakai QRIS Tap myBCA kini bisa dilakukan langsung dari pergelangan tangan. (Sumber: Samsung)
Automotive12 Desember 2025, 14:08 WIB

Kawasaki Z1100 ABS MY2026 Dipasarkan di Indonesia, Harga Hampir Rp400 Juta

Performanya semakin buas dan agresif.
Kawasaki Z1100 ABS MY2026. (Sumber: Kawasaki)
Startup11 Desember 2025, 19:20 WIB

MDI Portofolio Impact Report 2025: 8 Startup Diklaim Beri Dampak Nyata

MDI Ventures melihat laporan-laporan ini bukan sekadar dokumen tahunan, tetapi sebagai landasan untuk pengambilan keputusan.
MDI Ventures.
Techno11 Desember 2025, 18:15 WIB

Pebble Hadirkan Index 01: Cincin Pintar untuk Merekam Pikiran

Tangkap ide-ide terbaikmu sebelum ide-ide itu hilang begitu saja.
Pebble Index 01. (Sumber: Pebble)