Dorong Penggunaan Biochar untuk Pertanian, WasteX Raih Pendanaan Rp7 Miliar

Penggunaan biochar dari sekam padi oleh WasteX (Sumber: WasteX)

Startup teknologi adaptasi iklim (climate tech) khusus pertanian, WasteX, meraih pendanaan US$450.000 (sekitar Rp7 miliar) dari P4G Partnerships.

WasteX yang kini beroperasi di Indonesia dan Filipina, menjalankan bisnisnya dengan mengubah limbah menjadi biochar, produk yang bernilai tambah serta membuat tanaman tumbuh lebih subur.

Penggunaan biochar diklaim dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi emisi karbon.

Startup WasteX mengembangkan solusi untuk memudahkan penggunaan biochar di dunia pertanian, dengan memanfaatkan carbonizer, aplikasi mobile, hingga insentif kredit karbon untuk petani.

Teknologi yang dikembangkan WasteX, bertumpu pada mesin carbonizer semi-otomatis skala kecil, dilengkapi dengan burner berbahan bakar ganda. Berbeda dengan carbonizer tradisional, yang umumnya menghasilkan panas dari pembakaran biomassa.

Carbonizer WasteX menggunakan dua jenis bahan bakar, yaitu biomassa dan gas sintesis (syngas), yang dihasilkan selama proses pirolisis atau pemanasan biomassa menjadi biochar.

Pemanfaatan syngas dapat mengurangi potensi emisi metana, sehingga proses produksi biochar lebih efisien energi dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Seorang Ibu Muda Terkejut Mengetahui Alat Kontrasepsi Implannya Berada di Paru-paru

Pendiri dan CEO WasteX, Pawel Kuznicki, menyebut bahwa pendanaan terbaru ini adalah pendanaan katalitik paling efektif yang ada.

"P4G tidak hanya menyediakan modal cukup untuk startup climate tech, tetapi juga mendukung penuh penerima funding untuk terlibat dalam proses pembuatan kebijakan nasional dan pengembangan pasar," tuturnya, dikutip Sabtu (6/4/2024).

Tujuannya adalah mendorong kondisi pasar dan regulasi yang mendukung pertumbuhan dan adopsi inovasi.

Pendanaan dari P4G Partnership diberikan kepada Kemitraan WasteX-Bina Tani. WasteX akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun fasilitas produksi biochar, di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia, melalui model kemitraan dengan fasilitas pengolahan padi, jagung, dan kayu, serta peternakan ayam.

WasteX berinvestasi, mengembangkan, dan mengoperasikan fasilitas tersebut. Sementara itu, mitra akan memasok biomassa atau limbah organik yang akan digunakan sebagai bahan baku produksi biochar.

Sebagian besar biochar yang diproduksi akan diberikan secara gratis kepada petani lokal. Petani dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, untuk mengaplikasikan biochar secara maksimal.

"Bersama dengan Bina Tani dan P4G Partnership, kami ingin manfaat biochar dapat dirasakan oleh banyak petani dan produsen pertanian di Indonesia," ujar Pawel, dalam keterangan resmi perusahaan.

Baca Juga: Teater Behing Project ISI Yogyakarta Akan Tampilkan Pertunjukkan 'Hemereng', Kritik Atas Kelola Sampah di Yogyakarta

Pawel menilai inisiatif tersebut sangat penting, terutama ketika harga pupuk meroket dan hasil panen menurun.

"Biochar akan mengurangi ketergantungan pada pupuk yang mahal, serta meningkatkan kesuburan dan ketahanan tanah dalam jangka panjang," kata dia.

Biochar juga membantu tanaman tumbuh lebih subur dan kuat. Caranya dengan mengikat pupuk dan meningkatkan ketersediaannya di tanah secara lebih efisien, menyimpan air, memperbaiki kondisi tanah, menyimpan karbon di dalam tanah, dan mengurangi konsumsi pupuk kimia.

Baca Juga: Tidak Kapok Gagal Bikin Mobil, Apple Mau Buat Robot Asisten Pribadi

Baca Juga: Palmsy: Media Sosial yang Semuanya Serba Palsu, Cocok buat Orang Anti Sosial

"Solusi menjanjikan ini, dapat menjadi pilihan bagi petani untuk beradaptasi dan bertahan di tengah kondisi pertanian yang terus berubah," imbuhnya.

Dalam penggunaannya kepada berbagai tanaman pertanian di Indonesia dan Filipina, biochar telah berhasil meningkatkan hasil panen 95% tanaman jagung, sekaligus mengurangi penggunaan pupuk hingga 50%.

Percobaan kepada tanaman padi, menunjukkan hasil panen meningkat 38%, dan potensi jangka panjang pengurangan penggunaan pupuk hingga 25%-50%.

Menurut Pawel, hal tersebut membuktikan manfaat sangat besar dari teknologi biochar WasteX untuk merevolusi praktik pertanian, dengan meningkatkan produktivitas dan mendorong pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.

Baca Juga: Kampus Kerja Sama dengan Platform Pinjol untuk Pembayaran UKT? Begini Kritik CfDS UGM

Executive Director P4G, Robyn McGuckin, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.

P4G berkomitmen untuk mendukung bisnis yang menawarkan solusi inovatif bagi perbaikan iklim seperti WasteX.

"WasteX tidak hanya memberikan dampak positif jangka panjang kepada para petani kecil, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian prioritas Indonesia, dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pengurangan emisi karbon," tandasnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI