Menggunakan layanan ride hailing yang disediakan sejumlah aplikasi, tak selalu memberikan solusi komprehensif bagi penumpang.
Terkadang, konsumen hanya mendapatkan keuntungan efisiensi layanan dan sampai ke tujuan. Tetapi, benak mereka masih menginginkan kenyamanan dan keamanan bersama pengemudi dengan jenis kelamin sama seperti mereka. Ternyata, ini fakta yang dialami oleh tidak sedikit konsumen perempuan, salah satunya di Grab.
Alasan tersebut kemudian mendorong Grab untuk berupaya menciptakan platform yang aman dan adil, memberdayakan para mitra pengemudi dan penumpang perempuan.
Dalam rangka mendukung upaya itu, Grab meluncurkan fitur yang disebut Women Passengers Preferred, Maret 2024.
Baca Juga: Lenovo Kembangkan AI Sebagai Pendeteksi Aritmia Tingkat Lanjut
Baca Juga: ViewSonic M1X, Mampu Proyeksikan Gambar dengan Posisi 360 Derajat
Senior Product Marketing Manager Grab, Isabela Martin, menjelaskan fitur ini memungkinkan mitra pengemudi perempuan untuk menunjukkan dalam aplikasi bahwa: mereka lebih memilih untuk dipertemukan dengan penumpang perempuan.
"Fitur ini memberikan rasa aman bagi para perempuan yang sebelumnya merasa ragu untuk mengemudi untuk Grab, memberdayakan mereka untuk mengejar peluang ekonomi melalui platform ini," kata Isabela, seperti dikutip Senin (21/10/2024).
Tentu saja, jika tidak ada penumpang perempuan di sekitar lokasi, mitra Grab akan tetap dipasangkan dengan penumpang laki-laki.
Keputusan tersebut bertujuan memastikan pendapatan mitra pengemudi perempuan dan pengalaman perjalanan penumpang tidak terganggu.
Baca Juga: Hati-Hati Penipuan Menggunakan Sosok Deepfake di Aplikasi Kencan
Dalam pengamatan Grab, perempuan masih menghadapi tantangan dalam industri yang didominasi oleh laki-laki seperti layanan transportasi online di Asia Tenggara.
Lebih dari 50% masyarakat masih memiliki pandangan yang bias terhadap perempuan yang bekerja di sektor ini. Ada keyakinan bahwa perempuan harus tinggal di rumah dan mengemudi tidak aman bagi mereka.
Ekspektasi demikian dapat menghalangi perempuan untuk mendaftar sebagai pengemudi, dan dapat menciptakan gesekan secara keseluruhan terhadap pengalaman mereka dalam menggunakan platform.
"Penumpang laki-laki maupun perempuan cenderung lebih sering membatalkan perjalanan ketika pengemudinya adalah perempuan. Selain itu, pengemudi perempuan cenderung lebih sering membatalkan perjalanan ketika penumpangnya adalah laki-laki," kata dia.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, program Grab yang ditargetkan untuk mengajak lebih banyak pengemudi perempuan ke dalam armada mereka telah berjalan efektif.
"Peningkatan sebesar 26 persen dalam jumlah mitra pengemudi perempuan yang aktif setiap bulannya sejak akhir tahun lalu menunjukkan keberhasilannya," sebut Isabela.
Baca Juga: Peneliti Bilang Sistem Ekonomi Restoratif Cocok untuk Diterapkan di Indonesia
Baca Juga: Edifier Q65: Speaker Desktop Active Monitor dengan Pengisi Daya GaN
Hanya dalam waktu enam bulan sejak diluncurkan, fitur Women Passenger Preferred telah digunakan, dan dicoba setidaknya sekali oleh satu dari setiap dua mitra pengemudi perempuan di Indonesia.
Penerimaan yang cepat ini menggarisbawahi relevansi fitur tersebut, dan mencerminkan keinginan kolektif di antara para perempuan untuk dilihat, didengar, dan didukung dalam pekerjaan mereka.
Berikutnya diketahui, sejak fitur Women Passengers Preferred tersedia, Grab telah mengamati perkembangan positif bagi komunitas, antara lain:
49% lebih banyak kecocokan antara pengemudi perempuan dan penumpang perempuan,
Pengemudi perempuan yang mengaktifkan fitur tersebut, mengalami pembatalan di menit-menit terakhir dari penumpang 18% lebih sedikit dibandingkan dengan pengemudi perempuan yang tidak mengaktifkan fitur tersebut,
Pengemudi perempuan yang menggunakan fitur ini, memiliki kemungkinan 31% lebih kecil untuk membatalkan pemesanan dibandingkan dengan pengemudi perempuan yang tidak menggunakan fitur,
Lebih dari 99,99% dari seluruh perjalanan Grab terus berlangsung tanpa insiden keselamatan, namun fitur ini semakin memperkuat keamanan, terutama bagi mitra pengemudi perempuan.
"Sejak diluncurkan, mereka yang menggunakan fitur ini mengalami lebih sedikit insiden terkait keselamatan dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya," ungkap Isabel kemudian.
Menurutnya, ini mencerminkan pergeseran positif menuju lingkungan yang lebih aman dan lebih mendukung bagi perempuan dalam layanan transportasi online.
Baca Juga: Apple Music Membantu Musisi untuk Membuat Playlist Khusus Saat Konser dan Tur
Seorang mitra pengemudi Grab Indonesia, Diah Arfianti, mengatakan bahwa sebagai pengemudi perempuan, ia sering memberikan masukan kepada Grab, terutama mengenai penumpang perempuan.
"Ketika saya melihat fitur ini di aplikasi, saya berpikir, 'Mereka benar-benar mendengarkan saya! Saya langsung mengaktifkannya'," kata Diah.
Sementara itu, Rini Sudarini, mengaku tidak hanya dirinya yang merasa lebih aman, terutama di malam hari, tetapi penumpang juga senang ketika mereka melihat pengemudi mereka adalah seorang perempuan.
"Mereka seperti 'Wah syukurlah, pengemudinya perempuan'," tuturnya.