Koltiva Raih Pendanaan Seri A, Kembangkan Layanan Perangkat Lunak Sebagai Layanan

Rahmat Jiwandono
Selasa 19 September 2023, 12:41 WIB
Koltiva memberikan pelatihan kepada produsen. (Sumber : Dok. Koltiva)

Koltiva memberikan pelatihan kepada produsen. (Sumber : Dok. Koltiva)

Techverse.asia - Pada hari ini, startup asal Indonesia yang berfokus pada pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan, Koltiva, mengumumkan pendanaan seri A yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura tahap awal terkemuka, AC Ventures, dengan partisipasi dari Silverstrand Capital, Planet Rise, Development Finance Asia, dan Blue 7, sertainvestor yang sudah ada, The Meloy Fund yang merupakan investor terkemuka di Asia Tenggara. 

Koltiva akan menggunakan modal segar ini untuk mengembangkan layanan perangkat lunak sebagai layanan (software-as-a-service, SaaS) yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk memiliki pelacakan rantai pasokan dari benih hingga ke tangan konsumen (from seed to table).

Di sisi agriteknologi, Koltiva menghadirkan beberapa solusi, seperti pemetaan lahan dan profil produsen, ketertelusuran dari benih hingga ke tangan konsumen, hingga pelatihan dan bimbingan dengan para ahli lapangan dan dan agronom. Dari sisi iklim (climate), Koltiva tengah mengembangkan produk yang dapat membantu dalam pengukuran dan penilaian gas rumah kaca (greenhouse gas/GHG).

Koltiva juga menghadirkan solusi dukungan pertanian berwawasan iklim, pemetaan penggunaan lahan, hingga peringatan risiko bagi klien mereka.
Dalam konteks pelacakan produk berbasis pertanian, Koltiva tengah menciptakan terobosan baru.

Baca Juga: Legit Group Raih Pendanaan Seri A Rp205 Miliar, Siap Ekspansi Ke Surabaya dan Malang

Dengan mengembangkan perangkat lunak yang menyediakan pelacakan dari benih hingga ke tangan konsumen, perusahaan ini memastikan bahwa perjalanan produk pertanian dari bahan baku, menuju ke operasi pertanian dan distribusi, hingga ke tangan konsumen dilakukan secara transparan.

Inovasi ini membantu perusahaan multinasional dan perusahaan besar untuk dapat melacak asal-usul pasokan produk mereka yang sebagian besar berasal dari produsen kecil di Indonesia, dan negara-negara lain di mana Koltiva beroperasi. 

Relevansi perusahaan ini semakin meningkat dengan adanya regulasi baru dan ketat seperti Peraturan Produk Bebas Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang diamanatkan oleh Dewan Uni Eropa. Peraturan ini mewajibkan perusahaan membuktikan ketiadaan deforestasi dalam produk mereka dan mematuhi
standar hukum tertentu.

Akibatnya, lebih dari 50 ribu perusahaan berbasis Uni Eropa sekarang wajib
mematuhi regulasi ini, dan perusahaan non-UE yang terlibat secara signifikan dalam aktivitas di UE juga harus memastikan kepatuhan mereka. Solusi Koltiva sangat penting bagi industri seperti kakao, kopi, karet, dan minyak kelapa sawit.

Namun, Koltiva bukan hanya sebuah layanan; ini adalah bisnis yang transformatif. Koltiva menawarkan aplikasi web dan mobile yang komprehensif mengurus berbagai aktivitas pertanian, seperti pendaftaran produsen, survei, pemantauan transaksi pertanian, pemetaan deforestasi, hingga pengukuran emisi gas rumah kaca di perkebunan.

Baca Juga: Penerapan Internet of Things dalam Pertanian, Bisa Optimalkan Budidaya Serai

Dengan bisnis yang mengakar di Indonesia, Koltiva memiliki jangkauan global. Tim Koltiva bekerja dengan produsen di 52 negara, dan hampir setengah dari mereka adalah petani kecil di Indonesia. Selebihnya tersebar di negara-negara, seperti Brasil, China, hingga Pantai Gading. 

Co-Founder & CEO Koltiva, Manfred Borer menjelaskan bahwa lebih dari sekadar platform pelacakan, Koltiva menyediakan sistem pelacakan yang komprehensif dari benih hingga ke tangan konsumen. Koltiva membantu korporasi multinasional menavigasi secara bijak lanskap yang dinamis serta regulasi yang terus berkembang akan kepatuhan praktik pertanian berkelanjutan, serta meningkatkan kehidupan para petani dan produsen kecil.

"Bisnis kami bertujuan untuk membentuk ekosistem yang memberikan
manfaat kepada merek global, serta turut meningkatkan dan memperbaiki kondisi penghidupan dan kesejahteraan dari tingkat paling dasar di proses rantai pasok. Kami membayangkan dunia di mana perdagangan yang transparan dan berkelanjutan menjadi sebuah standar," ujarnya, Selasa (19/9/2023). 

Baca Juga: Broom: Perusahaan Startup di Bidang Teknologi Otomotif Dapat Pendanaan Pra-Seri A Sebesar 155 Miliar

Platform ini sudah memiliki lebih dari satu juta produsen dan 6.800 bisnis, menunjukkan adanya kebutuhan yang besar terhadap pelacakan rantai pasokan makanan inovatif, penawaran teknologi iklim, dan banyak lagi. 

Managing Partner AC Ventures Helen Wong mengatakan, saat bisnis multinasional semakin menuju keberlanjutan, Koltiva yang berbasis di Indonesia siap menjadi pemain utama dalam memastikan rantai pasok yang transparan.

"Dengan meningkatkan kesejahteraan petani skala kecil di pasar negara berkembang, dan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim, Koltiva adalah bukti nyata tentang bagaimana teknologi modern dapat membentuk ulang industri konvensional, memberikan dampak global, dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan secara lingkungan untuk generasi mendatang," katanya. 

Informasi, pasar manajemen rantai pasok global memiliki nilai sebesar US$27,2 miliar pada 2022, dan diproyeksikan akan mencapai US$75,6 miliarpada 2032. Angka tersebut terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 10,9 persen hingga tahun 2032.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno06 Mei 2024, 18:07 WIB

Cara Mematikan dan Menghapus Riwayat Tontonan Youtube

Google berjanji jika pengguna mematikan riwayat tontonan, halaman Youtube mereka akan menjadi lebih sederhana dan bersih.
Ilustrasi Youtube (Sumber: unsplash)
Techno06 Mei 2024, 17:43 WIB

Realme C65 Hadirkan Fitur Air Gesture Pertama di Segmennya

Berselancar di media sosial populer hingga menjawab atau mengakhiri panggilan tanpa sentuh layaknya pada smartphone flagship.
Realme C65 punya fitur Air Gesture. (Sumber: Realme)
Techno06 Mei 2024, 17:31 WIB

Bumble Rilis Opening Move: Bantu Pengguna Perempuan untuk Otomatisasi Obrolan Pembuka

Fitur ini menghilangkan tekanan pada perempuan untuk menyampaikan pesan baru setiap kali match dengan pengguna lainnya.
Bumble merupakan aplikasi kencan untuk menemukan pasangan. (Sumber: Bumble)
Techno06 Mei 2024, 17:14 WIB

Google Pixel 9 Dilaporkan Bakal Memiliki 3 Ukuran dan Fitur SOS Satelit Darurat

Masih belum jelas kapan perilisan perangkat Google Pixel 9 ini.
Bocoran desain Google Pixel 9. (Sumber: onleaks)
Automotive06 Mei 2024, 16:56 WIB

Solar Gard Punya 2 Jenis Kaca Film yang Cocok untuk Mobil Listrik

Ini merupakan upaya perusahaan untuk mendukung mobilitas yang berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan.
Ilustrasi kaca film mobil listrik. (Sumber: istockphoto)
Automotive06 Mei 2024, 15:08 WIB

Yamaha FreeGo 125 Tawarkan 3 Warna Anyar, Tampil Lebih Sporty

Compact scooter Yamaha FreeGo 125 tampil gagah dengan pilihan warna baru.
Yamaha FreeGo 125CC hadir dalam warna warni baru. (Sumber: Yamaha)
Startup06 Mei 2024, 14:24 WIB

Living Lab Ventures Luncurkan Launchpad, Bantu Startup Global Ekspansi Pasar ke Indonesia

Gerbang utama bagi para startup global guna ekspansi pasar di Indonesia.
Living Lab Ventures.
Hobby06 Mei 2024, 13:46 WIB

Review Civil War: Perjalanan Jurnalis Foto ke Gedung Putih dalam Situasi Perang Saudara

Film ini memakai sudut pandang jurnalis guna memberikan netralitas akan situasi politik yang utopis di AS.
Civil War.
Lifestyle06 Mei 2024, 12:42 WIB

MILO NutriActiv: Minuman Baru dari Nestlé, Susu Cokelat dengan Multigrain

MILO NutriActiv yang hadir dengan dua varian rasa yaitu Choco Cereal dan Choco Banana
MILO NutriActiv varian Choco Banana Multigrain (Sumber: Milo)
Lifestyle06 Mei 2024, 12:17 WIB

5 Tahun ke Depan, Jualan Masker Rambut Masih Banjir Cuan

Produk hair mask yang dibuat menggunakan bahan-bahan alami akan lebih diminati konsumen
(ilustrasi) menggunakan hair mask (Sumber: freepik)