Techverse.asia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya peningkatan signifikan kasus influenza tipe A di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, mencapai kenaikan hingga 38 persen. Lonjakan ini dipicu oleh cuaca ekstrem, meningkatnya mobilitas masyarakat pascapandemi Covid-19, serta tingginya kemampuan virus untuk bermutasi.
Baca Juga: Waspada Penularan Virus Nipah: Kemenkes Minta Pengawasan Perbatasan, Lalu-lintas Orang dan Barang
Kondisi tersebut menuntut kewaspadaan karena influenza tipe A dikenal lebih agresif dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius dibandingkan tipe lainnya.
Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fitria Nurul Hidayah, menjelaskan bahwa influenza tipe A merupakan varian yang paling sulit dikendalikan karena tingkat mutasinya yang tinggi.
“Di antara varian influenza, A, B, C, dan D, tipe A adalah yang paling berat gejalanya pada manusia dan paling menantang untuk dikendalikan karena banyaknya mutasi virus. Contoh infeksi virus influenza tipe A adalah H5N1 atau flu burung, yang sempat merebak dan menular dari hewan ke manusia,” katanya, Selasa (4/11/2025).
Dokter di RS AMC Muhammadiyah ini mengungkapkan bahwa saat ini virus subtipe H3N2 menjadi dominan dalam kasus influenza tipe A di Indonesia. Meski penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia, terdapat kelompok masyarakat yang lebih berisiko mengalami komplikasi berat.
Baca Juga: Rayakan Kemenangan Tim Baseball Los Angeles Dodgers, New Era Luncurkan Koleksi Spesial
Mereka antara lain lanjut usia (lansia), anak-anak di bawah dua tahun, serta penderita penyakit kronis, termasuk gangguan jantung, paru, ginjal, maupun individu dengan sistem imun rendah akibat kanker, HIV/AIDS, atau terapi imunosupresif.
“Influenza A bukan sekadar flu biasa. Pada kelompok rentan, infeksi ini bisa menyebabkan pneumonia, gagal napas, peradangan jantung, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memahami siapa yang termasuk kelompok risiko dan memastikan mereka mendapat perlindungan optimal,” katanya.
Gejala influenza tipe A, lanjutnya, pada umumnya lebih berat dibandingkan flu biasa dan dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh. Penderita biasanya mengalami demam tinggi (hingga 40 derajat Celcius), menggigil, nyeri otot, sakit kepala hebat, serta kelelahan ekstrem.
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung Terjangkit HIV, Gejalanya Mirip Flu
Gejala pada sistem pernapasan dapat berupa batuk, sakit tenggorokan, suara serak, dan hidung tersumbat atau berair. Beberapa pasien juga dapat mengalami mual, muntah, dan diare, terutama anak-anak. Keluhan seperti nyeri dada ringan dan mata terasa nyeri atau berair juga sering muncul.
“Bila gejala tidak membaik dalam beberapa hari, masyarakat sebaiknya segera memeriksakan diri untuk mendapatkan penanganan medis,” tambahnya.
Dia menegaskan bahwa pencegahan merupakan kunci utama dalam menekan penyebaran influenza tipe A. Ia merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Baca Juga: Banyak Konsumsi Vitamin Bisa Jadi Ancaman Nyata bagi Kesehatan Saraf
Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika batuk, memakai masker di area ramai, serta memperkuat daya tahan tubuh melalui pola makan seimbang, tidur cukup, dan olahraga teratur juga menjadi langkah penting.
“Masyarakat tidak perlu panik. Pola peningkatan kasus influenza A memang terjadi secara periodik akibat mutasi virus yang cepat. Namun dengan langkah pencegahan yang tepat dan pemeriksaan medis bila gejala berat muncul, risiko dapat ditekan secara efektif,” ujarnya.














