Review Gowok Kamasutra Jawa Uncut: Edukasi Seks hingga Feminisme dalam Kultur Jawa

Rahmat Jiwandono
Jumat 06 Juni 2025, 13:27 WIB
Poster film Gowok Kamasutra Jawa.

Poster film Gowok Kamasutra Jawa.

Techverse.asia - Gowok Kamasutra Jawa Uncut Version (21+) dibuka dengan peringatan bahwa film ini memuat adegan-adegan dewasa, kekerasan, dan peringatan tindakan bunuh diri. Tapi penonton tak perlu khawatir jika tak mau melihat adegan-adegan tersebut sebab ada versi cut (17+).

Film ini coba mengingatkan publik mengenai adanya praktik gowok, yang merupakan tradisi Jawa kuno. Sejarahnya, saat Laksamana Cheng Ho datang ke Pulau Jawa, dia membawa perempuan asal China bernama Goo Wook Niang yang ditugasi memberi pendidikan seksual kepada laki-laki agar dapat memuaskan perempuan di ranjang.

Dalam bahasa Jawa sendiri, istilah kata gowok yang artinya celah atau lubang. Lebih gamblang lagi, gowok yaitu lubang atau celah di sebuah batang pohon yang biasanya dipakai burung untuk membuat sarang.

Baca Juga: Review Mission Impossible The Final Reckoning: Penuh Adegan Stunt Menegangkan

Laki-laki yang melakoni prosesi gowok di kala itu pada umumnya berasal dari kaum bangsawan seperti anak bupati atau anggota kerajaan dari suatu daerah.

Alur cerita Gowok Kamasutra Jawa berpusat pada Ratri muda (Alika Jantinia) - anak yatim piatu - yang diasuh oleh seorang peng-gowok terkenal, Nyai Santi (Lola Amaria).

Petaka bermula saat Kamanjaya muda (Devano Danendra), anak seorang bangsawan yang punya paras rupawan, dititipkan oleh kedua orang tuanya kepada Nyai Santi untuk di-gowok sebelum dia menikah. Namun, selama tinggal di Padepokan Gowokan, Kamanjaya malah menaruh hati kepada Ratri.

Devano Danendra (kiri) sebagai Kamanjaya muda bersama Ratri muda.

Kamanjaya pun berjanji kepada Ratri bahwa suatu hari kelak dia akan kembali dan menikahinya. Namun janji tersebut hanya isapan jempol belaka karena secara tak sengaja Ratri dewasa (Raihaanun) mengetahui bahwa Kamanjaya dewasa (Reza Rahardian) telah menikah dengan seorang putri keturunan bangsawan dan punya anak laki-laki, Bagas (Ali Fikry).

Singkat cerita, kakek Bagas yang diperankan oleh Slamet Raharjo ingin agar cucunya tersebut juga menjalani gowok oleh Nyai Santi - setelah dia mendengar cerita dari putrinya bahwa ia puas melakukan hubungan suami istri dengan Kamanjaya.

Baca Juga: Kaiju No. 8 The Game Mengungkap Detail Cerita Orisinalnya

Ratri yang memang sudah disiapkan untuk menjadi penerus Nyai Santi menganggap ini sebagai kesempatan emas untuk balas dendam karena merasa telah dikhianati oleh Kamanjaya yang diiming-imingi akan dinikahi dan diberi pencerahan bahwa setiap perempuan harus bisa berdiri di atas kaki mereka sendiri.

Gowok Kamasutra Jawa juga menjadi ruang bagi sutradara Ipar adalah Maut itu untuk menyelipkan sejarah bangsa Indonesia tentang peristiwa 1960an. Mengambil latar tahun 1950-1960an di Bumiayu, Kebumen, Jawa Tengah, Ratri yang memang dididik untuk bisa menjadi seorang peng-gowok, namun tekadnya tetap kuat dalam mengupayakan emansipasi perempuan.

Kamanjaya dewasa diperankan Reza Rahadian.

Ratri aktif membentuk komunitas perempuan Respati yang tak lain adalah cikal bakal terbentuknya oraganisasi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang fokus terhadap dunia pendidikan bagi kaum perempuan. Juga ada sedikit sekuens tentang komunis pada 1960an.

Baca Juga: Review Joker: Folie à Deux, Gangguan Mental yang Dikemas Secara Drama Musikal

Di sisi lain, isu gender juga coba diangkat lewat karakter Liyan, putra angkat Nyai Santi yang sehari-harinya mengenakan jarik kemben dan bersikap centil. Liyan bukan cuma sekadar bumbu cerita dalam film ini, tapi sebuah representasi yang masih dinilai tabu dalam masyarakat Jawa.

Namun penulis tak sependapat dengan hal itu, karena jika ditilik ke belakang, dalam seni pentas pertunjukkan drama Jawa dahulu, sudah ada tokoh laki-laki yang berperan seperti perempuan dan tak jadi perdebatan. Seperti karakter Tessy dalam serial Srimulat yang kerap tampil feminim dan mengenakan jarik kemben dan nada bicaranya pun lembut seperti perempuan.

Nyai Santi (kiri) diperankan Lola Amaria.

Selain itu, Gowok Kamasutra Jawa juga mengkritisi budaya patriarki. Ini divisualisasikan lewat adegan saat Kamanjaya dilarang ikut ke dapur oleh Ratri lantaran pria tak cocok memasak dan perempuan harus duduk lebih rendah dari para priyayi.

Dari aspek akting para aktor dan aktrisnya, Devano tampak kurang luwes dalam berbicara bahasa Jawa Ngapak. Berbanding terbalik dengan Lola Amaria dan Raihaanun yang seperti penutur aslinya. Reza Rahardian meski lancar berbahasa Jawa ngapak dalam beberapa dialog, tapi ada sedikit yang tampak seperti dipaksakan.

Baca Juga: Pari Jawa: Punah Karena Masifnya Aktivitas Manusia

Versi uncut ini juga memuat adegan-adegan seksual dan sensual namun sang sinematografer Satrio Kurnianto mampu membuatnya tampak tidak murahan dan menjijikkan. Dia dapat menangkap adegan orgasme melalui emosional para pemain.

Pace yang dibangun Gowok Kamasutra Jawa juga sangat padat dari awal hingga akhir film, alhasil penonton dikejutkan oleh serangkaian plot twist yang menjadi element of surprise. Film ini layak untuk ditonton dan membuka ruang diskusi bagi publik tentang hal-hal di atas.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle16 Juni 2025, 21:09 WIB

Survei Kawula17: Harga Serba Naik dan Pengangguran Meningkat

Transparency International Indonesia beranggapan bahwa upaya pengungkapan kasus korupsi oleh pemerintah belum menyelesaikan persoalan korupsi dari akarnya.
(ilustrasi) pertumbuhan ekonomi (Sumber: freepik)
Techno16 Juni 2025, 20:43 WIB

Bose Meluncurkan QuietComfort Ultra Generasi Kedua, Cek Speknya

Performa ikonik yang sama, kini dengan peredam bising adaptif yang ditingkatkan, pengambilan suara yang lebih baik, dan pengisian daya nirkabel.
Bose QuietComfort Ultra generasi kedua. (Sumber: Bose)
Techno16 Juni 2025, 16:11 WIB

Berbekal Dual Cip, iQOO Neo 10 Mendukung Multitasking Berat dan Render Grafis Tinggi

Neo 10 Meraih Top 1 GMV dan jumlah unit terjual terbanyak di berbagai platform e-commerce selama kampanye 6.6
iQOO Neo 10. (Sumber: dok. iqoo)
Culture16 Juni 2025, 15:35 WIB

Chapter Jogja x GIK UGM Berlangsung Selama 10 Hari, Ini 7 Partisipannya

DIY merayakan lebaran seni dengan babak baru melalui acara tersebut.
Konferensi pers Chapter Jogja Art Fair di GIK UGM, Sleman, DIY, Senin (16/6/2025). (Sumber: techverse.asia)
Automotive16 Juni 2025, 15:14 WIB

Honda CB650R Neo Sport Cafe Terbaru, Harga Mulai Rp300 Jutaan

Siap memberikan pengalaman berkendara yang lebih memuaskan bagi para pengendara motor sport premium.
Honda CB650R warna Matte Gunpowder Black Metallic. (Sumber: Honda)
Techno16 Juni 2025, 14:14 WIB

Spek dan Harga Fujifilm X-E5, Ada Opsi Warna Hitam dan Perak

Kamera seri X pertama perusahaan dengan pelat atas aluminium berpotongan presisi.
Fujifilm X-E5. (Sumber: Fujifilm)
Techno16 Juni 2025, 13:37 WIB

Garmin Venu X1 Rilis Global, Pesaing Apple Watch Ultra 2?

Jam tangan pintar yang ramping dengan bahan ringan dan speaker internal, mikrofon, dan senter LED.
Garmin Venu X1. (Sumber: Garmin)
Automotive13 Juni 2025, 21:25 WIB

Harga dan Spek Lengkap SUV Listrik Geely EX5 di Indonesia

Geely EX5 juga didukung oleh berbagai inovasi terbaru yang membuatnya unggul di kelasnya.
Geely EX5. (Sumber: geely)
Techno13 Juni 2025, 19:36 WIB

Edifier Hadirkan ES Series Baru: Perpaduan Desain Elegan dan Suara Mantap

ES juga merupakan singkatan dari Edifier Sound.
Edifier ES Series. (Sumber: Edifier)
Culture13 Juni 2025, 17:45 WIB

ARTJOG 2025 Dibuka Mulai 20 Juni hingga 31 Agustus 2025 di JNM Kota Jogja

ARTJOG juga menawarkan berbagai cara menikmati dan merayakan seni melalui serangkaian program pendukung.
ARTJOG 2025 digelar mulai 20 Juni sampai 31 Agustus 2025.