Techverse.asia - Sukses dengan film action-thriller Pengepungan di Bukit Diri, Joko Anwar tancap gas dengan proyek barunya berjudul Legenda Kelam Malin Kundang. Film ini dia tulis sendiri dan dibantu oleh Rafki Hidayat serta Aline Djayasukmana yang diproduksi Come and See Pictures.
Baca Juga: Sinopsis Film Angkara Murka, Tayang di Bioskop Mulai 22 Mei 2025
Malin Kundang diproyeksikan tayang tahun ini tapi belum diumumkan tanggalnya. Sinopsisnya berbunyi film yang diilhami dari cerita rakyat (folklore) Minangkabau, Sumatra Barat, dengan latar cerita masa kini, dikemas dengan genre drama-misteri-thriller.
Film tersebut mengikuti kisah seorang pelukis mikro bernama Alif yang diperankan Rio Dewanto. Alif yang baru sembuh dari kecelakaan, dokter memperingatkan bahwa ingatannya belum sepenuhnya pulih akibat kejadian ini.
Lantas saat ia kembali ke rumah dijemput oleh istrinya Nadine (Faradina Mufti) dan anaknya Emir (Jordan Omar), Alif diberitahu bahwa ibunya akan datang menjenguknya dari kampung untuk pertama kalinya.
Namun, persoalannya Alif lupa dengan wajah ibunya, bahkan dia tidak ingat sama sekali mengenai masa lalunya. Saat ibu Alif datang ke rumahnya, dia menaruh curiga kalau perempuan tersebut bukanlah ibunya.
Baca Juga: Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Kolaborasi dengan Amazon MGM Studios
Sutradara film Gundala Putra Petir itu mengatakan, belakangan folklore mulai tersisih dalam arus penuturan di medium budaya pop, juga di industri film. Padahal, menurutnya, cerita rakyat Indonesia memiliki narasi yang menarik dan fleksibel untuk dieksplorasi sesuai zaman sekarang.
"Belum lama ini kami telah melakukan riset kecil-kecilan, ternyata cerita rakyat semakin ke sini semakin enggak dikenal di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, kami mau membawa kembali cerita rakyat supaya bisa hidup terus," ujarnya.
Dari segi penceritaan, Come and See Pictures punya dua hal besar yang selalu diupayakan, yakni sebanyak mungkin membuat cerita-cerita yang organik dengan genre serta gaya yang beragam. Selain itu, menaruh porsi besar pada cerita-cerita lokal yang merupakan perbendaharaan naratif Indonesia.
"Cerita rakyat yang dihadirkan enggak terus diubah begitu saja. Tentunya tetap ada proses kreatif yang terjadi, sehingga kisahnya bisa lebih relevan walau benang merah yang ada akan tetap sama," jelasnya.
Baca Juga: Disutradarai Russo Brothers, Marvel Rombak Judul untuk Film Avengers Ini
Malin Kundang juga akan menyelipkan pesan moral, tapi bukan sebagai suatu doktrin, melainkan sebuah pertanyaan balik. Joko Anwar ingin mempertanyakan lagi dan melihat kembali ke sisi yang jauh lebih dalam.
"Cara kita memikirkan tentang legenda-legenda tersebut akan melahirkan pemikiran anyar yang akan menambah nilai dari cerita itu sendiri," katanya.
Selain Rio, Faradina, dan Omar, film ini juga akan didukung oleh Nova Eliza, Vonny Anggraini, Gambit Saifullah, dan Sulthan Hamonangan. Kekinian Legenda Kelam Malin Kundang telah merampungkan syutingnya dan sedang ada di tahap pascaproduksi.
Rio menerangkan, karakter Alif punya emosi yang berlapis-lapis, konflik batin, dan trauma akan masa lalunya. Dengan demikian, dia merasa tertantang untuk bisa melakoni peran tersebut. Hal tersulit dari perannya ialah membuat emosi Alif sampai ke penonton.
Baca Juga: ASICS Gel Kayano 32: Aplikasikan Teknologi 4D Guidance System dan PureGEL
"Alif kehilangan fondasi emosionalnya, memunculkan rasa bingung ini tanpa harus dari perkataan, namun dari napas, gerak tubuh, dan tatapannya," ujarnya.
Sedangkan sosok Nadine sendiri digambarkan sebagai seorang istri yang penuh kasih sayang dan lembut. Ia menjaga keluarganya dengan penuh cinta walau dalam diam. Nadine sekaligus mengayomi keluarganya itu.
"Nadine sangat menghormati dan menjaga perasaan Alif, apa pun yang terjadi di keluarganya," imbuh Faradina.
Pendalaman karakter yang dilakukan Faradina itu terbilang lumayan rumit. Pasalnya, dia harus membangun chemistry dengan Rio Dewanto. Untuk itu, dia banyak berkomunikasi dengan aktor Filosofi Kopi tersebut dengan bertukar pikiran.
Baca Juga: Review Siksa Kubur: Terasa Kurang Relate dengan Pemeluk Agama Lain