Techverse.asia - Film Angkara Murka yang bergenre mystery-thriller akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis (22/5/2025) besok. Film ini diproduksi oleh Forka Film dan Eden Junjung menjadi sutradaranya. Dia sebelumnya lebih dikenal lewat karya-karya film pendeknya antara lain Bura, The Intrusion, dan Happy Film.
Ini adalah film pertamanya yang berdurasi panjang yakni sekitar 88 menit. Sebagai bagian dari perayaan peluncurannya, selain Gala Premiere di Jakarta, Angkara Murka telah menggelar Gala Premiere spesial di Yogyakarta pada 16 Mei 2025 di Cinepolis Lippo Plaza Jogja.
Baca Juga: Review Tebusan Dosa: Antara Supranatural atau Penjelasan Secara Saintifik
Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pemutaran perdana di Indonesia karena peran pentingnya sebagai salah satu pusat kreativitas dan apresiasi film nasional. Selain itu, banyak kru dan pemain dalam film ini juga berasal dari kota tersebut, menjadikan momen ini sebagai bentuk 'pulang kampung' yang bermakna.
Angkara Murka berkisah tentang Ambar yang diperankan oleh Raihaanun, seorang ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir demi mencari suaminya, Jarot (Aksara Dena), yang menghilang secara misterius di lokasi tambang tersebut.
Namun di balik kerasnya dunia pertambangan, Ambar justru dihadapkan pada teror yang lebih dalam - rakusnya kekuasaan, praktik tumbal manusia, dan makhluk tak kasat mata yang diyakini menjaga tanah itu.
Bersama Lukman (Simhala Avadana), Ambar menelusuri rahasia kelam yang tersembunyi di dalam tanah, dan harus berhadapan dengan kekuatan yang membungkam suara-suara lemah.
Baca Juga: Review Siksa Kubur: Terasa Kurang Relate dengan Pemeluk Agama Lain
Didukung juga oleh jajaran aktor seperti Whani Darmawan sebagai Raden Broto yang bengis, dan Rukman Rosadi, film ini memadukan ketegangan horor atmosferik, drama emosional, serta kritik sosial.

Angkara Murka tidak hanya menyuguhkan rasa takut, tetapi juga menggugah kesadaran akan luka kolektif dari sistem yang penuh ketimpangan.
Eden mengatakan bahwa karakter utama dalam film tersebut adalah seorang perempuan. Sebab, menurutnya, di kehidupan nyata ini peran perempuan masih dianggap menjadi minoritas, sehingga dia coba memberi ruang untuk memberikan 'ruang' yang lebih lewat karyanya tersebut.
"Karakter Ambar di sini sebagai tokoh utama dan penggeraknya yang berkaca dari realitas di masyarakat saat ini," ujarnya saat Gala Premiere.
Baca Juga: Brad Pitt Berusaha Meraih Kemenangan dalam Trailer F1 yang Menegangkan
Lokasi set film Angkara Murka diambil di tambang pasir dekat lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tempat ini dipilih lantaran selama ini belum pernah tersentuh untuk produksi suatu film. Untuk itu, Eden memilih lokasi tersebut.
"Di Sleman kan memang banyak tambang pasir dan belum ada yang pernah bikin film di lokasi ini, jadi mengapa tidak kami mencobanya," katanya.
Bahkan lokasi tambang pasir tersebut hanya berjarak sekitar 5 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi yang kekinian masih dalam status awas. Adapun proses syuting Angkara Murka memakan waktu sekitar 18 hari.
Sementara itu, Produser Ifa Isfansyah menyebut, Angkara Murka sebagai langkah berani Forka Films ke genre horor. Lewat film ini, dia menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang berbeda.
Baca Juga: Enggak Takut dengan Kegelapan? Coba Nonton Film Horor Skinamarink
"Ceritanya dekat dengan realitas, tapi disampaikan dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja," ujar Ifa.
Sebagai informasi, dialog dalam film ini sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa, namun penonton tak perlu khawatir karena akan ada terjemahannya. Founder dari JAFF ini menambahkan, Angkara Murka juga telah mendapatkan pengakuan internasional, dengan terpilih untuk world premiere di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April 2025 lalu.