Review Pengepungan di Bukit Duri: Beri Ingatan Kolektif atas Peristiwa Kelam Bangsa Indonesia?

Rahmat Jiwandono
Kamis 17 April 2025, 19:38 WIB
Aktor dan aktris dalam film Pengepungan di Bukit Duri (Sumber: null)

Aktor dan aktris dalam film Pengepungan di Bukit Duri (Sumber: null)

Techverse.asia - Joko Anwar keluar dari zona nyamannya, dia menggarap film Pengepungan di Bukit Duri, menandai sepak terjangnya selama 20 tahun terakhir di industri film Tanah Air. Seperti diketahui, dari beberapa karyanya, mantan jurnalis The Jakarta Post itu lebih banyak memproduksi film horor.

Film ini berpusat pada seorang guru bernama Edwin yang diperankan oleh Morgan Oey - aktor keturunan Tionghoa. Bintang lainnya termasuk Omara Esteghlal, Fatih Unru, Endy Arfian, Hana Pitrashata, dan Satine Zaneta.

Alur cerita Pengepungan di Bukit Duri memang diilhami dari peristiwa kelam bangsa ini, yakni kerusuhan pada 1998 silam yang mana etnis Tionghoa menjadi korbannya.

Namun, Joko Anwar mengubah latar peristiwa film ini menjadi tahun 2007. Pada tahun tersebut, Edwin masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dia memiliki seorang kakak perempuan. Saat mereka sedang sekolah, tiba-tiba sekolah dibubarkan lantaran terjadi kerusuhan masif.

Baca Juga: Review Film Pengabdi Setan 2: Communion, Sosok Wartawan untuk Sampaikan Satire

Mereka berdua pun lantas pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, mereka dihadang sekelompok massa yang menarget orang Tionghoa.

Nahas, Edwin dan kakak perempuannya jadi sasaran kelompok tersebut, bahkan kakaknya menjadi korban rudapaksa. Lalu, adegan film langsung melompat 20 tahun kemudian, tepatnya pada 2027.

Sekarang Edwin bekerja menjadi seorang guru seni dan mengajar di SMA Bukit Duri. Harapannya dia bisa menemukan keponakannya yang hilang.

Di sinilah awal mula konflik dimulai, sebab sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah buangan, banyak anak-anak yang 'termarjinalkan' karena masalah-masalah tertentu. Termasuk karakter Jefri yang dimainkan oleh Omara Esteghlal, ia digambarkan sebagai sosok remaja yang sulit diatur dan tempramental.

Baca Juga: Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Kolaborasi dengan Amazon MGM Studios

Jefri juga punya beberapa teman dekat yang tingkah lakunya juga sama. Yang menarik terdapat satu orang perempuan dalam kelompok Jefri tersebut, yakni Dotty yang diperankan oleh Satine Zaneta.

Bukan rahasia umum lagi kalau Joko Anwar kerap memilih karakter perempuan guna menyiratkan sesuatu hal. Tapi selama 118 menit berlangsung, karakter Dotty ini tampak kurang memiliki latar karakter yang kuat jika dibandingkan dengan film-film dia lainnya.

Kepada awak media, Joko menjelaskan bahwa karakter Dotty ditampilkan untuk menunjukkan bahwa kekerasan bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelaminnya.

Pengepungan di Bukit Duri dipenuhi dengan adegan sadis dan banyak darah. Selain itu, audiens akan mendengar banyak umpatan, utamanya kata 'Babi' yang ditujukan untuk masyarakat Tionghoa. Jefri pun menggunakan kata itu untuk memanggil Edwin.

Baca Juga: Trailer Fantastic Four: First Steps, Kini Melawan Silver Surfer

Adegan-adegan tersebut digambarkan melalui pertarungan antara Jefri dan Edwin, juga dari perilaku teman-teman geng Jefri yang melakukan penyiksaan terhadap orang-orang Tionghoa secara acak. Ini dilakukan atas dasar rasisme dan kebencian terhadap suatu golongan.

Jadi, perlu dicatat bahwa film Pengepungan di Bukit Duri tidak bisa disaksikan untuk semua umur.

Menurut kesimpulan penulis, ada beberapa pesan yang ingin disampaikan oleh sang sutradara, seperti segregasi ras (ditampilkan lewat klub malam yang hanya khusus untuk orang Tionghoa), serta ingatan bersama bahwa Indonesia punya sejarah kelam yang tak boleh dilupakan.

Pasalnya, peristiwa 1998 bisa saja terulang kembali bila praktik rasisme dan kebencian terhadap suatu golongan terus dipupuk. Meski begitu, saya sendiri cukup skeptis dengan film ini, jauh sebelum Joko Anwar, sudah ada film-film - dokumenter - yang coba memberikan ingatan kolektif akan sejarah kelam negara ini.

Baca Juga: Review Film Eksil: Dicap Antek PKI dan Terpaksa Terasing di Negeri Orang

Itu seperti film Jagal (2012) dan Senyap (2014) karya Joshua Oppenheimer yang mendokumentasikan kehidupan para anak yang orang tuanya dicap sebagai anggota PKI. Satu dekade berlalu setelah dua film ini diproduksi dan telah ditonton banyak masyarakat Indonesia, tapi apakah perubahan yang terjadi? Tak ada.

Masih banyak di antara kita yang mempunyai pandangan miring kepada anak yang anggota keluarganya 'diduga' sebagai PKI. Lantas bisakah Pengepungan di Bukit Diri membuat masyarakat kita tak lagi berbuat rasis terhadap etnis apapun, dan jadi alarm bagi generasi muda?

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Automotive14 Mei 2025, 14:38 WIB

Harley Davidson x MotoGP akan Gelar Seri Balap Global pada 2026

Seri kejuaraan Harley Davidson baru akan digelar di enam akhir pekan MotoGP.
Harley-Davidson x MotoGP mengumumkan seri balap global baru yang diluncurkan tahun depan. (Sumber: MotoGP)
Startup14 Mei 2025, 14:21 WIB

Ikan Tuna Hasil Tangkapan Nelayan Binaan Aruna Diekspor ke Luar Negeri

Ikan tuna yang ditangkap telah dibekukan dan dikirim ke Uni Emirat Arab.
Ikan hasil tangkapan nelayan binaan Aruna diekspor ke luar negeri. (Sumber: istimewa)
Techno14 Mei 2025, 13:47 WIB

Instax Mini 41 Diniagakan di Indonesia Senilai Rp1,7 Juta, Ada 2 Fitur Baru

Instax Mini 41 dibuat untuk pembuat gambar yang peduli dengan bentuk dan fungsi.
Instax Mini 41. (Sumber: Fujifilm)
Techno14 Mei 2025, 13:11 WIB

Harga dan Spek Sony Xperia 1 VII, Dirakit dengan Hardware Walkman dan Bravia

Sony mengambil teknologi dari TV, kamera, dan Walkman untuk meningkatkan ponsel andalannya.
Sony Xperia 1 VII. (Sumber: Sony)
Lifestyle13 Mei 2025, 20:00 WIB

Toys R Us Asia Hadirkan Live Toyful: Semangat Bermain untuk Semua Kalangan Usia

Lewat Live Toyful, Toys R Us Asia siap memasuki babak baru retailtainment.
Toys 'R' Us. (Sumber: istimewa)
Techno13 Mei 2025, 19:24 WIB

WWDC 2025: iOS 19 akan Menyertakan Fitur Manajemen Baterai AI dan Sinkronisasi Lintas Perangkat

WWDC 2025 sendiri akan dilaksanakan pada 9-13 Juni 2025.
Ilustrasi iOS 19. (Sumber: 9to5Mac)
Automotive13 Mei 2025, 18:42 WIB

Cara Cek Keaslian AHM Oil dengan Aplikasi Motorku X

Untuk menghindari pemalsuan oli AHM, pelanggan bisa memindainya lewat aplikasi Motorku X.
Ilustrasi cek keaslian oli AHM. (Sumber: istimewa)
Techno13 Mei 2025, 18:28 WIB

VSCO Hadirkan Fitur AI Bernama Canvas, Bikin Gambar dari Perintah Teks

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengimpor dan menyunting foto menggunakan alat penyuntingan VSCO standar.
VSCO.
Startup13 Mei 2025, 18:09 WIB

LuarKampus: Startup Pencari Beasiswa dari Pontianak Jadi Pemenang NextDev ke-10

Telkomsel Dorong Inovasi Digital dengan AI bersama 10 Startup Finalis.
3 startup pemenang program NextDev Summit ke-10. (Sumber: telkomsel)
Techno13 Mei 2025, 16:24 WIB

Leica M11-P Safari Dipatok Rp180 Juta Lebih, Edisi Khusus Warna Hijau Zaitun

Leica menulis bab berikutnya dalam kisah sukses edisi khusus hijau zaitun yang didambakan.
Leica M11-P Safari. (Sumber: Leica)