Bitcoin Meroket, Simak Optimisme Pelaku Industri Terhadap Iklim Investasi

Reku mengumumkan penggabungan resmi Aspakrindo dan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). (Sumber: Dok. Reku)

Techverse.asia - Bitcoin berhasil menembus harga US$50 ribu atau sekitar Rp778 juta (kurs Rp15.579) untuk pertama kalinya sejak akhir 2021. Melasir CoinMarketCap, kenaikan ini diikuti dengan menghijaunya sejumlah aset kripto lainnya, seperti Ethereum yang terapresiasi di level Rp41,4 juta atau 14,38% dalam sepekan.

Kemudian, Solana juga naik 18,58% dalam sepekan menuju level Rp2,04 juta. Merespon kondisi tersebut, Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku mengatakan, kenaikan harga Bitcoin ini juga dibarengi dengan sentimen positif pada iklim investasi secara keseluruhan.

"Momentum dan optimisme yang terbentuk ini menyasar instrumen investasi berisiko tinggi. Namun selain pasar kripto, indeks saham AS seperti S&P 500 juga mengalami kenaikan 1,45% dalam lima hari terakhir dan 5,37% dalam satu bulan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average juga turut mencapai rekor baru intraday yang didorong oleh saham-saham di sektor teknologi dan keuangan. IHSG juga mengawali pekan ini di zona hijau," jelas Robby, Rabu (14/2/2024).

Kondisi itu, lanjut Robby, merupakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan peluang dengan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi. Namun, investor tetap harus bijak dan cermat.

Baca Juga: Galaxy AI Hadir di Sejumlah Ponsel Lama

Bagi para investor yang mungkin belum terlalu familiar dengan instrumen berisiko seperti aset kripto maupun saham, investor dapat mengambil strategi diversifikasi untuk lebih mendistribusikan risiko. Selain itu, investor juga perlu menyesuaikan pemilihan aset pada komposisi portofolionya dengan profil risiko investasinya.

Dalam membantu investor untuk lebih mengenal profil investasinya tersebut, Reku sebagai platform investasi dan jual-beli aset kripto telah menyiapkan sejumlah inisiatif.

"Pertama, kami menyediakan fitur Investor Personality Test yang memungkinkan para pengguna mengetahui profil risikonya dan mendapatkan gambaran alokasi portofolio investasinya yang sesuai dengan profil risiko masing-masing," ujarnya.

Selain itu, guna memfasilitasi kebutuhan diversifikasi portofolio aset kripto pengguna, Reku juga rutin me-listing koin baru setiap minggunya.

Baca Juga: Cara Memutuskan Pemasangan Apple Watch

"Penambahan koin secara rutin ini memperluas pilihan pengguna untuk berinvestasi di aset kripto yang lebih beragam. Investor juga bisa memilih mode Lightning ataupun Pro, yang mana mode Lightning cocok bagi investor pemula dan mode Pro untuk yang sudah berpengalaman," terangnya.

Kedua fitur tersebut hadir untuk mengakomodasi setiap jenis investor dengan biaya (fee) terjangkau yakni 0,1%. Rangkuman profit and loss bisa dipantau secara real-time di fitur Investment Insight, sehingga pengguna dapat memanfaatkan momentum dengan cepat dan cermat.

Potensi bullish

Senada dengan Robby, Fahmi Almuttaqin, Crypto Researcher Reku mengatakan bahwa Tahun Naga Kayu juga menyiratkan kepercayaan diri investor dalam mengambil risiko yang dapat dilihat dari beberapa aspek.

Menurutnya, tingginya kepercayaan diri investor setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu; meningkatnya hash power atau kekuatan komputasi yang menjalankan blockchain Bitcoin, meningkatnya aliran dana investasi masuk terlepas dari situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, dan berkembangnya beragam naratif yang didukung meningkatnya investasi ke proyek-proyek kripto baru di berbagai sektor.

Baca Juga: Frustasi Karena Paslon Favoritmu Kalah Pemilu? Lakukan 8 Langkah Ini

Data Look Into Bitcoin menunjukkan hash rate Bitcoin secara konsisten membukukan new all time high khususnya dalam satu tahun terakhir.

"Hal ini menggambarkan optimisme dan keberanian para miner dalam berinvestasi di perangkat keras untuk melakukan penambangan, terlepas dari adanya Bitcoin Halving yang akan memangkas reward menambang Bitcoin pada April nanti," ujarnya.

Menurut laporan aliran dana investasi masuk Coinshares pada 12 Februari 2024, terdapat peningkatan inflow yang konsisten dengan adanya US$1,1 miliar net inflow di minggu lalu. Peningkatan tersebut membuat Asset under Management (AuM) di instrumen kripto berada pada level tertinggi sejak awal 2022 di angka US$59 miliar.

Baca Juga: Susul Jennie, Lisa BLACKPINK Dirikan Agensi Bernama LLOUD

Menariknya, Fahmi melanjutkan, peningkatan tersebut terjadi di saat situasi suku bunga masih relatif tinggi, di mana instrumen berisiko rendah seperti dolar AS dan surat utang negara dapat memberikan imbal hasil yang menarik.

"Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan diri investor khususnya di kalangan institusional di AS dalam mengambil risiko lebih di tengah kemungkinan penurunan suku bunga yang masih belum begitu pasti," imbuhnya.

Kemudian, perkembangan berbagai naratif di kripto sendiri mulai dari Gamefi, Layer 2, hingga ERC 404 yang baru-baru ini banyak mencuri perhatian. Berkembangnya beragam narasi yang juga turut didorong oleh proyek-proyek baru dengan dukungan besar dari komunitas dan investor ritel, turut menggambarkan tingginya optimisme dan keberanian para pelaku pasar.

"Di tengah optimisme ini, kami terus menghimbau investor untuk tetap bijak, dengan memperhatikan berbagai aspek terhadap teknologi baru serta memantau sustainability dari product market fit yang ada," ungkapnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI