Pasar Kripto Sempat Terkoreksi, Reku: Potensi Rally Masih Terbuka

Rahmat Jiwandono
Selasa 06 Februari 2024, 12:35 WIB
Reku meluncurkan portal transparansi. (Sumber: Reku)

Reku meluncurkan portal transparansi. (Sumber: Reku)

Techverse.asia - Pasar kripto kembali menghijau usai sempat terkoreksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bungan acuan di level 5,25 sampai 5,5 persen dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1 Februari kemarin.

Adapun harga Bitcoin dalam kurun waktu 24 jam naik lebih dari dua persen ke level US$43 ribu atau setara dengan Rp676,1 juta. Sebelumnya, pasar kripto terpantau melemah setelah putusan tersebut.

Baca Juga: Reku Luncurkan Fitur Investment Insight, Begini Fungsinya

Dilansir dari CoinMarketCap, setelah putusan The Fed, Bitcoin terkoreksi 2,4 persen dari US$43.495 ke US$42.451 atau kurang lebih Rp669,4 juta, tiga jam setelah pengumuman tersebut. Selain itu, Ethereum juga melemah 2,48 persen ke Rp35,9 juta dan Solana turun ke 3,96 persen di level Rp1,5 juta pada rentang waktu yang sama.

Merespons kondisi ini, Crypto Analyst Reku Fahmi Almutaqqin mengatakan bahwa dipertahankannya suku bunga The Fed senada dengan perkiraan pelaku pasar sejak Desember 2023. Namun yang membuatnya berbeda ialah adanya kekhawatiran dari para investor terhadap situasi pasar uang AS dan inflasi yang lebih tinggi.

"Tapi tetap secara umum, mayoritas ekonom dan analis sepakat bahwa The Fed kemungkinan akan mulai mengambil kebijakan penurunan suku bunga pada tahun ini," kata Fahmi belum lama ini.

Baca Juga: Reku Resmi Terdaftar Sebagai Anggota Bursa Komoditi Nusantara

Pasar kripto saat ini cenderung terkoreksi pasca disetujuinya ETF Bitcoin Spot yang disebabkan adanya aksi profit taking pada penjualan instrumen Gracyscale Bitcoin Trust (GBTC), salah stau produk Bitcoin ETF Spot.

ETF itu mencatat punya jumlah aset kelolaan sebesar 523,5 ribu Bitcoin pada 24 Januari 2024 yang kemudian pada hari ini menurut data Coinglass, turun menjadi 487 ribu Bitcoin. Artinya, telah terjadi penjualan atau penarikan sebanyak 36,5 ribu Bitcoin atau sekitar Rp24,17 triliun dalam satu minggu terakhir pada instrumen GBTC.

"Walaupun tekanan jual dari instrumen ETF ini masih relatif tinggi, tapi jumlah itu sebenarnya sudah jauh lebih kecil kalau dibandingkan satu minggu sebelumnya, yang mana jumlah aset kelolaan GBTC turun 68,5 ribu Bitcoin dalam sepekan," terangnya.

Baca Juga: Bitcoin Masih Jadi Kripto Paling Dominan di Pasar

Apabila stabilitas pasar kripto semakin membaik, sambungnya, ada kemungkinan pasar kembali ke reli (rally) yang akan berpotensi menembus area harga tertinggi di reli sebelumnya di US$48 ribu yang terjadi pada 11 Januari 2024 lalu.

"Potensi ini menjadi momentum positif untuk pasar kripto secara keseluruhan menjelang Bitcoin halving pada April yang akan datang, yang biasanya akan diikuti dengan fase konsolidasi selama beberapa minggu atau bahkan bulan," ujar dia.

Hampir seluruh ekosistem, katanya, sektor serta niche altcoin juga memiliki potensi yang kurang lebih sama untuk menghijau. Mulai dari sektor finansial, layer 1, dan ekosistem lainnya juga berpeluang untuk terapresiasi jika Bitcoin bisa menembus area US$48 ribu.

Baca Juga: Upbit Dorong Peningkatan Tata Kelola Perusahaan pada Industri Blockchain Indonesia

"Buat merespons potensi tersebut, Reku juga telah membuat daftar koin-koin baru setiap minggunya untuk memperluas pilihan pengguna dalam mempertimbangkan strategi diversifikasinya," ujarnya.

Setiap aset punya fungsi, fundamental, dan tingkat volatilitas yang berbeda. Terdapat aset kripto yang cocok untuk investasi jangka panjang maupun jangka pendek.

"Pastinya tetap harus disesuaikan dengan tujuan serta strategi investasi masing-masing individu," tambahnya.

Baca Juga: Upbit Beri Rekomendasi dan Taktik Investasi Jelang Halving Day 2024

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle04 Mei 2024, 14:41 WIB

Cuaca Terik Begini Kurangi Minum Kopi, Berikut Penjelasan Pakar

Kopi dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
(ilustrasi) es kopi (Sumber: freepik)
Lifestyle04 Mei 2024, 14:27 WIB

Stüssy x Levi's Berkolaborasi, Hadirkan 4 Produk Koleksi Terbatas

Produk dalam koleksi ini terdiri dari leather jacket (jaket kulit), jaket crispy rinse trucker, celana crispy rinse jean, dan leather belt (ikat pinggang kulit).
Salah satu koleksi Capsule Collectiom kolaborasi Stussy x Levi's (Sumber: Stussy)
Techno04 Mei 2024, 14:09 WIB

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti
Ruang kelas di Phincon Academy (Sumber: Phincon Academy)
Techno04 Mei 2024, 12:35 WIB

Berdayakan Perempuan dalam Bisnis, Kembali Membuat Evermos Menyabet Penghargaan Bergengsi

Program-program Evermos dinilai mendukung kemandirian ekonomi, terutama untuk perempuan yang tinggal di daerah minim lapangan pekerjaan.
Evermos meraih posisi Gold untuk kategori Women Empowerment di The Global CSR & ESG Summit and Awards 2024™ (Sumber: Evermos)
Techno04 Mei 2024, 12:20 WIB

Logitech G Merayakan 1 Dekade Mouse Gaming G502

Logitech G pertama kali mengumumkan G502 sejak 2014.
Logitech G502 X Plus. (Sumber: Logitech)
Techno04 Mei 2024, 11:35 WIB

Vivo T3 5G Resmi Dipasarkan di India, Begini Spesifikasi Lengkapnya

Vivo T3 5G mengusung chipset MediaTek Dimensity 7200.
Vivo T3 5G dirilis di India. (Sumber: Vivo)
Techno04 Mei 2024, 11:16 WIB

Ini 4 Pembaruan Stiker Instagram dari Meta

Pembaruan yang dimaksud antara lain menyembunyikan stories sampai membuat stiker dari foto di Instagram.
Penambahan Music di fitur stiker Add Yours (Sumber: Meta)
Techno04 Mei 2024, 10:28 WIB

Meski Kita Memblokir Akun Tertentu, X Tetap Menampilkan Balasan Akun Tersebut di Kolom Komentar

Sebelumnya, pengguna dapat memblokir seseorang di X dan tetap membalas postingannya. Orang yang diblokir tidak akan dapat melihat balasan itu, atau mengetahui orang yang memblokirnya sedang berinteraksi dengan postingan mereka.
logo X (Sumber: X)
Techno03 Mei 2024, 21:19 WIB

Meski Toko Online Menjamur, Orang Indonesia Masih Lebih Suka Belanja Offline

Perasaan bahwa 'melihat langsung produk sebelum membelinya' adalah suatu keharusan.
Konsumen di Indonesia masih belum bisa berhenti belanja offline (Sumber: freepik)
Techno03 Mei 2024, 20:11 WIB

Pemblokiran Gim Online Masih Membutuhkan Kajian Mendalam

Keputusan pemerintah untuk memblokir sebuah gim online perlu mempertimbangkan ekosistem yang terdampak.
Orang tua diminta pantau rating gim anak (Sumber: freepik)