Laporan IEA: AI dan Penambangan Kripto Menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca

Rahmat Jiwandono
Kamis 25 Januari 2024, 17:10 WIB
Ilustrasi penambang kripto. (Sumber: freepik)

Ilustrasi penambang kripto. (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Pusat data dapat menghabiskan listrik dua kali lebih banyak pada 2026, sebagian besar berkat mata uang kripto dan kecerdasan buatan (AI), menurut laporan baru dari Badan Energi Internasional (IEA).

Kini semakin banyak pusat data yang bermunculan untuk menambang Bitcoin dan melatih AI. Hal tersebut telah memicu reaksi negatif terhadap dampak lingkungan dari mata uang kripto dan alat AI seperti ChatGPT, karena semua pusat data itu bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang terkait dengan penggunaan listrik mereka.

Alhasil, dunia akan membutuhkan lebih banyak energi terbarukan untuk membersihkan polusi dari jaringan listrik dan pada saat yang sama memenuhi lonjakan permintaan listrik dari pusat data.

Pusat data, mata uang kripto, dan AI menyumbang sekitar dua persen dari permintaan listrik global pada 2022, menggunakan 460TWh listrik, menurut laporan kelistrikan tahunan IEA yang dirilis pada Kamis (25/1/2024). Penambangan kripto sendiri diperkirakan menghabiskan hampir seperempat konsumsi listrik, dan menghabiskan 110TWh pada 2022.

Baca Juga: Reku Ulang Tahun ke-6, Simak Inovasi dan Pencapaiannya

Pada 2026, konsumsi listrik dari pusat data - termasuk yang digunakan untuk mata uang kripto dan kecerdasan buatan - dapat meningkat hingga 1.050TWh tergantung pada kecepatan perkembangan teknologi.

Pertumbuhan tersebut setara dengan menambah kebutuhan listrik suatu negara; Swedia dalam skenario yang lebih sederhana atau paling banyak Jerman.

Amerika Serikat (AS) sendiri memiliki pusat data terbanyak saat ini, yaitu 33 persen dari sekitar 8.000 pusat data di dunia. Ini juga merupakan negara dengan penambangan Bitcoin terbanyak.

IEA memperkirakan “laju pesat” pertumbuhan konsumsi listrik pusat data di AS selama beberapa tahun ke depan, meningkat dari sekitar empat persen permintaan AS pada 2022 menjadi enam persen pada 2026. Memperluas jaringan 5G dan layanan berbasis cloud adalah pendorong lain dari pertumbuhan tersebut.

Irlandia, yang merupakan salah satu negara dengan tarif pajak perusahaan terendah di Uni Eropa (UE), diperkirakan akan mengalami lonjakan jumlah pusat data baru. Sebanyak 82 pusat datanya telah menyumbang 17 persen konsumsi listrik negara pada 2022.

Baca Juga: Reku Gelar Event Bitcoin Outlook 2024: Akan Ada Potensi Bearish

Sementara itu, 54 lainnya sedang dibangun atau baru saja disetujui untuk mulai dibangun. Dua tahun lagi, seluruh pusat data tersebut akan memenuhi hampir sepertiga kebutuhan listrik tahunan negara tersebut.

“Perluasan pesat sektor pusat data dan meningkatnya permintaan listrik dapat menimbulkan tantangan bagi sistem kelistrikan,” kata laporan IEA.

Risiko ini tidak hanya terjadi di Irlandia. Di London, kebutuhan listrik pusat data mempersulit pembangunan lebih banyak perumahan. Sedangkan di Texas, pusat penambangan Bitcoin di AS, harus bergulat dengan penambangan kripto baru (peternakan data untuk kripto) yang menambah tekanan pada jaringan listriknya yang sudah tua dan tertekan.

Karena pusat data pada dasarnya adalah gudang komputer, 40 persen kebutuhan listriknya berasal dari komputasi. Menjaga semua peralatan tetap dingin menyumbang 40 persen permintaan, sementara peralatan TI lainnya mengisi sisanya.

Menambahkan AI ke dalam sistem akan meningkatkan permintaan listrik pusat data secara keseluruhan. Google Search dapat menggunakan listrik hingga sepuluh kali lebih banyak jika skenarionya sepenuhnya menggunakan AI, menurut laporan IEA.

Baca Juga: Forbes Gunakan Blockchain Ethereum untuk Menyimpan Daftar 30 Under

Demikian pula, mereka memperkirakan bahwa industri AI dapat menggunakan listrik sepuluh kali lebih banyak pada 2026 dibandingkan tahun lalu.

Permintaan listrik untuk mata uang kripto diperkirakan akan melonjak sebesar 40 persen pada 2026 yang akan datang. Ada beberapa kisah sukses dalam membatasi energi kripto dan jejak lingkungannya.

Blockchain Ethereum mampu memangkas penggunaan listriknya hingga lebih dari 99 persen dengan beralih ke metode yang jauh lebih hemat energi dalam memvalidasi blok transaksi baru. Meski begitu, jaringan Bitcoin menolak untuk mengikuti jejaknya dan bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon yang berasal dari penambangan kripto.

Untungnya, IEA juga memperkirakan percepatan pertumbuhan energi terbarukan di seluruh dunia, melampaui batu bara dalam menghasilkan lebih dari sepertiga listrik dunia pada 2025. Hal ini masih belum menyelesaikan semua tantangan yang ditimbulkan oleh pusat data baru.

Meningkatkan efisiensi energi bisa dibilang sama pentingnya - misalnya, dengan mengadopsi sistem pendingin berefisiensi tinggi - karena pertumbuhan permintaan listrik yang terlalu besar dapat melebihi peningkatan energi terbarukan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno18 Desember 2025, 20:23 WIB

Roblox Replay 2025: Laporan Tentang Tren Pencarian dan Gaya dalam Pengalaman Digital

Tahun ini pengguna di seluruh dunia menghabiskan 88,7 miliar jam di platform tersebut.
2025 Roblox Replay. (Sumber: Roblox)
Lifestyle18 Desember 2025, 19:23 WIB

Carhartt WIP x Salomon X-ALP: Alas Kaki Khusus untuk Hiking

Sepatu tersedia dalam satu warna saja dan sudah meluncur global.
Carhartt Work In Progress (WIP) x Salomon perkenalkan sepatu kolaborasinya, X-ALP. (Sumber: Carhartt WIP)
Hobby18 Desember 2025, 17:54 WIB

Disclosure Day: Film Baru Steven Spielberg, Tayang 12 Juni 2026

Cuplikan pertama film baru misterius karya sutradara legendaris ini.
Poster film Disclosure Day. (Sumber: null)
Techno18 Desember 2025, 17:20 WIB

Warner Bros Discovery Tolak Tawaran Pembelian dari Paramount, Ada Apa?

Dewan direksi WBD tetap berkomitmen pada kesepakatan dengan Netflix.
Warner Bros Discovery diantara penawaran pembelian Netflix atau Paramount. (Sumber: istimewa)
Techno18 Desember 2025, 16:33 WIB

Komdigi Ingin Terapkan Kartu SIM Ponsel Berbasis Biometrik Pengenalan Wajah

Kebijakan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.
Ilustrasi kartu sim untuk ponsel. (Sumber: istimewa)
Lifestyle18 Desember 2025, 15:04 WIB

Crunchyroll Arc 2025 Kembali Hadir, Ada 7 Persona Bagi Perjalanan Setiap Penggemar

Arc 2025 kembali diadakan untuk merayakan fandom, ikatan erat, dan kebangkitan anime di seluruh dunia.
Crunchyroll Arc 2025.
Startup18 Desember 2025, 13:58 WIB

Superbank Melantai di Bursa Efek Indonesia, Kumpulkan Dana Rp2,79 Triliun

Dana tersebut akan dialokasikan buat ekspansi bisnis dan penguatan kapabilitas perusahaan.
Superbank melantai Bursa Efek Indonesia (BEI). (Sumber: Superbank)
Techno18 Desember 2025, 13:24 WIB

Sharp Aquos R10 dan Sense 10 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Segini Harganya

Sharp Perluas Lini Smartphone Premium Lewat AQUOS Sense 10 dan AQUOS R10.
Sharp memperkenalkan smartphone Aquos R10 dan Sense 10. (Sumber: Sharp Indonesia)
Travel18 Desember 2025, 11:52 WIB

Patung Lilin Jung Hae In Resmi Hadir di Madame Tussauds Hong Kong

Kalau kamu lagi berkunjung ke sini, enggak ada salahnya untuk mampir melihat aktor K-pop idolamu.
Aktor Jung Hae In (kiri) berfoto dengan figur patung lilin yang menyerupai dirinya di Madame Tussauds Hong Kong.
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)