Bitcoin Terkoreksi Selama Sepekan, Bakal Tembus Rp1,5 Miliar?

Rahmat Jiwandono
Senin 02 Desember 2024, 15:26 WIB
Ilustrasi Bitcoin.

Ilustrasi Bitcoin.

Techverse.asia - Setelah beberapa kali mencapai All-Time High (ATH), Bitcoin terpantau terkoreksi 2,67% selama sepekan terakhir. Melansir CoinMarketCap, harga Bitcoin saat ini berada di level $96.000 (29/11), turun dari level tertingginya di $99.500 yang tercipta pada 23 November lalu.

Kendati demikian, indeks psikologis Fear and Greed Index masih menunjukkan sentimen pasar kripto yang berada di poin 83 yang berarti extreme greed.

Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan prospek bitcoin menembus level US$100 ribu atau sekitar Rp1,59 miliiar di sisa tahun ini cukup terbuka mempertimbangkan tren adopsi investor institusi yang berpotensi dapat semakin berkembang.

Baca Juga: Resmi, Australia Setujui UU Pelarangan Media Sosial bagi Anak di Bawah 16 Tahun

Terlebih apabila perusahaan seperti Microsoft kemudian memutuskan untuk turut mengadopsi Bitcoin, yang kabarnya akan diputuskan pada 10 Desember nanti.

"Dinamika geopolitik dan inflasi telah menjadi bagian dari fluktuasi harga di pasar crypto khususnya di sepanjang tahun ini, namun kami melihat situasi yang ada saat ini masih relatif cukup kondusif bagi pasar kripto," ujarnya.

Potensi akan adanya penurunan suku bunga pada FOMC Desember sebesar 25 bps menurutnya juga masih cukup terbuka di tengah outlook yang cenderung cukup mixed saat ini.

Performa Bitcoin di bulan November sejauh ini di angka +36% juga merupakan performa kenaikan harga tertinggi keempat di bulan November setelah November 2013 dengan +449%, 2017 dengan +53%, dan 2020 dengan +43%. Angka tersebut juga lebih tinggi dari rata-rata historis.

Baca Juga: Tren Bullish Bitcoin dan Saham AS Makin Solid Pasca Pilpres AS, Reli Berlanjut?

"Peristiwa pemilu AS dan berlanjutnya tren penurunan suku bunga memegang peran penting terkait performa Bitcoin di bulan ini di samping kondisi pasar yang memang secara siklus besarnya sudah memasuki periode reli utama pada siklus bullish yang ada," paparnya.

Apabila dilihat, tahun 2013, 2017, dan 2020 merupakan tahun di mana reli utama fase bullish di pasar crypto mulai terjadi. Ini artinya, menilik statistik historis, terdapat potensi besar terhadap kemungkinan akan berlanjutnya kenaikan harga Bitcoin dari level yang ada saat ini.

Hal ini juga turut diperkuat oleh statistik data komposisi investor Bitcoin yang dilihat dari UTXO Age Bands seperti yang dipublikasikan oleh perusahaan analitik kripto CryptoQuant misalnya. Indikator yang dikompilasi CryptoQuant tersebut mengindikasikan harga pasar Bitcoin saat ini yang masih jauh dari potensi puncaknya.

Pada siklus-siklus bullish sebelumnya, overvaluasi dan optimisme investor yang terlalu tinggi biasanya juga mengiringi kondisi peak harga Bitcoin yang ditandai dengan meningkatnya proporsi investor baru. Kedua kondisi tersebut saat ini masih belum terlihat, yang mengindikasikan adanya potensi kenaikan harga lanjutan untuk Bitcoin dari level harganya saat ini.

Baca Juga: DM Instagram Tambahkan Pembagian Lokasi Langsung dan Nama Panggilan

Kepemilikan Bitcoin oleh investor baru (short term holder) menurut indikator tersebut saat ini masih berada pada proporsi sekitar 50%. Jauh lebih rendah dibandingkan proporsi yang lebih dari 90% pada peak harga Bitcoin tahun 2017 dan 80% pada peak tahun 2021.

Menyoal koreksi Bitcoin dalam beberapa hari terakhir ini, Fahmi mengatakan terdapat penurunan jumlah investor Bitcoin yang melakukan pembelian pada periode 12-18 bulan yang lalu yang mengindikasikan adanya aksi profit taking.

"Namun, outlook kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung mixed juga besar kemungkinan menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan investor di balik keputusan investasi mereka," ujarnya.

Di sisa tahun ini, kejelasan lebih mengenai langkah kedepan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump akan menjadi faktor krusial yang akan sangat diperhatikan oleh investor. Selain itu, kondisi inflasi di tengah tren penurunan suku bunga yang ada juga akan menjadi salah satu faktor penentu.

Baca Juga: Derivatif Kripto Kunci Diversifikasi dan Pertumbuhan Pasar Keuangan Indonesia

Dari sisi proyek crypto sendiri, semakin meningkatnya adopsi aplikasi-aplikasi terdesentralisasi akan menjadi indikasi positif untuk fase bullish yang lebih panjang, namun begitu juga sebaliknya.

Secara timeframe yang lebih panjang, tren bullish yang ada masih terlihat solid, namun melalui indikator moving average kami melihat adanya cross antara ma5 dan ma10 dalam chart 1d yang mengindikasikan potensi koreksi dari titik saat ini ($95.6k) yang mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun ini.

"Namun sinyal yang terbentuk tersebut masih cukup awal dan berpotensi dapat berubah seperti yang terjadi pada 4 November lalu di mana terjadi kondisi teknikal serupa yang kemudian gagal berlanjut karena kembali terjadinya cross pada 6 November, dan Bitcoin kembali melanjutkan relinya," katanya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno23 Januari 2025, 10:58 WIB

Samsung Galaxy S25 Ultra Meluncur Global, Cek Harga dan Speknya

Gawai ini menawarkan perlindungan yang optimal berkat menggunakan Corning Gorilla Armor 2.
Samsung Galaxy S25 Ultra. (Sumber: Samsung)
Techno22 Januari 2025, 22:43 WIB

Instagram Hadirkan 2 Pembaruan untuk Reels dan Postingan Berubah Jadi Persegi Panjang

Reels kini bisa menggungah konten dengan durasi sampai tiga menit, padahal sebelumnya cuma 90 detik.
Instagram Reels sekarang bisa unggah video selama tiga menit. (Sumber: Instagram)
Automotive22 Januari 2025, 22:11 WIB

Toyota Hilux Rangga SUV Concept Hasil Karoseri New Armada, Bisa Muat 8 Penumpang

Kendaraan ini menawarkan Pilihan Basis dari 3 Tipe Hilux Rangga.
Toyota Hilux Rangga SUV Concept. (Sumber: Toyota)
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)