Resmi, Australia Setujui UU Pelarangan Media Sosial bagi Anak di Bawah 16 Tahun

Rahmat Jiwandono
Senin 02 Desember 2024, 14:02 WIB
Ilustrasi anak-anak menonton gawai. (Sumber: istockphoto)

Ilustrasi anak-anak menonton gawai. (Sumber: istockphoto)

Techverse.asia - Dalam sebuah langkah yang mungkin akan diikuti di seluruh dunia, Australia telah menyetujui undang-undang (UU) yang akan melarang penggunaan media sosial untuk anak-anak di bawah 16 tahun.

Baca Juga: Realme C75 akan Rilis di Indonesia, Ponsel Entry Level Tahan Air

Rancangan UU (RUU) tersebut baru diperkenalkan sekitar seminggu yang lalu tetapi mendapat dukungan dari partai oposisi konservatif utama serta pemerintah kiri-tengah atas kekhawatiran bahwa layanan teknologi berdampak negatif pada kesejahteraan anak-anak.

Larangan tersebut diperkirakan akan berlaku pada November 2025, menurut Reuters. Pada saat itu, platform media sosial di pasar harus dapat menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memastikan verifikasi usia diberlakukan guna menghentikan anak di bawah umur mengakses layanan mereka. Jika tidak, mereka dapat menghadapi denda hingga sekitar US$32 juta.

Anggota parlemen Australia mengabaikan petisi oleh raksasa teknologi termasuk Google dan Meta untuk menunda larangan tersebut hingga akhir uji coba verifikasi usia. Itu dijadwalkan sekitar pertengahan tahun depan.

Baca Juga: Dituduh Membuat Kecanduan, ByteDance Tarik Fitur Ini dari TikTok Lite di Uni Eropa

Namun dalam satu amandemen menit terakhir yang berfokus pada privasi, sebuah komite Senat menambahkan syarat bahwa platform media sosial tidak boleh memaksa pengguna untuk menyerahkan data pribadi seperti paspor atau ID digital lainnya untuk membuktikan usia mereka.

Sebelumnya diberitakan, Australia berencana untuk membuat UU tentang pelarangan penggunaan media sosial untuk anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Berita ini datang dari Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese pada 7 November 2024, ia mengumumkan rencana di negara itu untuk melarang media sosial bagi anak-anak di bawah umur.

Anthony menyatakan bahwa dampak media sosial dapat membahayakan anak-anak. "Media sosial membahayakan anak-anak kita dan saya akan menghentikannya. Saya telah berbicara dengan ribuan orang tua, kakek-nenek, bibi dan paman. Mereka, seperti saya, sangat khawatir tentang keselamatan anak-anak kita saat daring," katanya kami sadur pada Jumat (8/11/2024).

Baca Juga: 3 Media Sosial Ini Berpartisipasi dalam Program Pencegahan Bunuh Diri

UU tersebut, yang dianggap sebagai salah satu yang paling ketat di dunia, akan diperkenalkan di Parlemen Australia selama sesi yang dimulai pada 18 November 2024 dan akan berlaku 12 bulan setelah UU tersebut disahkan. Di regulasi tersebut, menambahkan bahwa tidak akan ada pengecualian untuk persetujuan dari orang tua.

Menurut otoritas Australia, terserah pada platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter), TikTok, Instagram, Facebook, dan kemungkinan Youtube untuk secara aktif guna mencegah anak di bawah umur mengakses jaringan tersebut. "Tanggung jawabnya bukan pada orang tua atau anak muda," ujarnya.

Menteri Komunikasi Australia Michelle Rowland mengungkapkan bahwa masa persiapan selama setahun akan memfasilitasi penerapan praktis batasan usia dengan masukan dari pemerintah.

Sementara itu, Digital Industry Group Inc (DIGI), badan perwakilan yang mencakup Meta, TikTok, X, dan Google Alphabet sebagai anggotanya, memperingatkan bahwa langkah ini dapat membahayakan remaja dengan membatasi akses mereka ke jaringan pendukung.

Baca Juga: Ajarkan Anak-anak Tentang Pembelajaran Pemrograman agar Tidak Kecanduan Gadget

"Menjaga keamanan anak muda saat daring merupakan prioritas utama, tetapi larangan yang diusulkan bagi remaja untuk mengakses platform digital merupakan respons abad ke-20 terhadap tantangan abad ke-21," kata Direktur Pelaksana DIGI Sunita Bose.

Pendekatan Australia tersebut termasuk yang paling ketat di dunia, tetapi banyak negara lain yang sudah bergerak ke arah yang sama. Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre pada bulan lalu mengatakan bahwa negaranya akan segera memberlakukan batasan usia penggunaan media sosial dari 13 tahun menjadi 15 tahun.

Menurut Jonas Gahr, negaranya perlu lebih gencar lagi berkampanye melawan perusahaan teknologi yang berorientasi pada keuntungan yang 'bersaing dengan otak anak-anak kecil.'

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno21 Januari 2025, 15:50 WIB

Edits: Aplikasi Edit Video yang Fiturnya Banyak Mirip CapCut

Instagram is rushing out a new video editing app that sure sounds a lot like CapCut.
Logo aplikasi Edits milik Instagram. (Sumber: istimewa)
Automotive21 Januari 2025, 15:05 WIB

Vespa 946 Snake Hanya Tersedia 888 Unit di Seluruh Dunia

Keanggunan yang dingin untuk model Vespa edisi terbatas baru untuk merayakan Tahun Ular.
Vespa 946 Snake. (Sumber: Vespa)
Automotive21 Januari 2025, 14:37 WIB

Yamaha MT-25 Hadir dengan Banyak Pembaruan, Cuma Ada 1 Varian

Yamaha MT-25 Semakin Tonjolkan Aura “The Master of Torque” yang Agresif.
Yamaha MT-25. (Sumber: Yamaha)
Automotive20 Januari 2025, 19:20 WIB

Kenalkan Produk Indonesia ke Jepang, Saber Industries Berpartisipasi di Osaka Auto Messe 2025

Saber Industries Optimistis Produk Lokal Bisa Memenuhi Ekspektasi Modifikator Jepang.
Ilustrasi lampu mobil yang diproduksi oleh Saber Industries. (Sumber: istimewa)
Techno20 Januari 2025, 19:05 WIB

Samsung Luncurkan 2 Soundbar Baru yang Ditenagai Kecerdasan Buatan

HW-Q990F dan HW-QS700F menawarkan performa yang mumpuni melalui pemanfaatan teknologi AI untuk menciptakan output audio yang imersif.
Soundbar Samsung dari lini Q-Series. (Sumber: Samsung)
Automotive20 Januari 2025, 17:34 WIB

Apparel dan Aksesori Resmi untuk New Honda Scoopy 2025, Tampil Lebih Kalcer

Bagi yang tertarik dengan aksesoris dan apparel New Honda Scoopy 2025 bisa mendatangi diler resmi Honda terdekat atau mengakses website resminya.
New Honda Scoopy 2025 hadir dengan beragam aksesori serta apparel resmi. (Sumber: istimewa)
Techno20 Januari 2025, 17:01 WIB

Shokz OpenFit 2 Hadir dengan Teknologi DualBoost, Segini Harganya

OpenFit 2 menjanjikan suara yang lebih baik dan masa pakai baterai yang lebih lama.
Shokz OpenFit 2. (Sumber: Shokz)
Startup20 Januari 2025, 15:26 WIB

Layanan Tanda Tangan Elektronik dan Sertifikat Privy di Aplikasi Coretax Kini Gratis

Privy adalah penyedia layanan digital trust yang menyediakan layanan identitas dan tanda tangan digital.
Privy.
Techno20 Januari 2025, 14:56 WIB

Hanya 12 Jam Ditutup, Donald Trump 'Selamatkan' Aplikasi TikTok di Amerika Serikat

TikTok sempat tak bisa diakses oleh pengguna di AS sementara waktu karena menghadapi UU pelarangan yang diterbitkan tahun lalu.
Ilustrasi TikTok.
Startup20 Januari 2025, 14:07 WIB

Peak 3 x Lazada Dirikan Joint Venture Baru di Sektor Asuransi Digital

JV baru ini mencerminkan komitmen bersama Peak3 dan Lazada dalam meningkatkan inklusi keuangan dan pembangunan berkelanjutan lewat asuransi digital dan asuransi lekatan.
Lazada x Peak 3. (Sumber: istimewa)