5 Risiko Ancaman Bencana dari Kecerdasan Buatan

Rahmat Jiwandono
Minggu 06 Oktober 2024, 15:57 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). (Sumber: istockphoto)

Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). (Sumber: istockphoto)

Techverse.asia - The Institute of Management Development (IMD) dan tim ahli dari Tonomus Global Center for Digital and AI Transformation membuat fitur bernama AI Safety Clock atau jam keamanan kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: GoPro Hero 13 Black dan Hero Mini Resmi Dipasarkan di Indonesia, Ini Harganya

AI Safety Clock ini dibuat guna meningkatkan kesadaran dan diskusi konstruktif bagi publik, pembuat kebijakan, dan pemimpin bisnis tentang keamanan AI. Jam keamanan AI dibuat dengan membuat analisis terhadap teknologi dan pengumuman dari lebih dari 3.500 perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia.

Jam ini menjadi indikator seberapa tinggi risiko perkembangan Kecerdasan Buatan Umum (Artificial General Intelligence/AGI) hingga menjadi tidak terkendali. AGI merupakan sistem kecerdasan buatan yang bisa beroperasi mandiri tanpa bantuan dan pengawasan manusia, sehingga berpotensi membahayakan.

Lalu seberapa berbahaya ancaman AI bagi umat manusia saat ini? Menurut Michael Wade selaku Director Global Center for Digital Business Transformation IMD, terdapat empat fase risiko AGI yang tidak terkendali, yakni risiko rendah, sedang, tinggi, dan kritis.

Baca Juga: Kustomfest 2024 Digelar di JEC Jogja, Motor 3 Pemenang HMC Ikut Dipamerkan

Saat ini, dunia mulai memasuki fase risiko tinggi. "Perkembangan AGI saat ini kita sedang beralih dari fase risiko sedang ke risiko tinggi. Ketika perkembagan AGI menjadi kritis dan tidak terkendali, hal itu akan menjadi musibah bagi umat manusia. Risikonya serius, tetapi belum terlambat untuk bertindak," jelas Wade pada Minggu (6/10/2024).

Menurutnya, dengan regulasi yang efektif dan terpadu bisa membatasi risiko terburuk perkembangan teknologi ini tanpa mengurangi manfaatnya. Untuk itu, jawatannya menyerukan kepada para pelaku internasional dan perusahaan teknologi raksasa untuk melakukan pencegahan demi kebaikan kita semua. 

Ketika perkembangan AGI menjadi tidak lagi bisa dikendalikan manusia, maka hal ini bisa menjadi musibah bagi dunia, contohnya: 

  • Ketika AI mengambil alih dan mengendalikan persenjataan konvensional, mulai dari senjata nuklir, biologi, atau kimia. China saat ini sedang mempercepat komersialisasi robot humanoid, termasuk penerapannya di infrastruktur sensitif seperti jaringan listrik dan pembangkit listrik tenaga nuklir;

  • AI digunakan untuk memanipulasi atau mengganggu pasar keuangan; 

  • AI dipakai memanipulasi atau mengganggu infrastruktur penting, seperti energi, transportasi, komunikasi, air, dan lain-lain;

  • Penggunaan AI untuk manipulasi atau mengganggu sistem politik, jaringan sosial, dan ekosistem biologis dan lingkungan; 

  • Ancaman langsung AI terhadap nyawa manusia.

AI berisiko tinggi

Ada dua perkembangan AI yang mendorong peningkatan risiko dari sedang menjadi tinggi: AI multimoda (AI multimodal) dan AI agen (agentic AI). AI multimoda bisa memproses dan mengintegrasikan beberapa jenis input, seperti teks, gambar, audio, untuk menyelesaikan tugas yang lebih kompleks, contohnya adalah GPT-4o, Gemini Ultra, dan Pixtral 12B.

Baca Juga: Riset IMD World Talent Ranking 2024: Kecerdasan Buatan Mengancam Pekerja Perempuan

Sementara AI agen mengacu pada sistem kecerdasan buatan yang mampu merencanakan, bertindak, dan membuat keputusan secara otonom. Kekinian AI agen tengah berkembang pesat.

"Perkembangan AI agen memang mendorong kemajuan AGI, namun berpotensi menjadi bencana ketika sistem ini menjadi tidak terkendali setelah digabungkan dengan teknologi lain," ungkapnya.

Contoh lainnya adalah perkembangan robot humanoid yang ditenagai oleh AI generatif. AI generatif digunakan agar robot humanoid ini bisa beroperasi dan mengambil keputusan secara mandiri.

Baca Juga: OpenAI o1: Model AI Generatif yang 'Berpikir' Lebih Lama, Unggul dalam Matematika dan Pengodean

Nvidia pun tengah bermitra dengan perusahaan robotika untuk mengembangkan model dasar untuk robot humanoid semacam ini. Kemajuan teknologi ini memang menarik, tetapi bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi manusia.

"Pengawasan yang cermat dan manajemen yang bertanggung jawab penting agar penerapan AI lebih aman dan tidak menjadi senjata makan tuan," katanya. 


Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)