Menilik Algoritma Media Digital dan Gerakan 'Darurat Demokrasi'

Uli Febriarni
Selasa 10 September 2024, 14:07 WIB
Logo peringatan darurat demokrasi yang muncul bersamaan gerakan demonstrasi di berbagai tempat, 22 Agustus 2024 (Sumber: @bemppns)

Logo peringatan darurat demokrasi yang muncul bersamaan gerakan demonstrasi di berbagai tempat, 22 Agustus 2024 (Sumber: @bemppns)

Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan PolGov UGM menyelenggarakan Diskusi Publik Darurat Demokrasi. Diskusi ini mengambil tajuk 'Darurat Demokrasi: Apakah Batas Etika Publik Sudah Dilampaui?'.

Diskusi yang diadakan pada Jumat (6/9/2024) tersebut, mengajak khalayak publik melihat kembali peristiwa demonstrasi pada 22 Agustus 2024, yang menuntut revisi Undang-Undang Pemilihan Daerah.

Selama momen itu, penggunaan media digital -salah satunya media sosial- dinilai menjadi platform yang kuat untuk menyalurkan aspirasi publik dan memungkinkan aktivisme berkembang dalam bentuk baru yang lebih luas.

Meski demikian, media sosial juga nyatanya dapat menjadi media bagi manipulasi informasi, penyebaran kontra-narasi yang terorganisir, dan upaya-upaya tersembunyi untuk membentuk opini publik secara tidak etis.

Baca Juga: Selama GIIAS 2024, Seva Catatkan 5.395 Instant Approval

logo CfDS UGM (sumber: CfDS UGM)

Peneliti CfDS UGM, Perdana Karim, menyoroti isu-isu personal dapat menjadi pintu masuk bagi para aktivis untuk terlibat dalam peristiwa Darurat Demokrasi.

Melalui riset yang dilakukan oleh CfDS, terlihat bahwa perhatian masyarakat terhadap isu-isu personal yang melibatkan tokoh publik, seperti gaya hidup mewah atau kebiasaan mengkonsumsi makanan mahal, mampu menarik partisipasi luas.

Hal ini terjadi ketika perilaku tokoh publik dianggap melanggar norma atau moral yang dirasakan oleh masyarakat sebagai bentuk ketidakadilan.

"Ketika isu personal menjadi sorotan; ada norma atau moral yang dilanggar oleh tokoh publik dan mencederai perasaan publik secara luas, saat itulah masyarakat mulai banyak tertarik dan berpartisipasi secara masif pada isu kelembagaan," kata dia, dalam diskusi yang berlangsung di BRI Work Fisipol UGM itu, dikutip Selasa (10/9/2024).

Perdana menambahkan, keterlibatan masif masyarakat dalam mengawal isu Darurat Demokrasi ini juga mendapat pengaruh yang signifikan dari perkembangan teknologi digital.

Media digital, seperti media sosial, melalui berbagai fitur dan sistem algoritmanya memainkan peran dalam membentuk narasi publik, membangun solidaritas dari berbagai elemen masyarakat, hingga menciptakan efek bola salju yang memobilisasi massa lebih luas.

Baca Juga: TCL 50 PRO NXTPAPER 5G dan TCL 50 NXTPAPER 5G, Tandai Kolaborasi Penerapan AI TCL Bersama Microsoft

Baca Juga: Pembaruan di 3 Smartwatch Huawei yang Akan Rilis Sepekan Lagi, Bukan Hanya Fitur TruSense

Sementara itu, Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan UGM, Dian Fatmawati, berpendapat bahwa bentuk demonstrasi masyarakat pada isu ini merupakan akumulasi keresahan sekaligus kegelisahan masyarakat terhadap lembaga pemerintah.

Menurut dia, berbagai peristiwa yang dianggap mencederai hak-hak rakyat, seperti isu ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, ketidakadilan hukum, hingga pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi berkembang menjadi sinisme yang memicu mobilisasi massa yang lebih besar untuk mengawal isu Darurat Demokrasi.

"Sinisme yang berkembang ini adalah refleksi dari kekecewaan mendalam masyarakat yang akhirnya membentuk kemarahan publik secara kolektif," demikian pandangan Dian.

Dian juga melihat, transformasi digital memberikan peluang dan tantangan baru bagi dinamika demokrasi di Indonesia.

Di satu sisi, kemudahan akses informasi melalui internet dan media sosial memungkinkan masyarakat untuk lebih terlibat dalam berbagai isu politik dan kebijakan publik. Namun, di sisi lain, derasnya arus informasi juga membawa risiko, di mana masyarakat dapat terjebak dalam penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan hoaks.

"Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang mereka terima di internet maupun media sosial. Sikap kritis terhadap berita yang tersebar di jagat digital menjadi kunci dalam mengawal masa depan demokrasi Indonesia," tandasnya.

Baca Juga: Apple Hadirkan AirPods 4 dalam 2 Model Anyar, Ada Opsi Fitur ANC

Baca Juga: Apple Meluncurkan iPhone 16 Pro dan 16 Pro Max, Pakai Chip A18 Pro

Baca Juga: Apple Setop Produksi Casing FineWoven, Produk dari Beats Jadi Alternatif

Mewakili sivitas mahasiswa dan BEM KM UGM, Pratiwi Yudha Miranti, menekankan bahwa mahasiswa memegang peranan yang penting sebagai katalisator untuk mengerahkan massa yang lebih besar dalam mengawal isu ini.

Sebagai generasi yang melek teknologi dan memiliki akses luas terhadap informasi, mahasiswa dapat menjadi penggerak utama dalam menyebarkan kesadaran akan isu-isu demokrasi penting. Tidak terkecuali melawan informasi hoaks dan menciptakan ruang diskusi digital yang lebih inklusif dan dinamis.

"Mahasiswa perlu untuk terlibat aktif dalam memperjuangkan demokrasi dan etika publik, karena ini berkaitan dengan masalah sistematik yang tidak bisa diabaikan demi masa depan demokrasi itu sendiri," tegas dia.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup11 Juli 2025, 20:16 WIB

Sirsak Diberi Pendanaan Pra-awal Rp9,7 Miliar, Tingkatkan Platform Pemulihan Limbah Kemasan

Misi mereka adalah mengelola 100 ribu ton sampah kemasan dan memberikan jaminan sosial kepada 50 ribu pemulung pada 2030.
Tiga pendiri perusahaan rintisan Sirsak. (Sumber: dok. sirsak)
Techno11 Juli 2025, 19:30 WIB

Huawei Pura 80 Series Didukung Xmage yang Diperbarui, Sensor Telephoto Terbesar

Pura 80 Pro dan Ultra Hadir sebagai terobosan fotografi ponsel.
Huawei 80 Pura Ultra. (Sumber: Huawei)
Tips11 Juli 2025, 18:29 WIB

Musim Liburan Tiba, 4 Tips Cegah Rem Blong pada Bus

Dukung keselamatan operasional bus, Hankook beberkan tips cegah rem blong.
Ilustrasi pengecekan rem pada bus. (Sumber: freepik)
Techno11 Juli 2025, 18:09 WIB

Dyson Rilis Airwrap2x: Penata Rambut Multi-gaya dan Hair Dryer Seharga Rp11 Juta

Pengering rambut baru tersebut ditenagai oleh motor Hyperdymium 2.
Dyson Airwrap Co-anda2x. (Sumber: dyson)
Automotive11 Juli 2025, 16:37 WIB

Hyundai Motor IONIQ 6 N Resmi Debut di Goodwood Festival of Speed Inggris

IONIQ 6 N adalah kehadiran yang tangguh di jalan raya dan trek.
Hyundai IONIQ 6 N. (Sumber: Hyundai)
Techno11 Juli 2025, 16:11 WIB

Nvidia Blackwell GeForce RTX 50 Series: Lompatan Baru Grafis Komputer AI

GeForce RTX 50 Series juga dilengkapi yang dapat berjalan di perangkat komputasi, tidak lagi bergantung pada koneksi internet dan cloud.
NVIDIA Blackwell GeForce RTX 50 Series dilansir di Indonesia. (Sumber: Nvidia)
Lifestyle11 Juli 2025, 15:47 WIB

Masuk Line-up Hammersonic 2026, My Chemical Romance Bakal Bawakan Setlist Penuh

Festival musik Hammersonic akan dilaksanakan pada 2-3 Mei 2026 di Jakarta.
My Chemical Romance. (Sumber: IMDB)
Techno11 Juli 2025, 15:09 WIB

3 Speaker Baru dalam Lini Sony ULT Power Sound Dijual di Indonesia, Segini Harganya

Menambahkan ULT Tower 9AC untuk menghasilkan bass yang dahsyat dan suara yang lebih kuat.
Jajaran speaker Sony ULT Tower 9AC (tengah), ULT FIELD 5, dan ULT FIELD 3. (Sumber: Sony)
Lifestyle11 Juli 2025, 14:13 WIB

G-SHOCK MRGB2000BG Dijual Seharga Rp53,5 Juta, Desainnya Terinspirasi Samurai

Penambahan terbaru pada koleksi MR-G memadukan keahlian Jepang dengan teknologi G-SHOCK yang canggih.
Casio G-SHOCK MRGB2000BG. (Sumber: Casio)
English11 Juli 2025, 11:07 WIB

7 New Mobile Games of 2025 You Must Try!, Relaxed & Fun Versions

Hidden games that must be tried are suitable for those who like PvP, horror or just playing casually from the game Arant Terror to the game Shinchan: Shirou and Cold Town
Hidden games that must be tried (Sumber: screen youtube)