Kenalan Lewat Aplikasi Kencan, Belum Tentu Bersatu dalam Pernikahan

Uli Febriarni
Sabtu 02 Maret 2024, 19:19 WIB
Timothy Astandu dan Eileen K, CEO & Co Founder Populix, kala menjadi narasumber diskusi di Yogyakarta (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Timothy Astandu dan Eileen K, CEO & Co Founder Populix, kala menjadi narasumber diskusi di Yogyakarta (Sumber: Techverse.Asia | Foto: Uli Febriarni)

Populix belum lama ini mengeluarkan hasil survei yang bertajuk Indonesian Usage Behavior and Online Security on Dating Apps.

Survei dilakukan kepada 1.165 orang responden. Dari jumlah itu, 80% responden berada di Pulau Jawa, 13% di Pulau Sumatra, dan sebanyak 8% responden berasal dari pulau-pulau lainnya.

Responden didominasi oleh kelompok usia 17-25 tahun (44%) dan usia 26-35 tahun (38%), dengan masa pengumpulan data sejak 15-22 Januari 2024.

Survei mendapati, ada 63% responden menyatakan diri sebagai pengguna aplikasi kencan online, mayoritas dari mereka didominasi oleh generasi milenial.

Baca Juga: Binar Academy Lakukan Reorganisasi Demi Tingkatkan Profit dan Ekspansi

"Tinder (38 persen), Tantan (33 persen dan Bumble (17 persen) menjadi aplikasi kencan online yang paling banyak digunakan oleh mayoritas responden. Hal ini menandakan popularitas dari aplikasi tersebut cukup tinggi di masyarakat Indonesia," demikian laporan survei tersebut, seperti dalam keterangan tertulis Populix, dikutip pada Sabtu (2/3/2024).

Selain aplikasi tersebut, aplikasi kencan lain yang digunakan oleh responden meliputi Omi (13%), Dating.com (12%), Badoo (10%), Taaruf.id (7%), OkCupid (7%) dan Muslima (5%).

COO & Co-Founder Populix, Eileen Kamtawijoyo, menjelaskan bahwa kehadiran aplikasi kencan online yang semakin menjamur di Indonesia, memperlihatkan peran teknologi digital dalam membentuk kebiasaan baru untuk membangun hubungan, bahkan dalam mencari pasangan hidup.

"Namun, dari mayoritas pengguna aplikasi kencan hanya sebagian kecil yang lanjut sampai jenjang pernikahan. Data memperlihatkan, aplikasi kencan utamanya tidak digunakan untuk mencari pasangan hidup, melainkan untuk mendapatkan teman chat, penasaran ingin mencoba, dan untuk bersenang-senang," ungkapnya.

Baca Juga: Ini 3 Startup Asia Tenggara yang Berhasil Lampaui Target Bisnisnya

Baca Juga: Harga Bitcoin Hampir Sentuh Rp1 Miliar, Saatnya Diversifikasi ke Aset Kripto

Dalam statistiknya, survei itu mengungkap, sebanyak 37% pengguna menyatakan keraguan mereka akan menemukan pasangan hidup melalui aplikasi kencan online.

Rincian lainnya, ada 50% pengguna mengaku pernah mendapat pasangan kencan lewat aplikasi, tapi hubungannya tidak bertahan lama. Lalu, ada 54% responden mengaku melanjutkan percakapan dari aplikasi kencan ke aplikasi chat yang lebih pribadi.

Temuan berikutnya, sebanyak 53% responden survei hanya berhubungan lewat aplikasi kencan, 51% bertukar akun media sosial, 50% menelusuri media sosial untuk memverifikasi identitas pasangannya, dan 21% mengatur pertemuan tatap muka.

"Dari total responden yang menggunakan aplikasi kencan online, hanya terdapat 20 persen pengguna, yang berhasil menemukan pasangan hingga memasuki jenjang pernikahan atau hubungan yang serius," sebut survei ini.

Keraguan dan pandangan masyarakat tentang peran aplikasi kencan online dalam mencari pasangan hidup, juga tidak dapat dilepaskan dari pengalaman mereka di aplikasi.

Baca Juga: Berselisih dengan Universal Music Group, TikTok Kehilangan Lebih Banyak Lagu

Survei mengungkap, 56% responden menyatakan pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan di aplikasi. Beberapa kejadian tidak menyenangkan itu antara lain: penipuan profil (71%), penggunaan bahasa yang kasar atau tidak sopan (52%), pelecehan seksual (30%), perselingkuhan (23%), penipuan uang (22%), cyberstalking (21%), dan pencurian identitas atau doxing (21%).

Kejadian-kejadian tersebut mendorong pengguna untuk menjadi lebih berhati-hati dalam berinteraksi di platform. Mayoritas responden mengatakan akan mengecek profil secara menyeluruh, sebelum memulai percakapan yang lebih serius. Serta memastikan untuk tidak membagikan informasi pribadi kepada orang yang baru dikenal maupun mencantumkannya pada laman profil.

Baca Juga: Orang Indonesia Beli Mobil Listrik Karena FOMO

Sebelum memutuskan untuk bertemu secara langsung, mayoritas pengguna juga akan membangun komunikasi dan mengecek profil media sosial terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan keinginan untuk membangun keakraban dan kepercayaan dengan orang yang baru mereka temui di aplikasi, sebelum melangkah lebih jauh.

Pengalaman tidak menyenangkan yang disebutkan tadi, juga diduga menjadi salah satu faktor pendorong bagi 55% responden yang bersedia membayar biaya langganan premium aplikasi kencan.

Alasannya, mereka ingin bertemu dengan pengguna aplikasi yang lebih meyakinkan dan serius, serta mendapatkan tambahan fitur yang lebih aman dan canggih.

Lebih dari setengah responden rela mengalokasikan anggaran hingga Rp100.000 per bulan, untuk berlangganan pada aplikasi kencan online premium.

Selain itu, sebanyak 37% responden mengeluarkan biaya langganan serupa antara Rp100.000-Rp200.000 per bulan. Kemudian 7% lainnya menyisihkan pengeluaran Rp200.000-Rp300.000 per bulan. Berikutnya, ada sebanyak 1% responden yang menghabiskan lebih dari Rp300.000 per bulan untuk menikmati fitur premium di aplikasi kencan online.

Menurut Eileen, hasil survei ini memperlihatkan, aplikasi kencan online memiliki tantangan dalam hal keamanan pengguna. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya popularitas aplikasi kencan online, penting bagi setiap pengguna untuk memiliki kesadaran dan pemahaman dalam menjaga informasi pribadi.

Selain itu, penyedia aplikasi juga perlu terus mengambil langkah-langkah serius, guna memastikan aplikasi mereka aman bagi setiap pengguna.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle27 Juli 2024, 16:50 WIB

Advanced Hair Care Collection dari Sensatia Botanicals, Tiga Varian Formula untuk Tiga Masalah Rambut

Sensatia Botanicals Advanced Hair Care Collection terdiri dari tiga varian dengan total 12 produk. Setiap varian ditujukan untuk merawat rambut secara spesifik.
Rangkaian produk Sensatia Botanicals Advanced Hair Care Collection (Sumber: Sensatia Botanicals)
Techno27 Juli 2024, 15:51 WIB

ASUS Umumkan Perilisan Hardware Kelas Server dengan Dukungan AMD EPYC 4004

Hardware ASUS kelas server dengan prosesor AMD EPYC™ 4004 menonjolkan performa dan densitas tingkat tinggi.
AMD EPYC™ 4004 (Sumber: Asus)
Techno27 Juli 2024, 14:35 WIB

DeepL Menambahkan Aksara Mandarin Tradisional di Pilihan Bahasa Terjemahan

Dengan kehadiran bahasa Mandarin tradisional ini, jumlah total bahasa yang dimiliki DeepL menjadi 33 bahasa,
(ilustrasi) DeepL menambahkan translasi ke aksara Mandarin tradisional (Sumber: DeepL)
Automotive27 Juli 2024, 13:36 WIB

Delta Electronics Kenalkan Aneka Solusi Pengisian Daya Mobil Listrik Termutakhir

Rangkaian produk dan layanan TEB dapat mempermudah pemasangan dan peningkatan infrastruktur charging station di rumah, gedung, dan ruang publik.
Delta Pamerkan Inovasi Pengisian Daya Mutakhir di GIIAS 2024 (Sumber: Delta)
Automotive27 Juli 2024, 12:35 WIB

Subaru Bawa Produk Edisi Terbatas di GIIAS 2024 & Umumkan Belum Akan Fokus Elektrifikasi

Subaru membawa SUV Subaru ADVENTURE Edition (Crosstrek dan Forester), Subaru BRZ dengan paket STI Performance Parts, dan Subaru WRX M/T dengan EyeSight terbaru.
Subaru BRZ dengan STI Performance Parts (Sumber: Subaru)
Automotive27 Juli 2024, 11:50 WIB

Mejeng di GIIAS 2024, Lebih dari 100 Unit IONIQ 5 N Diborong Konsumen

Angka pembelian mencapai tiga digit itu, berasal dari penjualan melalui website dan tenaga sales Hyundai.
Mejeng di GIIAS 2024, lebih dari 100 unit Hyundai Ioniq 5 N dipesan (Sumber: Hyundai Indonesia)
Automotive26 Juli 2024, 20:36 WIB

Nissan Sakura dan Ariya Mejeng di GIIAS 2024, Begini Spek Mesinnya

Dua mobil listrik ini termasuk kategori BEV.
Nissan Ariya dan Sakura debut di GIIAS 2024. (Sumber: Nissan)
Automotive26 Juli 2024, 19:19 WIB

GIIAS 2024: Isuzu Meluncurkan MU-X dan D-Max Single Cabin 2024

Dua mobil ini mumpuni untuk melintasi berbagai wilayah off-road.
Isuzu mengumumkan MU-X dan D-Max SC di GIIAS 2024. (Sumber: isuzu)
Techno26 Juli 2024, 18:17 WIB

Google Update Play Store dengan Ulasan Aplikasi Bertenaga Kecerdasan Buatan

Pembaruan fitur ini sudah tersedia untuk semua pengguna Android.
Google Play Store kini ditenagai dengan kecerdasan buatan. (Sumber: Google)
Techno26 Juli 2024, 16:48 WIB

Butuh Kolaborasi dan Tindak Lanjut dari Pemerintah untuk Transformasi Digital Indonesia

Indonesia menjadi salah satu destinasi investasi digital yang menggiurkan.
Ilustrasi transformasi digital. (Sumber: freepik)