TikTok Diinvestigasi Komisi Uni Eropa, Kontennya Dianggap Berbahaya Bagi Anak-Anak

Uli Febriarni
Selasa 13 Februari 2024, 16:07 WIB
CEO TikTok Shou Zi Chew. TikTok saat ini menghadapi investigasi di Uni Eropa atas perlindungan konten bagi anak di bawah umur (Sumber: Associated Press via The New York Post)

CEO TikTok Shou Zi Chew. TikTok saat ini menghadapi investigasi di Uni Eropa atas perlindungan konten bagi anak di bawah umur (Sumber: Associated Press via The New York Post)

Uni Eropa (UE) akan menginvestigasi raksasa media sosial milik China, TikTok. Proses investigasi akan dimulai beberapa pekan mendatang.

Ada kemungkinan TikTok bakal dikenakan denda besar, jika regulator menilai yang dilakukan TikTok tidak cukup untuk melindungi anak-anak dari video yang mengganggu.

Investigasi yang dilakukan regulator Uni Eropa itu, akan menyelidiki apakah TikTok mematuhi Undang-Undang Layanan Digital atau Digital Service Act (DSA).

Baca Juga: Realme 12 Series 5G Didukung Lensa Periskop, Hasilkan Gambar Seperti Kamera DSLR

DSA adalah sebuah ketentuan umum, yang mewajibkan perusahaan teknologi terbesar -termasuk induk Instagram Meta dan X– untuk memoderasi konten, melindungi privasi pengguna, dan mengatasi risiko terhadap publik.

Investigasi Komisi Eropa akan fokus pada 'apakah perubahan yang dilakukan TikTok untuk mematuhi kebijakan moderasi konten DSA sudah memadai?', kata sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada Bloomberg, yang dikutip lewat The New York Post, Selasa (13/2/2024).

Berdasarkan regulasi DSA, perusahaan teknologi dapat didenda sebanyak 6% dari pendapatan tahunan mereka jika terbukti melanggar peraturan. Mereka juga dapat dilarang sepenuhnya di Eropa karena berbagai pelanggaran

TikTok mengatakan, pihaknya belum diberitahu oleh Komisi Eropa tentang penyelidikan tersebut. Perusahaan mengatakan, mereka juga melakukan kontak rutin dengan regulator Uni Eropa, dan pembicaraan antara kedua belah pihak dikatakan sedang berlangsung.

Para pejabat Uni Eropa pada akhirnya dapat memutuskan untuk tidak membuka penyelidikan formal. Karena jika benar akan dilakukan investigasi formal, maka itu menandai kesulitan regulasi lainnya bagi TikTok.

Baca Juga: MG Motor Indonesia akan Rilis 2 Mobil Listrik Baru di IIMS 2024

Baca Juga: Toyota New Hilux Double Cabin 4x4 Hadir Perdana di Indonesia, Ada 3 Tipe

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Inggris, baru-baru ini, mendapati bahwa algoritma TikTok membantu 'ideologi kebencian dan kiasan misoginis' menjadi 'normal' di sekolah. Yakni, dengan mendorong video negatif tentang perempuan, seperti video berjudul 'cara menghadapi perempuan yang tidak sopan.'

Baca Juga: Lisa Blackpink Debut Akting Lewat The White Lotus 3

CEO TikTok, Shou Zi Chew, telah dikecam dua kali di Capitol Hill atas kegagalan aplikasinya dalam melindungi anak di bawah umur. Tuntutan terbaru dilayangkan parlemen kepada TikTok pada sidang bulan lalu, mengenai pelecehan seksual terhadap anak secara online.

Parlemen Amerika Serikat saat itu juga meminta keterangan para CEO perusahaan teknologi lainnya, seperti X, Discord, Snap, dan Meta.

"TikTok telah membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan penggunanya," lanjut The New York Post.

Selain moderasi konten, Chew juga pernah menghadapi pertanyaan sulit dari anggota parlemen mengenai perusahaan induknya, ByteDance; terkait hubungannya dengan pemerintah China.

Partai Republik mengecam TikTok pada November 2023, karena mengizinkan 'propaganda teroris' setelah para influencer mulai menjajakan 'surat kepada Amerika' pasca 9/11 milik Osama bin Laden di aplikasi tersebut.

Baca Juga: Privy Akuisisi AyoPajak, Siap Layani Aministrasi Perpajakan Secara Digital

Beberapa pekan sebelumnya, Partai Republik telah memperbarui seruannya untuk melarang aplikasi TikTok dari Amerika Serikat, setelah dugaan popularitas video pro-Palestina yang tidak proporsional menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Kemudian pada Desember 2023, X menjadi perusahaan pertama yang menghadapi penyelidikan formal oleh Uni Eropa atas potensi pelanggaran DSA. Penyelidikan itu terkait dengan postingan terkait serangan Hamas terhadap Israel.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno28 April 2024, 13:47 WIB

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius
Pengguna Apple sempat mengeluhkan akun mereka keluar secara misterius (Sumber: 9to5Mac)
Tips28 April 2024, 13:15 WIB

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism Waktu Jadi Turis

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism
Ilustrasi wisatawan. (Sumber: freepik)
Startup28 April 2024, 12:15 WIB

Punya Cadangan Nikel yang Besar, Indonesia Punya Posisi Strategis dalam Industri EV

Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik
Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik (Sumber: AC Ventures)
Startup28 April 2024, 11:47 WIB

MDI Ventures Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura

MDI Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura
MDI Genjot Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura (Sumber: MDI Ventures)
Techno28 April 2024, 11:33 WIB

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Daftarkan Tim Kamu!

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar
Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar (Sumber: Samsung)
Automotive28 April 2024, 09:53 WIB

Penjualan Kendaraan Penumpang Suzuki Naik 60%

Penjualan kendaraan penumpang Suzuki naik 60% kuartal 1 2024
(ilustrasi) Suzuki Jimny 5 pintu resmi meluncur di Indonesia. (Sumber: Suzuki)
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)
Startup27 April 2024, 15:15 WIB

TransTRACK Gandeng We+, Wujudkan Manajemen Keselamatan Kerja dan Kompensasi Kecelakaan Kerja

TransTRACK Bersama We+ Ajak Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk Perjalanan Lebih Aman
TransTRACK bekerja sama dengan We+, untuk Personal Accident yang berupa kompensasi kecelakaan We Care (Sumber: TransTRACK)