Musik yang Dibuat dengan Kecerdasan Buatan, Tidak Akan Masuk Nominasi Penghargaan Grammy

Uli Febriarni
Selasa 20 Juni 2023, 17:47 WIB
piala Grammy Awards (Sumber : Grammy)

piala Grammy Awards (Sumber : Grammy)

Recording Academy mengabarkan salah satu ketentuan baru untuk penganugerahan Grammy, yang akan berlaku tahun ini. Regulasi tegas itu diumumkan oleh pihak Grammy sejak 9 Juni 2023, akan diterapkan dalam Penghargaan Grammy tahunan yang ke-66. Ini mengatur panduan baru tentang peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam menciptakan musik.

"Hanya pencipta manusia yang memenuhi syarat untuk diajukan untuk dipertimbangkan, dinominasikan, atau memenangkan Penghargaan GRAMMY. Sebuah karya yang tidak mengandung kepenulisan manusia, tidak memenuhi syarat dalam Kategori apapun," kata pihak Recording Academy, kami kutip dari laman mereka, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga: Falcon 9, Roket yang Luncurkan Satelit SATRIA-1: Roket Langganan Komersial dan Pemerintah

Recording Academy CEO, Harvey Mason jr., mengatakan bahwa regulasi ini penting karena AI akan benar-benar memiliki andil dalam membentuk masa depan industri musik

Ia berkata, tidak tahu persis apa arti dan apa yang harus dilakukan, pada bulan atau tahun-tahun mendatang. Meski mengakui bahwa AI akan menjadi bagian dari industri musik, komunitas seni dan masyarakat pada umumnya, Mason memiliki beberapa kekhawatiran.

"Bagaimana kita bisa beradaptasi untuk mengakomodasi? Bagaimana kita bisa menetapkan pagar dan standar? Ada banyak hal yang perlu ditangani seputar AI yang berkaitan dengan industri kita," imbuhnya. 

"Pada titik ini, kami akan mengizinkan pengiriman musik dan konten AI, tetapi Grammy hanya akan diizinkan untuk pencipta manusia yang telah berkontribusi secara kreatif dalam kategori yang sesuai," tegasnya. 

"Hanya pemain manusia yang dapat dipertimbangkan untuk GRAMMY. Jika AI yang menulis lagu atau menciptakan musik, itu pertimbangan yang berbeda. Tapi GRAMMY akan diberikan kepada pencipta manusia pada saat ini," ulang Mason kembali.

Grammy Lalui Proses Diskusi Panjang Tentang AI dalam Musik

Jika merujuk informasi lebih lanjut pada laman Grammy, selama April dan Mei 2023, Kantor Hak Cipta Amerika Serikat (USCO) mengadakan sesi mendengarkan secara virtual tentang penggunaan kecerdasan buatan di berbagai industri kreatif.
Tujuan dari sesi mendengarkan ini adalah untuk mendengar langsung dari mereka yang terlibat dan mewakili berbagai bidang kreatif. Sehingga USCO dan pendengar dapat memperoleh pemahaman tentang tujuan, keprihatinan, dan pertanyaan industri kreatif tentang AI dan undang-undang hak cipta.

Selama sesi itu, panelis membagikan wawasan mereka tentang penggunaan AI sebagai alat untuk membantu kreativitas, kebutuhan akan perlindungan hak cipta. Termasuk soal penggunaan nama, gambar, dan kemiripan artis yang digunakan dalam AI konten yang dihasilkan.

Senior Director of Advocacy & Public Policy Recording Academy, Michael Lewan, menyoroti pandangan Akademi tentang AI. Ia mengutip salah satu Pengawas Nasional Recording Academy, John Legend, yang di waktu baru-baru ini mengatakan "AI akan menjadi bagian dari hidup kita, dan itu akan menjadi sesuatu yang menambah. kecerdasan kita sendiri, kecerdasan kolektif kita sendiri. Dan itu baik-baik saja, tetapi dalam hal menggunakan kemiripan seseorang, menggunakan kekayaan intelektual mereka, saya yakin hak kita tetap harus dilindungi."

Lewan terus menyatakan, AI generatif telah membuat pembuatan musik lebih mudah diakses dan akan terus memberikan peluang bagi sekte pencipta yang baru dan beragam; sesuatu yang menurut Recording Academy akan sangat bermanfaat bagi komunitas musik.

Namun, dalam eksplorasi teknologi baru dan perluasan kreasi musik, Lewan menegaskan, Recording Academy percaya bahwa hak-hak pencipta seperti kekayaan intelektual dan nama, gambar, dan rupa masih perlu dilindungi dengan kuat.

"Sistem hak cipta yang mendorong kreativitas manusia —bukan hanya karya yang dihasilkan AI— adalah kunci untuk menjaga komunitas musik tetap hidup seiring kemajuan teknologi AI," ungkapnya. 

Pelaku Industri Khawatir Penyalahgunaan AI dalam Musik

Dalam sesi dengar, beberapa panelis menyatakan sejumlah artis, penulis lagu, dan produser khawatir karya mereka digunakan untuk melatih model AI tanpa persetujuan mereka. Selain itu, pemilik hak cipta harus memiliki hak untuk memutuskan kapan dan bagaimana karya mereka digunakan.

Dalam membahas masalah ini, Lewan mengatakan belum ada panduan yang jelas dari badan pengatur, tentang apa yang merupakan atau bukan pelanggaran hak cipta terkait dengan pelatihan teknologi AI. Sampai ada pedoman, lanjutnya, tidak ada insentif bagi semua pihak untuk datang ke meja untuk mencoba dan menyepakati solusi perizinan.

Saat percakapan berlanjut, Lewan dan panelis lainnya mengemukakan perlunya transparansi data untuk memastikan pencipta manusia tetap terlindungi. Sentimen ini diangkat tidak hanya dalam konteks melatih model AI, tetapi juga dalam konteks melindungi hak artis atas nama, gambar, dan rupa mereka.

Direktur USCO dan Daftar Hak Cipta, Shira Perlmutter, menyatakan mengenai diperlukannya peningkatan transparansi dalam produksi karya AI. Namun, ada perbedaan pandangan di antara para pemangku kepentingan. Tentang apakah penggunaan karya berhak cipta untuk melatih teknologi AI generatif dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan wajar, atau merupakan pelanggaran terhadap hak pemilik hak cipta.

Baca Juga: Hadiahi Dirimu dengan Medical Check Up, Supaya Tahu Caranya Menghindari Penyakit-Penyakit Ini

Secara keseluruhan para panelis sepakat, melindungi kreativitas manusia selama pengembangan teknologi AI adalah hal yang paling penting untuk memastikan pencipta musik mendapat manfaat, bukannya dirugikan oleh perkembangan ini.

Recording Academy telah menjadikan perlindungan artis selama pengembangan AI sebagai prioritas, dan terus bekerja dengan pembuat undang-undang dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk memastikan bahwa artis tetap terlindungi dan dapat terus menggunakan hasrat dan bakat mereka untuk membuat musik baru.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

Kecerdasan Buatan Untuk Pengembangan Game

Senin 02 Januari 2023, 16:39 WIB
Kecerdasan Buatan Untuk Pengembangan Game
Berita Terkini
Lifestyle04 Mei 2024, 14:41 WIB

Cuaca Terik Begini Kurangi Minum Kopi, Berikut Penjelasan Pakar

Kopi dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
(ilustrasi) es kopi (Sumber: freepik)
Lifestyle04 Mei 2024, 14:27 WIB

Stüssy x Levi's Berkolaborasi, Hadirkan 4 Produk Koleksi Terbatas

Produk dalam koleksi ini terdiri dari leather jacket (jaket kulit), jaket crispy rinse trucker, celana crispy rinse jean, dan leather belt (ikat pinggang kulit).
Salah satu koleksi Capsule Collectiom kolaborasi Stussy x Levi's (Sumber: Stussy)
Techno04 Mei 2024, 14:09 WIB

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti
Ruang kelas di Phincon Academy (Sumber: Phincon Academy)
Techno04 Mei 2024, 12:35 WIB

Berdayakan Perempuan dalam Bisnis, Kembali Membuat Evermos Menyabet Penghargaan Bergengsi

Program-program Evermos dinilai mendukung kemandirian ekonomi, terutama untuk perempuan yang tinggal di daerah minim lapangan pekerjaan.
Evermos meraih posisi Gold untuk kategori Women Empowerment di The Global CSR & ESG Summit and Awards 2024™ (Sumber: Evermos)
Techno04 Mei 2024, 12:20 WIB

Logitech G Merayakan 1 Dekade Mouse Gaming G502

Logitech G pertama kali mengumumkan G502 sejak 2014.
Logitech G502 X Plus. (Sumber: Logitech)
Techno04 Mei 2024, 11:35 WIB

Vivo T3 5G Resmi Dipasarkan di India, Begini Spesifikasi Lengkapnya

Vivo T3 5G mengusung chipset MediaTek Dimensity 7200.
Vivo T3 5G dirilis di India. (Sumber: Vivo)
Techno04 Mei 2024, 11:16 WIB

Ini 4 Pembaruan Stiker Instagram dari Meta

Pembaruan yang dimaksud antara lain menyembunyikan stories sampai membuat stiker dari foto di Instagram.
Penambahan Music di fitur stiker Add Yours (Sumber: Meta)
Techno04 Mei 2024, 10:28 WIB

Meski Kita Memblokir Akun Tertentu, X Tetap Menampilkan Balasan Akun Tersebut di Kolom Komentar

Sebelumnya, pengguna dapat memblokir seseorang di X dan tetap membalas postingannya. Orang yang diblokir tidak akan dapat melihat balasan itu, atau mengetahui orang yang memblokirnya sedang berinteraksi dengan postingan mereka.
logo X (Sumber: X)
Techno03 Mei 2024, 21:19 WIB

Meski Toko Online Menjamur, Orang Indonesia Masih Lebih Suka Belanja Offline

Perasaan bahwa 'melihat langsung produk sebelum membelinya' adalah suatu keharusan.
Konsumen di Indonesia masih belum bisa berhenti belanja offline (Sumber: freepik)
Techno03 Mei 2024, 20:11 WIB

Pemblokiran Gim Online Masih Membutuhkan Kajian Mendalam

Keputusan pemerintah untuk memblokir sebuah gim online perlu mempertimbangkan ekosistem yang terdampak.
Orang tua diminta pantau rating gim anak (Sumber: freepik)