ChatGPT Semakin Populer, Pakar: Tidak Serta-merta Menggantikan, Tetapi Melengkapi Peran Manusia

Uli Febriarni
Senin 06 Maret 2023, 18:12 WIB
laman verifikasi pengguna sebelum login layanan chatbot ChatGPT (Sumber : OpenAI)

laman verifikasi pengguna sebelum login layanan chatbot ChatGPT (Sumber : OpenAI)

Hari demi hari, kemajuan teknologi kian tak terbantahkan, termasuk juga dalam konteks kecerdasan buatan. Hal ini misalnya terlihat pada kehadiran ChatGPT, yang seiring hari semakin populer.

Chatbot artificial intelligence (AI) buatan OpenAI itu, mampu menjawab aneka pertanyaan pengguna dengan bahasa yang luwes layaknya bahasa manusia.

Kepopuleran dan kemudahan penggunaan teknologi kecerdasan buatan macam ChatGPT, selanjutnya mendorong munculnya kekhawatiran sejumlah pihak. Teknologi ChatGPT diduga bisa mengikis bahkan berpotensi menggantikan peran manusia di banyak pekerjaan.

Menanggapi soal itu, dosen Politik Digital Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya Febby Risti Widjayanto memberikan penjelasannya. 

Febby menyebut bahwa kehadiran ChatGPT akan berdampak pada banyak aspek; seperti sektor keuangan, kesehatan, pendidikan, pemrograman, jurnalisme, desain grafis, dan lain sebagainya.

Dan pada kenyataannya, ChatGPT bisa melakukan tugas-tugas seperti memberikan informasi tentang kesehatan, analisis sederhana mengenai sebuah kondisi keuangan perusahaan, menulis sebuah berita dan tulisan lainnya, serta menggambar sebuah bentuk berdasarkan instruksi yang diberikan.

"Secara parsial ChatGPT tidak serta-merta bisa menggantikan peran manusia. Mesin tersebut hanya bisa melengkapi peran manusia dalam beberapa tugas," ungkapnya, di laman universitas, Senin (6/3/2023).

"Utamanya, hal-hal yang berkaitan dengan penyimpanan memori berupa teks dalam jumlah besar. Dan perangkaian informasi dari berbagai data yang tersebar, di ribuan hingga jutaan laman di internet," lanjut Febby. 

Alumnus Manchester University itu menuturkan, dalam hal ini ChatGPT tetap tidak bisa menggantikan hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan memaknai sebuah realitas, berdasarkan rasa; untuk menghasilkan kebijaksanaan dan memberikan respons kontekstual berdasarkan nuansa percakapan yang interpersonal.

"Contohnya, ada kalanya seseorang yang sedang sedih bertanya dengan maksud agar lawan bicaranya tidak perlu terlalu serius menjawab pertanyaannya dan lebih ingin agar diceritakan kisah humor atau dihibur hatinya," jelasnya. 

Febby mengatakan, salah satu kelemahan mesin adalah ketika kita bertanya akan sesuatu, maka kita akan mendapati jawaban yang sebagaimana tersurat dan bukan tersirat.

Makin Canggih, Bakal Menggeser Google?

Kecanggihan ChatGPT yang semakin cerdas ketika semakin banyak penggunanya itu, membuat Google juga khawatir dan mencoba mengembangkan teknologi saingan, Apprentice Bard atau Bard.

Mengenai ini, Febby Risti menilai, pada tahap lanjutan, ChatGPT dapat menggantikan Google dalam hal penyajian informasi yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan para pengguna.

Selama ini, Google dikenal sebagai mesin indeksasi berbagai laman yang ada di internet, dan bekerja sedemikian rupa dengan menampilkan hasil pencarian berdasarkan kata kunci yang dimasukkan oleh pengguna.

Beberapa kalangan pengguna Google, merasakan informasi yang didapatkan belum cukup memadai.

"Sekalipun telah memanfaatkan fitur prediksi lema dan pencarian dengan frasa atau sintaks khusus yang disarankan, agar informasi yang muncul dapat lebih akurat atau mendekati dengan yang dimaksud oleh si pencari," ungkapnya.

Febby melanjutkan, cara kerja Google memang masih memiliki kekurangan. Sebagai contoh, tidak adanya nuansa interaktif bagi pengguna yang sengaja bertanya tentang sesuatu; yang mana hal itu seringkali memantik keingintahuan terhadap hal lainnya.

Selain itu, pengguna juga masih harus menavigasi sendiri dengan menelusuri laman, untuk memutuskan informasi mana yang paling relevan untuk dirinya.

"Sedangkan kehadiran ChatGPT didesain sedemikian khusus, agar informasi yang tersaji sebagaimana yang diminta oleh pengguna sedapat mungkin menangkap seluruhnya atas makna dari frasa yang dimasukkan, dan juga mengolahnya kembali agar diversifikasi jawaban semakin banyak," imbuhnya. 

Berbeda dengan Google yang memiliki berbagai fungsi dasar seperti konverter satuan atau mata uang, ChatGPT dapat melakukan hal lebih seperti analisis keuangan dan juga mengoperasikan semacam mesin identifikasi, untuk menemukan baris kode yang keliru dalam pemrograman secara lebih cepat.

Pengembangan ChatGPT Mengandung Nilai Politis

Febby melanjutkan, jika perkembangan ChatGPT sudah berada pada tahap yang sangat canggih, maka platform tersebut akan semakin memperlihatkan performanya.

Dalam hal ini, ChatGPT memiliki kemampuan dalam berbahasa, berkomunikasi, dan bercakap-cakap layaknya kemampuan berbahasa manusia pada umumnya.

"Kecanggihan yang dapat membantu banyak sekali pekerjaan, utamanya di bidang penyimpanan, pengumpulan, dan penyusunan informasi. Bermuara pada pengetahuan dan tidak terlepas dari orientasi efisiensi tenaga kerja, yang dibawa oleh pandangan ekonomi politik seperti fordisme modern dan konsumerisme," tuturnya.

Menurut Febby, pandangan ekonomi politik tersebut akan selalu terobsesi pada efisiensi tenaga kerja manusia dan memaksimalkan produk yang telah ditentukan standarnya. Dalam konteks ini, standar yang digunakan adalah model NLP (Natural Language Processing), yang dilatih dengan dataset berupa teks berukuran kurang lebih 40 Gigabyte.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno01 Oktober 2023, 20:28 WIB

Apple Turunkan Harga untuk Perbaikan Kaca Belakang iPhone 15 Pro, Cuma Rp2,6 Jutaan

Mengganti kaca belakang yang pecah di iPhone 15 Pro diklaim lebih mudah dan murah.
Tampilan rangka iPhone 15 Pro bila dibongkar. (Sumber : Apple)
Techno01 Oktober 2023, 19:50 WIB

AMD Meluncurkan Prosesor Ryzen Pro 7040 dan Ryzen Pro 7000

AMD berkomitmen untuk terus berinovasi bagi bisnis dengan menghadirkan pengalaman komputasi yang unggul baik bagi pengguna laptop maupun pelanggan data center.
AMD Ryzen Pro 7040. (Sumber : AMD)
Techno01 Oktober 2023, 17:15 WIB

Dukung Pengoperasian KA Cepat Jakarta-Bandung, Huawei Sediakan Jaringan Komunikasi Terpadu

Huawei mendukung operasional KA Cepat Whoosh yang menghubungkan Kota Jakarta-Bandung dengan menyiapkan jaringan komunikasinya.
Huawei akan mendukung jaringan terpadu untuk KA Cepat Whoosh. (Sumber : Dok. Huawei)
Techno01 Oktober 2023, 16:35 WIB

Google Membuka Pengalaman Pencarian yang Dihasilkan AI Genratif untuk Remaja

Google membuka pengalaman pencarian AI generatifnya kepada remaja. Anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun kini dapat melakukan uji beta SGE.
Google melakukan uji coba penggunaan pencarian AI generatif kepada remaja. (Sumber : Google)
Techno01 Oktober 2023, 14:40 WIB

Banyak Remaja Pilih iPhone Ketimbang Android, Samsung Endorse MrBeast

Samsung Galaxy S23 Ultra kini menjadi kamera vlog resmi MrBeast.
Youtuber MrBeast. (Sumber : Getty Images)
Techno01 Oktober 2023, 14:20 WIB

Browser Vivaldi Kini Hadir di iPhone dan iPad, Ini Bedanya dengan Peramban Web Lainnya

Vivaldi resmi meluncurkan versi iOS dari peramban webnya (browser).
Mesin peramban Vivaldi sekarang tersedia di App Store. (Sumber : Dok. Vivaldi)
Techno01 Oktober 2023, 13:56 WIB

Epic Games Memberhentikan 16% Tenaga Kerjanya, Ratusan Orang Terdampak

Epic Games memberhentikan 16 persen tenaga kerjanya dan menjual Bandcamp.
Epic Games. (Sumber : Istimewa)
Techno01 Oktober 2023, 13:26 WIB

2 Hari Lagi Rilis, Cek Bocoran Google Pixel 8 Pro dan Pixel 8

Google diproyeksikan untuk meluncurkan Pixel 8 Pro, Pixel 8, dan Pixel Watch pada 3 Oktober 2023.
Google Pixel 8 Pro dan Pixel 8. (Sumber : Google)
Techno29 September 2023, 18:51 WIB

Artifact Kini Punya Fitur Postingan, Berlomba dengan X atau Threads?

Aplikasi berita, Artifact menambahkan kemampuan baru untuk memposting sesuatu.
Artifact punya fitur untuk memposting seperti Twitter atau Threads. (Sumber : Artifact)
Techno29 September 2023, 17:56 WIB

Vivo Y17s, Ponsel Entry Level dengan Spesifikasi Garang

Vivo Indonesia resmi merilis smartphone entry level barunya, Y17s.
Vivo Y17s. (Sumber : Vivo Indonesia)