Techverse.asia - Sektor pendidikan di Indonesia kekinian tengah mengalami percepatan digitalisasi yang signifikan, utamanya dalam hal evaluasi pembelajaran. Untuk menjawab tantangan ujian konvensional, seperti pemakaian kertas yang berlebih, potensi kesalahan koreksi secara manual, hingga terbatasnya waktu dan akses, maka PT Telkom Indonesia memunculkan solusi Computer-Based Test (CBT) Pijar.
Pijar adalah bentuk kontribusi Telkom guna mendukung digitalisasi di sektor pendidikan, serta ikut mendorong pembangunan masyarakat yang lebih cerdas dan merata. Lewat kemudahan akses ke berbagai daerah di dalam negeri, Pijar punya peran dalam mengatasi kesenjangan akses pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Sirsak Diberi Pendanaan Pra-awal Rp9,7 Miliar, Tingkatkan Platform Pemulihan Limbah Kemasan
Direktur IT dan Digital Telkom Faizal Rochmad Djoemadi mengungkapkan, CBT Pijar terus dikembangkan sebagai platform ujian digital yang memudahkan guru serta siswa dalam menjalankan proses evaluasi secara efisien dan terstruktur.
"Sekarang para pemakainya tidak lagi terbatas di kota-kota besar saja, namun juga sudah menjangkau sekolah-sekolah di daerah pelosok yang sebelumnya mengalami beragam kendala dalam pelaksanaan ujian," kata Djoemadi.
CBT Pijar, lanjutnya, akan membuka era baru dalam penyelenggaraan ujian di sekolah. Sekarang, guru bisa menjadwalkan ujian, menyusun dan membagikan soal, memantau pelaksanaannya, dan menilai hasil ujian siswa. Semuanya dilakukan secara digital lewat sistem terintegrasi.
"Jadi tidak perlu lagi mengorbankan waktu pribadi untuk memeriksa hasil ujian secara manual dari tumpukan kertas," terangnya.
Baca Juga: Pijar Mahir Ajak Kaum Muda Semangat Tingkatkan Kapabilitas dan Keterampilan Digital
Telkom juga berkomitmen mendampingi para guru serta tenaga pendidik dalam menjalankan amanah mulia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Lewat digitalisasi, Telkom hadir untuk meringankan beban mereka, memperluas akses pendidikan yang lebih merata, dan menyiapkan generasi Indonesia yang cerdas, tangguh, dan siap menyongsong masa depan.
Karena efisien, cepat, dan gampang diakses, CBT Pijar tersebut jadi pilihan utama dalam penyelenggaraan ujian tengah maupun akhir semester di pelbagai jenjang pendidikan. Ada total lebih dari 105 ribu sesi ujian yang sukses digelar menggunakan CBT Pijar, dan diikuti oleh lebih dari 408 ribu siswa dari 680 sekolah yang tersebar di 29 provinsi di Indonesia.
Tiga provinsi yang aktivitas ujiannya terbanyak memakai CBT Pijar mencakup Jawa Barat sebanyak 113.886 siswa dari 192 sekolah, Jawa Timur sebanyak 39.719 siswa dari 70 sekolah, dan Jawa Tengah sebanyak 37.159 siswa dari 66 sekolah.
Baca Juga: Lawan Cyberbullying dengan Nilai Luhur Pancasila, Lewat Motion Comic 'Sekawan Berpijar'
Tak cuma dari provinsi saja, sejumlah sekolah pun tercatat sebagai pengguna teraktif dengan jumlah ujian yang terbilang signifikan, yang menandakan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap platform tersebut sebagai solusi digital ujian sekolah.
Adapun 10 sekolah paling interaktif yang memanfaatkan CBT Pijar adalah SMPN 1 Semarapura, SMAN 2 Semarapura, SMAN 3 Pati, SMKN 1 Nusa Penida, MAN Buleleng, yang semuanya mereka sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Bali.
"Selain itu juga ada SMPN 1 Setu, Bekasi; MAN Bandung Barat, Jawa Barat; SMA Swasta Bintang 1, Sumatera Utara; SMKS GKPI 1 Pematang Siantar, Sumatera Utara; dan SMKN 2 Madiun, Jawa Timur," papar dia.
Peningkatan jumlah CBT dari tahun ke tahun membuktikan bahwa fitur-fitur yang ditawarkan sanggup menjawab kebutuhan guru dan satu pendidikan, seperti praktis dan tak boros kertas, hasil ujian otomatis dan waktu nyata, bisa dipakai secara luring ataupun daring, terintegrasi dengan laporan nilai, sesuai dengan kurikulum nasional, dan mudah diakses oleh siswa dari beragam perangkat.
Baca Juga: East Ventures Suntik Dana Ratusan Miliar ke Startup Galaxy Education di Vietnam
Pijar sendiri senantiasa mengembangkan fitur dan layanan yang mengakomodasi seluruh kebutuhan dunia pendidikan secara digital. Dengan kolaborasi berkelanjutan antara teknologi dan pendidikan, ke depannya diharapkan sistem pembelajaran dan evaluasi di Indonesia semakin efisien, akurat, dan menjangkau lebih banyak peserta didik tanpa batasan wilayah.