Techverse.asia - Setelah dua tahun mengalami masa koreksi, ekosistem usaha rintisan atau startup di kawasan Asia Tenggara mulai menampakkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari struktur yang semakin matang serta tata kelola yang baik, Indonesia sendiri dinilai sudah siap untuk menjadi motor utama kebangkitan startup mulai tahun depan.
"Setelah periode rekalibrasi selama dua tahun terakhir, Antler melihat fase pertumbuhan anyar dengan fondasi yang lebih kuat," papar Co-founder sekaliugs Managing Partner Antler Southeast Asia Jussi Salovaara lewat keterangan tertulisnya kami kutip, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Hangry Kumpulkan Pendanaan Seri A dari Alpha JWC Ventures, Ekspansi ke Malaysia?
Jussi menyampaikan, dalam kurun waktu 18 bulan ke belakang, sektor pendanaan startup di kawasan Asia Tenggara sedang menghadapi fase penataan yang disebut oleh para pelaku sebagai periode 'koreksi sehat'. Sejumlah kasus dengan profil tinggi yang mencuat di sektor modal ventura turut mendorong munculnya penegakan hukum dan akuntabilitas di level startup.
"Pemulihan itu tampak dari ketahanan makroekonomi, standar tata kelola yang meningkat, dan kedispilinan penggunaan modal di kalangan para pendiri perusahaan rintisan. Indikasi awal pemulihan ekosistem startup baru dimulai, namun konsisten dan mengarah pada siklus yang lebih berkelanjutan," terang dia.
Optimisme itu datang dari startup penyedia layanan eSIM global, Airalo yang sekarang menyandang status startup unicorn dan merupakan portofolio awal pendanaan yang dilakukan oleh Antler sejak tujuh tahun lalu. Menurutnya, Airalo memberi alasan guna bisa optimistis.
"Airalo menjadi contoh bahwa para pendiri (founder) startup hebat yang membidik pasar global sejak awal dapat membangun bisnis kelas dunia yang berkelanjutan," katanya.
Baca Juga: Antler Gandakan Investasinya di Asia Tenggara, Tanam Modal Senilai Rp1,1 Triliun untuk Startup
Generasi pendiri startup tersebut kekinian, lanjutnya, punya kualitas berbeda dibanding satu dekade silam. Antler menemukan bahwa founder yang mereka temui kini bisa terbilang sebagai angkatan founder terbaik dalam kurun waktu tersebut. Startup periode 2023-2025 menunjukkan unit economics yang sehat, traksi pendapatan awal, dan potensi ekspansi lipat negara.
"Beberapa di antaranya bahkan melakukan ekspansi ke pasar global yang lebih cepat dibanding generasi pendahulunya. Kami mencontohkan startup portofolio asal Indonesia seperti SPUN, Gapai, dan Match Mode yang telah mengadopsi model 'born global' sejak awal," katanya.
Pendekatan tersebut menunjukkan bahwa pendiri startup tak lagi mengejar valuasi semata, namun membangun pertumbuhan yang berkelanjutan dan bisa diskalakan. Di samping itu, Antler juga ikut menyoroti data dari KPGM Venture Pulse Q3 2025 yang menunjukkan peningkatan aktivitas exit di Asia.
"Nilai IPO sampai akhir kuartal ketiga (Q3) tahun ini telah melampaui nilai exit sepanjang tahun lalu," imbuhnya.
Baca Juga: 7 Startup Terima Modal US$2,8 Juta Melalui Program Antler AI Disrupt
Partner Antler Indonesia Agung Bezharie Hadinegoro menyatakan bahwa itu adalah fase koreksi yang tak mudah, tapi dibutuhkan. Sekarang, minat investor asing mulai berangsur kembali ke wawasan. Pihaknya melihat penegakan akuntabilitas mulai berjalan, dengan sejumlah proses hukum yang tengah berjalan.
"Kepercayaan market mulai berangsur terbentuk kembali. Ketahanan makro, perbaikan tata kelola, dan generasi pendiri perusahaan rintisan yang disiplin menjadikan Indonesia pasar yang patut untuk diperhatikan pada 2026," ujar Agung.
Momentum pemulihan tersebut harus dimanfaatkan guna memperkuat kualitas ekosistem regional. Menurut dia, momentum kawasan Asia Tenggara untuk menjadi ekosistem startup yang diidamkan, yaitu ekosistem yang selektif, transparan, dan kompetitif secara global.
Sebagai tanggapan atas dinamika itu, lima asosiasi perusahaan modal ventura di kawasan pada April tahun ini menghadirkan Maturation Map, yang merupakan kerangka tata kelola yang menekankan pada lima pilar: Active Diligance, ekosistem penasihat, pemanfaatan teknologi, penegakan kepatuhan, dan standar yang tinggi.
Baca Juga: Ekosistem Startup Indonesia Tumbuh Positif, Endeavor Tambah 9 Endeavor Entrepreneurs















