Techverse.asia - Remind, perusahaan rintisan yang berfokus pada pemrosesan limbah elektronik berkelanjutan di Indonesia, telah mengamankan pendanaan sebesar US$1,3 juta atau setara dengan Rp21,18 miliar dalam putaran investasi yang dipimpin bersama oleh Bali Investment Club dan Beenext dan diikuti oleh Spiral Ventures.
Modal segar tersebut akan mendukung fase pertumbuhan Remind berikutnya saat meningkatkan infrastruktur fisik dan mempercepat operasi pemulihan logam dari barang elektronik yang dibuang.
Baca Juga: Whale Amankan 2 Putaran Pendanaan Seri C, Totalnya Hampir Rp1 Triliun
Limbah elektronik adalah aliran limbah yang tumbuh paling cepat di dunia, dan Indonesia berada di peringkat sepuluh besar kontributor global. Meskipun ada risiko lingkungan, hanya 10 persen limbah elektronik di negara ini yang didaur ulang dengan benar.
Seiring dengan beralihnya industri ke sumber logam daur ulang daripada logam tambang, startup seperti Remind diposisikan di persimpangan antara keberlanjutan dan inovasi. Didirikan lima tahun lalu, Remind mengumpulkan alat elektronik bekas dari produsen dan organisasi.
Setelah itu, Remind membongkarnya guna mengekstrasi logam berharga seperti emas, perak, hingga tembaga. Sejak diluncurkan pada September 2023, Remind mengklaim telah mengelola hampir 3.500 ton limbah elektronik.
Baca Juga: Phygital, Terobosan Untuk Mengurangi Limbah Tekstil Dalam Industri Fesyen
Startup ini menargetkan untuk mencapai 6.000 ton pada akhir tahun ini dan 90 ribu ton pada 2030. Remind sendiri telah memanfaatkan potensi besar limbah elektronik di dalam negeri yang ditaksir mencapai 1,9 juta metrik ton pada 2022.
Dengan pendanaan baru tersebut, Remind berencana untuk membangun kemampuan pemisahan fisik yang canggih untuk meningkatkan pemulihan logam. Meskipun demikian, ambisi mereka masih lebih jauh lagi.
Chief Executive Offcier (CEO) Remind Dzikri Soefihara mengungkapkan, rencana Remind untuk akhirnya mengintegrasikan teknologi pemurnian hidrometalurgi dan pirometalurgi, yang secara efektif mengubah mereka menjadi peleburan yang lengkap.
Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengelola pengumpulan hulu dan pemrosesan material hilir - menciptakan sistem loop tertutup untuk limbah elektronik Indonesia.
Baca Juga: Alasan Generasi Milenial dan Z Tertarik Lakukan Zero Waste Movement
"Pendanaan baru ini memungkinkan kami untuk membangun infrastruktur penting dan meningkatkan skala operasi. Namun yang lebih penting, hal ini membawa kami lebih dekat ke visi kami untuk membuat daur ulang limbah elektronik dapat diakses dan berdampak di seluruh Indonesia," ujar Dzikri dikutip Techverse.asia, Rabu (27/5/2025).
Model bisnis yang dijalankan oleh Remind sangat relevan untuk pasar negara berkembang di seluruh kawasan Asia Tenggara, di mana infrastruktur daur ulang terbatas, namun permintaan untuk bahan yang berkelanjutan meningkat.
Geografi Indonesia yang luas dan konsumsi elektronik yang sedang berkembang pesat menghadirkan tantangan sekaligus peluang yang matang untuk solusi yang dapat diskalakan dan digerakkan oleh teknologi seperti Remind.
Bagi para pendiri startup dan pembangun ekosistem, lintasan Remind menawarkan cetak biru untuk menggabungkan dampak lingkungan dengan profitabilitas operasional - kombinasi yang semakin berharga dalam lingkaran usaha.
Baca Juga: Blibli Gandeng Adidas Gelar Program Tukar Tambah Sepatu, Dapat Diskon Rp200 Ribu
"Solusi milik Remind menggabungkan profitabilitas dengan dampak lingkungan yang positif," terang Managing Partner Bali Investment Club Nicolo Castiglione.
Ia mengatakan bahwa yang paling mengejutkannya adalah daya tarik yang cepat dan menguntungkan yang dicapai Remind sejak hari pertama dalam perdagangan limbah elektronik internasional.
"Sangat jarang menemukan perusahaan rintisan yang berdampak tinggi dan sehat secara finansial di bidang ini," katanya.
Mitra Beenext Faiz Rahman menambahkan, pendekatan Remind terhadap daur ulang limbah elektronik memposisikan mereka untuk mengganggu industri.
Baca Juga: Gelatah: Startup yang Optimalkan Limbah Jelantah Jadi Beragam Produk Perawatan Kulit
"Fokus mereka pada keberlanjutan dan efisiensi operasional sejalan dengan misi kami untuk mendukung para pendiri visioner yang membangun platform yang dapat diskalakan dan berjangka panjang," ujarnya.